Entah disadari atau tidak, kita sering secara spontan menyalahkan orang lain atas penilaian atau hal buruk yang terjadi pada kita.
Sepasang suami istri baru pindah ke sebuah kontrakan di perkampungan padat penduduk. Seminggu berada di tempat yang baru, sang istri memperhatikan, setiap pagi tetangga-tetangga di sekitar rumah mereka selalu menjemur pakaian di depan rumah. Janggalnya, si istri melihat cucian mereka tetap saja kotor.
“Aneh ya Pa, kenapa orang-orang kalau mencuci pakaian tidak bersih? Kotorannya masih tebal begitu!” katanya pada sang suami.
Tiga hari berikutnya, sang istri masih berkomentar bahwa cucian warga yang dijemur di depan kontrakan mereka itu masih sangat kotor. Sementara sang suami hanya diam saja mendengar komentar-komentar istrinya. Lalu pada hari ke-10, si istri memberikan komentar lagi seperti biasa.
“Nah, itu baru bersih. Pak, lihat cucian mereka sekarang menjadi bersih sekali. Tapi kenapa kemarin-kemarin cucian mereka begitu kotor ya?” gumam si istri.
“Tadi pagi saya bangun pagi-pagi sekali. Saya bersihkan semua kaca jendela rumah kita sampai betul-betul bersih,” jawab suaminya seraya pergi meninggalkan si istri yang masih bengong.
**
Kisah itu rasa-rasanya tak asing buat kita ya? Tiap kali merasa ada yang tak ’beres’ atau tak sesuai harapan, enteng saja kita menuding orang lain yang menjadi biang. Hampir tak pernah secara sukarela kita membalikkan telunjuk ke arah diri kita sendiri, yang mesti banyak introspeksi.
Pada dasarnya, kehidupan ini berkaitan erat dengan persepsi, yaitu cara pandang berdasarkan pola pikir dan perilaku individu masing-masing. Setiap orang dapat mendeskripsikan situasi atau kejadian secara berbeda berdasarkan penglihatan mereka. Persepsi itu akan mempengaruhi pola pikir serta tindakan kita selanjutnya.
Realitas kehidupan ini terbentuk oleh persepsi atau cara pandang kita terhadap segala sesuatu. Apa yang Anda yakini, itulah yang Anda terima. Tetapi seandainya kita mampu mengubahnya (persepsi) menjadi positif, maka segala sesuatu dalam kehidupan ini akan nampak lebih menyenangkan.
Dr. Wayne Dyer mengatakan, “When you change the way you look at things, the things you look at change.”
Ketika Anda mengubah cara pandang terhadap sesuatu, maka apa yang Anda lihat akan berubah. Inilah beberapa hal pokok untuk menghancurkan persepsi negatif dan menciptakan kehidupan yang seharusnya kita nikmati.
Persepsi positif
Biasakan diri untuk fokus pada nilai-nilai positif, maka persepsi kita menjadi lebih positif. Contoh ketika kita fokus pada kekurangan seseorang, maka kita akan terus mencari kekurangannya. Tetapi jika kita fokus pada kebaikan seseorang, maka kita akan terus berusaha mencari kebaikan di dalam dirinya dan semakin tertarik pada orang tersebut, bahkan terinspirasi olehnya.
Sama seperti awal orang sedang dalam masa pacaran, pasti masing-masing memandang pasangan serasa tak memiliki kekurangan, karena yang terlihat hanya kelebihannya saja. Dalam masa itu, masing-masing pihak menampilkan sisi yang terbaik dari diri mereka. Hari-hari senantiasa romantis, sebab dalam hubungan itu masing-masing hanya fokus pada sifat-sifat yang positif dan menarik. Semakin ia fokus pada kualitas positif, maka ia pun melihat pasangan semakin menakjubkan sehingga makin jatuh cinta.
Henry Ford mengatakan, ”If you think you can or if you think you can’t either way you’re always right.”
Jika Anda berpikir Anda bisa, maka itulah yang akan terjadi. Begitupun sebaliknya. Karenanya, jagalah persepsi agar tetap positif dengan selalu berpikir dan bersikap optimis. Berpikir dan bersikap optimis tentu membantu persepsi Anda lebih jernih, sehingga nampak jelas peluang-peluang baru yang dapat menolong situasi Anda atau memandu Anda menuju sukses dan kebahagiaan. Cobalah berpikir terbuka. Bersedialah untuk belajar tentang banyak hal.
Banyak hal yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Area tinggal, tempat kerja, keluarga, semua berpotensi menciptakan problematika dalam visualisasinya sendiri. Jika kita tak pintar menyikapi, kesimpulan yang kita ambil malah akan merugikan diri sendiri. Karena tidak mungkin seseorang menguasai semua ilmu atau menyelami pikiran banyak orang di dunia. Jadi sebaiknya jangan terburu-buru menciptakan kesimpulan, tapi carilah pelajaran positif yang dapat dipetik sebagai bekal untuk berpikir dan bertindak lebih bijaksana.
Pernahkan Anda perhatikan, orang-orang yang hidupnya cukup sukses di dunia ini senantiasa menjaga persepsi mereka tetap positif. Sehingga sikap dan tindakan mereka juga positif, contohnya tekun berusaha, rendah hati, disiplin, cermat atau berhati-hati dalam segala hal dan lain sebagainya. Disamping itu, mereka mampu melakukan tanggung jawab dengan baik dan menghasilkan karya luar biasa.
Persepsi itu laksana ‘kaca jendela’ untuk melihat segala sesuatu nampak baik atau buruk. Ketika Anda mampu menjadikan persepsi selalu positif, maka Anda juga mempunyai kekuatan untuk melihat segala hal dengan lebih jernih, penuh optimisme, semangat, kasih sayang, cinta, dan sebagainya, sehingga membantu Anda selalu bersikap positif dan tidak menyerah pada keadaan sesulit apapun untuk meraih sukses dan kebahagiaan. Karenanya, jika Anda ingin mencapai hasil akhir yang menyenangkan, jangan pernah membiarkan ‘kaca jendela’ Anda kotor. ***
Recent Comments