Kapan Amandel Perlu Dioperasi?

Pada pasien, lebih-lebih ibu dari pasien balita, seringkali tercetus pertanyaan yang sama, perlukah amandel dioperasi? Beberapa indikasi berikut, akan menjawab pertanyaan tersebut.  

Amandel atau bahasa medisnya tonsil atau tonsila palatina adalah merupakan kelenjar limfoid/getah bening yang terdapat dalam rongga mulut/  faring. Organ ini termasuk dalam sistem imun/pertahanan tubuh. Tonsil bersama dengan adenoid/tonsila faringeal dan tonsil lingual sering disebut cincin Waldeyer. ”Karena terhubung satu sama lain, maka apabila salah satu tonsil mengalami infeksi atau peradangan umumnya akan diikuti peradangan tonsil yang lain,” kata Dr. H. Bambang Purwoatmodjo, Sp.THT-KL. Peradangan/infeksi pada amandel disebut tonsilitis.

Lebih lanjut, Direktur Utama RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten ini menjelaskan, berdasarkan lamanya keluhan, tonsilitis dibagi tiga yaitu tonsilitis akut; bila keluhan kurang dari 3 minggu, disebut tonsilitis berulang/kronik bila terdapat 7 kali infeksi dalam 1 tahun atau 5 kali episode gejala dalam 2 tahun berturut-turut atau 3 kali infeksi dalam 1 tahun selama 3 tahun berturut-turut.

Gejala umum dari tonsilitis adalah demam, nyeri tenggorok, bau mulut, sulit dan nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening leher. Selain gejala umum diatas, pada tonsilitis manifestasi sumbatan jalan nafas juga sering dikeluhkan seperti tidur mengorok, bicara sengau/bindeng, henti nafas saat tidur (Obstructive sleep apnea),  nafas lewat mulut yang semuanya berdampak pada penurunan kualitas hidup seperti lemah, letih, lesu tak bersemangat, rasa mengantuk, gampang lelah, sulit konsentrasi sampai penurunan daya ingat.

Menurut rekomendasi AAO-HNS (American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery) indikasi klinik pengangkatan amandel/tonsil dengan atau tanpa adenoid adalah :

  • Pasien dengan serangan tonsilitis 3 kali atau lebih dalam satu tahun yang tidak mendapat manfaat dengan pengobatan medikamentosa yang adekuat.
  • Pembesaran tonsil yang mengakibatkan maloklusi gigi-geligi atau adanya efek samping gangguan pertumbuhan mulut/wajah (orofacial growth) yang terdokumentasi oleh dokter gigi.
  • Pembesaran tonsil yang mengakibatkan sumbatan jalan  nafas atas seperti ngorok, bicara sengau, gangguan/kesulitan menelan, henti nafas saat tidur (sleep apnea syndrom), atau komplikasi penyakit kardiopulmonal (endokarditis bakterialis dsb).
  • Abses peritonsil yang tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan medikamentosa.
  • Bau mulut atau nafas menetap akibat tonsilitis kronik yang tidak responsive dengan pengobatan.
  • Tonsilitis kronik yang diasosiasikan dengan infeksi kuman streptokokus yang tidak responsive dengan pengobatan antibiotik.
  • Pembengkakan tonsil satu sisi yang dicurigai keganasan.
  • Otitis media akut atau otitis media supurative kronik berulang yang diakibatkan oleh tonsilitis.

 

Apabila amandel yang ditemukan memiliki keluhan seperti diatas dan memenuhi indikasi klinis untuk di angkat/operasi, maka yang terbaik adalah demikian. Jangan lupa tetap berkonsultasi ke dokter spesialis THT untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat. ***

Posted by on Jul 3rd, 2011 and filed under Konsultasi. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response by filling following comment form or trackback to this entry from your site

Leave a Reply

Refresh Image
*