Sudut Pandang

Sudut Pandang

nasib Arifinto

Sungguh nahas nasib Arifinto. Sebuah jepretan salah seorang wartawan foto langsung melengserkannya dari kursi wakil rakyat. Dia ketangkap basah membuka konten porno dalam komputer tablet miliknya. Dia juga mengakui perbuatannya itu.

Beragam komentar langsung datang bertubi-tubi, baik dari koleganya sesama anggota dewan maupun dari khalayak ramai. Mayoritas mencaci, menyindir bahkan menuntut agar dibui. Tapi ada pula yang menyanjung dengan menyebut Arifinto sebagai ‘pahlawan’.

Beberapa gelintir politisi senayan ini berdalih: Arifinto menjadi ikon tumbuhnya budaya malu di kalangan anggota dewan lantaran mengudurkan diri secara sukarela, tanpa paksaan dari siapapun. Maka julukan ‘pahlawan’ disematkan.

Tentu saja kita sah-sah saja kalau ketawa atau mengepalkan tangan mendengar pendapat ini. Nonton materi pornografi saat sidang paripurna malah dibilang ‘pahlawan’, apa sebenarnya maksud mereka ini?  Apakah hal ini menandakan bahwa para wakil rakyat selama ini memang tidak punya ‘kemaluan’?

Sejumlah realitas mungkin bakal membuka mata kita bahwa asumsi tersebut benar adanya. Tidur dan baca koran, ngerumpi diluar materi persidangan, asyik dolanan Blackbarry merupakan sejumput tindakan indisipliner wakil rakyat kita ketika sidang.

Dan yang lebih lucu lagi, di tengah penderitaan rakyat yang kerap ditimpa bencana demi bencana, mereka malah minta gedung baru super mewah yang konon harganya mencapai 1,2 triliun. Alasannya untuk menunjang kinerja agar lebih produktif.

Memang benar, jika kita hidup di rezim, yang katanya, menjunjung tinggi Hak Asasi dimana kita bebas berbicara menurut sudut pandang masing-masing. Namun bukan berarti kita bisa ‘membenarkan’ kelakuan yang tidak benar dengan bermacam alasan yang bisa dibenarkan menurut akal.

Posted by on Apr 26th, 2011 and filed under Editorial. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response by filling following comment form or trackback to this entry from your site

Leave a Reply

Refresh Image
*