Perguruan tinggi merupakan lembaga yang specifik yang berbeda dengan institusi lainnya. Artinya, selain menghasilkan produk berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, perguruan tinggi juga menghasilkan Sumber Daya Manusia. Jadi perguruan tinggi tentu mempunyai peran yang sangat besar dalam pembangunan. Khususnya sebagai penyetor, pemasok dan penghasil SDM. “Kalau bicara pembangunan, mustahil rasanya bila dilepaskan dari aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan SDM. Sebab, SDM merupakan pelaku pembangunan. Dan pembangunan itu sendiri akan semakin bagus kalau dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Di sinilah perguruan tinggi atau pendidikan pada umumnya mempunyai posisi strategis dalam pembangunan,” jelas Rektor Universitas Ahmad Dahlan, Drs. Kasiyarno, M.Hum. Lalu bagaimana dengan perkembangan pendidikan kita? Tentu perkembangan tetaplah ada. Namun kemajuan Negara lain jauh lebih cepat ketimbang negeri ini. Secara umum bila dibandingkan dengan negeri tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia, tentu posisi Indonesia masih di bawah. Ketersediaan fasilitas perpustakaan misalnya. “Saya pernah mengunjungi universitas-unversitas di Singapura dan Malaysia. Perpustakaannya megah dan nyaman, koleksi bukunya komplit,” kata Pak Rektor. “Perpustakaan kita hanya sedikit lebih unggul dari pada Filipina dan Thailand.” Ketertinggalan ini mesti disikapi serius. Pembenahan sistem pendidikan, khususnya lembaga pendidikan tinggi, adalah keniscayaan. Hal ini merupakan tuntutan globalisasi. Sebab globalisasi tidak hanya terpaku pada di bidang ekonomi, perdagangan, politik atau budaya semata, tapi juga menyentuh sektor pendidikan. Jadi bukan kebetulan jika pemerintah melalui Kementerian Pendidikan pada tahun 2000 silam mewacanakan WCU (World Class University). Artinya perguruan tinggi di Indonesia didorong agar Go Internasional. Mutu sekaligus jaminan terhadap mutu tersebut harus jadi kebutuhan pokok untuk meningkatkan kualitas. Nah, dalam rangka peningkatan kualitas, Universitas Ahmad Dahlan telah menerapkan program penjaminan mutu ISO dari United Kingdom Acredition Services (UKAS), sebuah lembaga sertifikasi dari Inggris. Sertifikat pun diperoleh pada Desember 2010. Program sertifikasi ISO ini diterapkan sebagai langkah untuk meningkatkan mutu SDM. Karena penunjang mutu sebuah perguruan tinggi juga terkait SDM. Dan parameter pengembangan SDM itu harus Competens Base Human Resources, yaitu dengan meningkatkan level pendidikan para dosen. “Selain itu, kita memanfaatan teknologi informasi. Pembangunan sistem pendidikan harus berbasis pada IT. Dan target dari pemanfaatan IT tersebut maka UAD akan membudayakan paperless culture. Dengan langkah tersebut, UAD memasang target bisa menstabilkan kuantitas mahasiswa dan menambah kualitas dari segi IT,” kata Rektor. UAD sendiri memiliki beberapa fakultas yang cukup berkualitas. Diantaranya fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Selain itu, fakultas Farmasi termasuk salah satu fakultas unggulan. Selain akreditasinya A, memang UAD merupakan salah satu dari 3 perguruan tinggi di Indonesia yang sudah memiliki program Strata II untuk farmasi. Lebih spesifik lagi, jurusan farmasi UAD sedang mengembangkan obat herbal yang Islami. Artinya mengurangi kadar alkohol dan zat lain yang tidak diperbolehkan dalam Islam. Kosmetik islami pun tengah dikembangkan. Fakultas farmasi juga bekerjasama dengan perguruan tinggi dari China, yaitu Quan Xie Medical University. (Juslich)
Comments are closed