Pemerintah terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan. Pasalnya SMK dinilai menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan menengah umum yang kini disorot banyak menghasilkan pengangguran terdidik. Betapa tidak, lulusan sekolah menengah umum yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi maksimal hanya 17 persen. Sedangkan sisanya mencari pekerjaan dengan ijasah sekolah menengahnya meski tanpa keterampilan yang memadai.
Kiprah SMK dalam mengatasi pengangguran sudah terbukti. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Semarang misalnya. Tiap tahun lulusannya seratus persen terserap di dunia kerja. SMKN 6 Semarang memiliki empat program keahlian: Tata Kecantikan, Jasa Boga, Akomodasi Perhotelan dan Butik. Kini jenis keahlian tersebut sangat dibutuhkan dunia industri.
Walhasil banyak perusahaan yang kepincut untuk mendapat tenaga kerja dari lulusan SMKN 6 Semarang. Tingginya permintaan menyebabkan pihak SMKN 6 Semarang merasa kewalahan. Pihak sekolah belum mampu untuk menyuplai sepenuhnya. Pada program keahlian kecantikan malah kekurangan stok. Sebab tidak banyak sekolah yang mendidik para ahli kecantikan menengah. Saking banyaknya permintaan, sampai-sampai siswa yang belum lulus pun sudah banyak dipesan berbagai perusahaan.
Lulusan bermutu tak lepas dari sistem pembelajaran. Selain mata pelajaran umum, SMKN 6 Semarang juga menggenjot program magang. Kerja sama telah dijalin dengan berbagai perusahaan di dalam maupun luar kota. Bahkan on the job training (OJT) atau pelatihan kerja juga dilakukan dengan beberapa resort di Malaysia dan Singapore.
Jalinan kerjasama dengan pihak luar negeri ini memang bukan perkara gampang. Prosesnya agak rumit. Kendalanya terutama menyangkut jarak, perbedaan karakter dan prosedur perijinan. Menyikapinya, komunikasi internsif terus diadakan dengan Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia. “Kita minta bantuan KBRI. Karena untuk menjalin hubungan dengan lembaga di luar negeri mesti lewat kedutaan besar,” kata Kepala Sekolah Ahmad Ishom.
Meski harus melewati birokrasinya cukup rumit, namun pengelola resort di luar negeri tersebut menyatakan puas terhadap kompetensi para siswa SMKN 6 Semarang. Menurut Kepala Sekolah, tanggapan para rekanan dari Singapura dan Malaysia sangat positif. Sehingga, mereka pun berharap kerjasama bisa berlanjut.
Terjalinnya kerjasama dengan pihak negera-negara lain tentu merupakan sebuah kebanggaan luar biasa. Tak pelak kemampuan bahasa asing, terutama bahasa inggris, perlu diperdalam sebagai sarana komunikasi. Apalagi SMKN 6 telah menyandang status Rintisan Sekolah Berstandar Internasional. “Kita upayakan anak-anak itu dalam pembelajaran mapel tertentu menggunakan bahasa Inggris,” ungkap pria 48 tahun ini.
Untuk meningkatkan kualitas, SMKN 6 Semarang menerapkan sistem penjaminan mutu ISO 2008. Diterapkan sejak 2007, sertifikasi ISO mampu membantu civitas akademika dalam menjalankan menejemen sekolah mulai dari perencanaan, koordinasi hingga evaluasi. Banyak manfaat yang dirasakan, yakni adanya konsistensi elemen sekolah dalam melaksanakan program kerja yang berimbas pada pemastian mutu pendidikan.
Dari sisi prestasi, SMKN 6 Semarang kerap menyabet gelar juara pada Lomba Ketrampilan Siswa, baik tingkat provinsi maupun level nasional. Penghargaan yang paling prestisius adalah juara II LKS Tingkat Nasional bidang Akomodasi Perhotelan. Foto para pemenang juga dipasang di lobi dan semua kelas agar siswa lain termotivasi untuk mengikuti jejak mereka.
Sekolah yang terletak di Jalan Sidodadi ini juga ditunjuk sebagai tempat uji kompetensi keahlian Tata Kecantikan, Jasa Boga, Akomodasi Perhotelan dan Butik. Alasannya, SMKN 6 dinilai memiliki sarana prasarana dan sumber daya manusia yang memadai.
Selain itu, SMKN 6 Semarang kerap dijadikan tempat studi banding daerah lain, baik Jawa maupun luar Jawa. “Dinas Pendidikan Provinsi Jateng kerap menunjuk kita untuk dijadikan referensi. Tidak semua sekolah yang dipercaya sebagai rujukan studi banding karena terkait kualitas,” kata Ishom.
Untuk menjaga kualitas lulusan, tentu ada seleksi. Di samping berotak encer, performace calon siswa pun diperhatikan. Tinggi minimal harus mencapai 150 cm untuk perempuan. Sedangkan laki laki diwajibkan memiliki tinggi 155 cm. Asumsinya selama masa studi siswa masih bisa bertumbuh sehingga dari sisi performa bisa layak jual.
“Bidang keahlian yang kami tawarkan memang menuntut siswa berpenampilan menarik, sehat dan tidak punya cacat fisik. Di sini performa dulu baru kemampuan intelektual. Bukan bermaksud diskriminatif, tapi itulah tuntutan dunia kerja,” jelas Ishom.
Teaching Factory
Sistim industrinya banyak. Ada hotel, tata boga, usaha, kecantikan. Hotel kita namanya propita hotel, ada kamar dan ruang pertemuan. Ada juga unit boga, kita menerima pesanan-pesanan makanan atau catering. Di sektor kecantikan kita punya industri pembuatan jamu seperti beras kencur, kunir asem dan ada juga salon, laundry. Kantin juga ada.
Pengolahan bisnis itu ada struktur unit industri. Sehingga unit produksi sekolah membawahi unit produksi atau sistim industri di tiap-tiap jurusan. Nanti akan kita latih dengan satu pola komunikasi pelaporan melalui media pelaksana di unit produksi atau sistim industri.
Kita mempunyai banyak karyawan kita dapat untung dari berbagai jurusan. Ada banyak misi selain mencari keuntungan, misalnya bisa untuk pelatihan bagi anak yang bisa menghasilkan keuntungan. Mereka kan berproses. Dalam pendidikan mereka perlu dilatih tapi dilatih yang menghasilkan produk itu. Tidak hanya untuk cuma-cuma atau katakanlah selesai melakukan pekerjaan tidak bisa mendapat untung di upayakan menguntungkan disebut production best training yang bisa di jual dan tidak semata mata selesasi begitu saja pulang terus dimakan sendiri.
Kita mempunyai merk produk sendiri tapi belum di patenkan, seperti kopi , permen , karena proses pelatihan, tapi karena kita ada pembebanan untuk karyawan. bagus ini sebenarnya makin tahun sudah bagus dan tambah besar kalau mindustri kan seperti itu, yang namanya sekolah ini sudah pinter dan harus di kembang kan lagi sampai bertambah besar dan murid-muridnya pun tambah pintar. Misi utama kita sebagai di pendidikan dan pelatihan adalah mengasilkan produk yang bisa di mual dan menguntungkan di dunia industry serta menjadikan siswa SMK siap kerja.