Sistem pendidikan sesungguhnya tak hanya menelorkan sarjana, tapi melahirkan generasi yang kompetibel dan siap kerja.
Dunia kerja saat ini menuntut personal yang kompetibel, bukan hanya jebolan universitas ternama. STIE PERBANAS Surabaya, menjawab tantangan itu dengan mempersiapkan generasi yang benar-benar siap kerja.
“Sebelum lulus kita sudah persiapkan khusus untuk menghadapi dunia kerja,” kata Prof. Dr. Tatik Suryani, Presiden STIE PERBANAS Surabaya saat wawancara dengan LIFESTYLE beberapa waktu lalu.
Di kampus yang berdiri kokoh di Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya inilah, mahasiswa digodok, bahkan mulai dari hal-hal dasar paling kecil seperti membuat surat lamaran, menghadapi wawancara kerja, psikotes, dll.
Kualitas plus lainnya, STIE Perbanas Surabaya juga mempunyai data base kualifikasi kompetensi mereka (mahasiswa). Jadi, setelah lulus dan diwisuda, Perbanas Surabaya bisa membantu menawarkan kepada pihak-pihak terkait, seperti Bank dan perusahaan-perusahaan.
Ini tentu sangat menguntungkan bagi mahasiswa. Mereka yang berpotensi dan memiliki kualifikasi kompetensi, lebih mudah mendapatkan pekerjaan sekaligus beradaptasi di dunia kerja.
ReBAF
Keberhasilan visi, misi pendidikan, atau sebuah program tentulah harus didukung dengan kemudahan mahasiswa dalam mengakses hal-hal yang terkait dengan sistem pendidikan itu sendiri. Karenanya, dari program hibah K1beberapa waktu lalu, STIE PERRBANAS Surabaya membuat sebuah pusat pangkalan data perbankan dan keuangan yaitu Repository Bank and Finance (ReBAF).
Kata Prof. Tatik, “ReBAF ini terinspirasi karena Perbanas Surabaya merupakan ‘kepunyaan’ dari Institusi Perbankan. Itulah mengapa Perbanas Surabaya harus berbuat sesuatu untuk industri perbankan.”
ReBAF sendiri adalah pengembangan disain dari pusat pangkalan data yang sudah ada dan dipunyai oleh Perguruan Tinggi-Pergururuan Tinggi ternama lain di Indonesia.
Alumnus Program Doktor Ilmu Ekonomi (Manajemen) Universitas Airlangga ini menjelaskan, secara garis besar ReBAF merupakan perspektif perusahaan, kinerja, dan hasil penelitian perbankan. Sehingga masyarakat, khususnya mahasiswa, memiliki banyak informasi tentang dunia Perbankan.
Bagi mahasiswa, sebagai pengguna utama dari program ReBAF, jauh lebih mudah mengakses data untuk membantu mereka dalam perkuliahan, hanya dengan mengakses ke www.library.perbanas.edu. Terbukti, hingga saat ini tercatat jumlah kunjungan ke website tersebut terus meningkat.
Kampus Unggul & Unggulan
Peningkatan kualitas sistem pendidikan di Perbanas Surabaya ini pun diakui banyak pihak. Terbukti, tahun 2011 ini, di lingkup pendidikan kopertis wilayah VII Jatim, Perbanas Surabaya mendapat anugerah sebagai “Kampus Unggul dan Unggulan” untuk kelompok Perguruan Tinggi non Universitas di bidang kelembagaan, tata kelola, penelitian dan pengabdian masyarakat, dan kemahasiswaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Prestasi ini memang bukan kali pertama. Hebatnya, Perbanas Surabaya berhasil mempertahankannya.
Tapi sebuah pengembangan memang tak akan pernah berhenti seiring jaman. Maka target yang ingin dicapai berikutnya adalah mendapatkan program PHK 1 untuk verifikasi Oracle dan Marketing, dan Progrna S2 Work Management. Selain dua target tresebut, wanita kelahiran Pacitan, April 1966 ini juga mentargetkan jumlah mahasiswa bisa terus meningkat tiap tahun.
Proses menjadi Institut
Persaingan dunia kerja yang makin kompetitif, harus diimbangi dengan kemampuan lembaga pendidikan membekali mahasiswa dengan meningkatkan kemampuan setara dengan teknologi yang terus berkembang. Salah satu implementasinya, selain meningkatkan kualitas akademik, STIE Perbanas Surabaya saat ini sedang dalam proses pengembangan menuju status Institut.
Prof. Tatik mengungkapkan, ”Kami sudah menyiapkan lahan seluas 2 hektare di daerah Wonorejo, Surabaya, untuk membangun prasarana gedung perkuliahan. Saat ini sedang dalam tahap pembangunan.”
Dia optimis, sebelum tahun 2014 gedung baru di daerah Wonorejo Surabaya sudah bisa dioperasionalkan sambil menyiapkan dan melengkapi syarat-syarat yang diperlukan.
”Namun kampus yang ada saat ini di Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya, akan tetap menjadi kampus pusat dari Perbanas Surabaya,” tambahnya.
Di ujung wawancara, ia menyiratkan harapan terhadap peningkatan kualitas akademi ini menjadi sebuah Institut Perguruan Tinggi. ”Semoga Perbanas Surabaya menjadi besar,” pungkasnya.
Kartini Masih Ada
Berbincang tentang Hari Kartini tahun ini, Prof. Tatik memandang bahwa pada dasarnya perempuan itu adalah ibarat sebuah kunci yang menentukan, baik di rumah maupun dalam pekerjaan.
“Jika perempuan itu berpengetahuan dan berkomitmen, saya pikir dimanapun dia, kalau mau mengusahakan yang terbaik untuk memberikan manfaat, hasilnya pasti akan bermanfaat,” katanya.
Istri Ali Murtadlo, SH ini menambahkan, saat ini sudah banyak penerus Kartini. Dalam arti, banyak perempuan yang bisa melakukan perubahan, meskipun tidak besar.
“Perempuan yang bisa merubah keluarganya, atau merubah masyarakat sekecil apapun, kalau bisa membuat kehidupan lebih baik, saya pikir itulah Kartini.” tegasnya.
Ia kemudian mencontohkan beberapa nama tokoh-tokoh wanita Surabaya seperti Nurul Sudoko dan Tri Rismaharini (Walikota Surabaya) sebagai figur Kartini masa kini. Itu artinya, semangat Kartini akan terus ada. *** (juslich-Reporter Lifestyle)