PD BPR BKK Semarang Tengah
Sukses dengan Jemput Bola
Tak ada gentar meski badan perkreditan rakyat menjamur. Strategi jemput bola terbukti membuat BPR ini tahan gempur.
PD BPR BKK Semarang Tengah saat ini merupakan gabungan atau merger dari seluruh PD BPR BKK yang ada di kota Semarang, yaitu PD BPR BKK Genuk, Mijen, Gunungpati, Gayamsari, Tugu, Banyumanik, Semarang Timur, dan Semarang Barat. Masuknya bank umum dan lembaga keuangan mikro ke pasar kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di pasar tradisional tingkat kecamatan, menyebabkan persaingan bisnis semakin ketat bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Namun, bagi PD BPR BKK Semarang Tengah masalah tersebut menjadi tantangan untuk meningkatkan kreativitas, meningkatkan pelayanan, serta menjalankan efisiensi agar kegiatan bisnisnya tetap eksis di tengah gempuran bank umum. Supriyadi, Direktur Utama PD BPR BKK Semarang Tengah mengatakan, cepat atau lambat, persaingan bisnis itu tetap terjadi. Makanya, perlu adanya penataan agar persaingan menjadi sehat. Setidaknya, harus meningkatkan daya saing. “Walaupun Bank Umum sudah merambah pasar tradisional tingkat kecamatan, KSP menjamur dan jumlah BPR bertumbuh pesat serta bank thithil (harian, red) masih hidup, hal tersebut justru memotivasi kami agar tetap eksis. “ Terbukti, secara umum kinerja PD BPR BKK Semarang Tengah dari sisi laba tahun berjalan Desember 2010 mencapai Rp 4,52 miliar atau tumbuh sebesar 45,38% dari periode yang sama tahun 2009 yang hanya Rp 3,11 miliar. “Sementara dari kinerja kredit yang disalurkan tumbuh 16,67% dari sebelumnya Rp 53,12 miliar menjadi Rp 61,69 miliar di akhir tahun 2010. Untuk asset pada posisi Desember 2010 mencapai Rp 89,74 miliar, naik sebesar Rp 21,712 miliar atau 31,91% dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 68,030 miliar,” lanjutnya. Alumnus Untag Semarang ini menambahkan, naiknya dana yang dihimpun ini salah satunya didukung dengan keberadaan produk Tamades X-tra yang diluncurkan sejak awal tahun 2010. Program yang diundi setiap empat bulan ini mendapat respon cukup baik. Bila dilihat dari dana yang diraup melalui Tamades X-tra pada Desember 2010 telah mencapai Rp 6,13 miliar atau tumbuh 212% dibandingkan saat periode I bulan Maret 2010, sebesar Rp 1,96 miliar. “Undian Tamades X-tra ini diselenggarakan untuk menggairahkan masyarakat agar gemar menabung sekaligus menunjang pencapaian dana simpanan,” jelas Supriyadi, saat ditemui LIFESTYLE di ruang kerjanya. Dia menambahkan, tidak hanya dari sisi jumlah dana simpanan saja yang mengalami pertumbuhan tetapi juga dari sisi nasabah penabung Tamades X-tra yang meningkat tajam hingga 92%. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat cukup tinggi kepada PD BPR BKK Semarang Tengah yang merupakan milik Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang. Kiat sukses Kiat sukses PD BPR BKK Semarang Tengah, menurut Supriyadi, adalah dengan menempatkan pelayanan menjadi nomor satu, dan mengutamakan pelayanan personal dengan baik. Artinya, pelayanan yang sederhana, cepat, tidak bertele-tele, dan aksesnya didekatkan. Untuk pengembangan usaha kredit mikro salah satunya dilakukan dengan jemput bola, yaitu menjemput nasabah yang ada di pasar, di desa maupun di pusat-pusat perdagangan lainnya. Jemput bola itu memang mutlak dilakukan oleh lembaga keuangan mikro yang ingin dekat dengan nasabahnya dan selalu mengikuti trend pasar, dan peka terhadap perubahan yang terjadi. Sasarannya masyarakat yang belum banyak berkenalan dengan sistem perbankan. Umumnya, masyarakat yang ingin membuka usaha atau memperluas usahanya. Karena itu, pertama-tama mereka harus terlebih dahulu diperkenalkan kepada bank. Lembaga ini sabar memberi informasi tentang tersedianya kesempatan memperoleh modal, dan bagaimana cara mengambil kredit. Intinya memberikan pengalaman kredit yang menyenangkan. Fasilitas plus lainnya, petugas sanggup mengantarkan kredit ke nasabah, rajin mengambil cicilan dan bunga, dan memberi penghargaan ketika nasabah melunasi kreditnya dengan baik. *** (El)
Recent Comments