Cermin

“The 100” karya Michael H

Senin, 12 Rabbiul Awal. Dalam penanggalan masehi kala itu tahun 571. Hari itu seorang bayi bernama Muhammad lahir. Dialah manusia pilihan yang dalam buku “The 100” karya Michael H. Hart menempati urutan pertama dari seratus tokoh paling berpengaruh sepanjang masa.

Buku setebal 576 halaman ini mengisahkan kesuksesan Muhammad dalam membangun agama, sistem politik dan pemerintahan yang berorientasi pada keseimbangan dunia dan akhirat. Di masa kepemimpinannya, Islam mencapai apa yang disebut “The Golden Age” dan mustahil ditandingi oleh pemimpin manapun.
Muhammad meninggal pada 634 Masehi di usia 63 tahun. Telah 1377 tahun dia tiada, namun ajaran-ajarannya tetap diamalkan umatnya. Bahkan saban tahun, kaum muslimin selalu mengenang hari kelahirannya dalam sebuah peringatan yang lazim disebut Maulid.
Sayangnya di beberapa daerah di tanah air diadakan pesta dan ritual-ritual khusus yang terkadang melenceng dari akidah. Dan Sang Nabi pun tak menginginkan Maulid diperingati dengan sebuah hal-hal yang berlebihan. Sebenarnya esensi utama Maulid adalah meneladani sikap dan sifat Nabi Muhammad SAW. Karena dialah “Uswatun Hasanah”, suri tauladan yang baik dan benar.
Banyak perilaku Nabi Muhammad yang mesti kita teladani, salah satu diantaranya kesederhanaan. Nabi hanya tidur beralaskan tikar usang. Dan sampai akhir hayatnya, tak sepeserpun harta yang diwariskan pada keluarganya.
Lalu pertanyaan apakah Muhammad orang miskin? Tentu tidak. Sebelum menerima wahyu kerasulan Nabi Muhammad adalah pebisnis ulung. Kekayaan Nabi terus berlipat setelah menikah dengan saudagar kaya, Siti Khadijah.
Namun harta Nabi kian menyusut lantaran dipakai memperjuankan Islan dan dibagi-bagikan kepada kaum dhuafa. Pernah suatu ketika nabi menerima uang 90.000 Dirhan. Uang itu ditaruh di dalam masjid lantas. Kemudian Nabi sholat tanpa menoleh sedikitpun ke ara duit yang tergeletak itu. Malah sehabis sholat uang tersebut dibagi-bagikan kepada fakir miskin.
Mungkin pemimpin-pemimpin negeri ini tak pernah membaca tarikh keteladanan Nabi Muhammad. Atau barangkali mereka tahu tapi pura-pura tidak tahu. Buktinya korupsi kian merajalela. Lihat saja drama kasus Gayus Tambunan terus-menerus menyeret nama petinggi-petinggi negeri ini.
Ya……..sebagai orang kecil kita hanya bisa berdoa: “Semoga peringatan Maulid kali ini para pemimpin kita bercermin dari kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.”
Posted by on Feb 26th, 2011 and filed under Inspirasi. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response by filling following comment form or trackback to this entry from your site

Leave a Reply

Refresh Image
*