Mendidik Anak Down Syndrome

Down syndrome adalah kelainan genetik yang terjadi pada kromosom ke-21 pada berkas q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Anak-anak dengan down syndrome memang langsung dapat dilihat perbedaannya dengan anak normal. Wajah mereka bundar seperti bulan purnama (moon face), dengan mata sipit yang ujung-ujungnya tertarik ke atas. Sampai saat ini, belum diketahui apa penyebab kerusakan kromosom ke-21 yang menjadi pemicu kelainan genetis penyebab down syndrome ini. Diperkirakan ada beberapa factor yang berperan, seperti usia ibu yang sudah cukup lanjut, terpapar ultrasound USG lebih dari 400 kali, pengaruh alkohol, obat-obatan tradisional, dan lain-lain. Anak-anak down syndrome punya tiga karakter khas, yaitu secara intelektual rendah, secara mental terbelakang, dan secara fisik mereka juga lemah. Sebagai orangtua dari seorang anak dengan down syndrome, memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu anaknya dalam mencapai potensi terbaiknya. Tak dipungkiri, mayoritas orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome pada awalnya akan mengalami shock yang mengakibatkan depresi, sedih, berkabung, merasa takut, marah, kecewa, dan tak berdaya. Wajar apabila awal mengetahui anak menderita kelainan, orang tua sedih. Namun dijamin pencapaian selanjutnya sangat signifikan dan menarik untuk dilihat. Dan sangat dianjurkan bagi semua orang tua yang anaknya mengalami down syndrome, agar anak sejak bayi sampai usia 3 tahun mengikuti program interval awal dimana program-program ini biasanya memiliki staf yang terlatih untuk memantau dan mendorong perkembangan anak secara intensive. Mengakrabkan diri dengan anak adalah salah satu kunci yang paling penting bagi para orangtua untuk menjaga ketahanan mereka dan untuk menyadari apa yang dihadapi untuk penyesuaian diri dengan kondisi yang ada. Mencapai keterampilan dasar anak seperti belajar untuk makan sendiri dan memakai pakaian secara mandiri, memang sering memakan waktu lebih lama untuk anak-anak dengan down syndrome. Karena itu, menyisihkan waktu setiap hari untuk terus mendampingi anak berlatih dan menjaga sikap positif ketika membantu anak belajar menjalankan tugas-tugasnya sangatlah penting disertai dengan memberi semangat dan dorongan positif kepada anak untuk selalu mau belajar, bersosialisasi, dan aktif secara fisik. Misalnya, mendaftarkan anak di kelas dengan anak-anak lain pada usia yang sama. Selalu berinovasi dalam menciptakan cara-cara untuk selalu merangsang keterampilan berpikir anak dan hindari membuat tugas dan latihan yang semakin mempersulit cara berpikir mereka. Kebanyakan anak dengan down syndrome dapat dimasukkan ke dalam kelas regular karena mungkin mereka memerlukan kurikulum yang diadaptasi dan kadang-kadang dapat menghadiri kelas khusus. Pada akhirnya, banyak kok orang tua yang berhasil mengubah perasaan negatif menjadi positif. Punya hak sama Anak-anak berkebutuhan khusus, seperti juga anak dengan down syndrome, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan dan informasi sesuai yang ditetapkan dengan Undang-undang Negara. Hanya saja, penerimaan dari lingkungan dan harga diri dipengaruhi oleh seberapa baik orang tua dan anak menangani permasalahan ini. Secara social, remaja dan orang dewasa dengan down syndrome memiliki kebutuhan yang sama seperti orang normal. Kebanyakan mereka ingin berkencan, bersosialisasi, dan menjalani hubungan dengan lain jenis. Ketika anak down syndrome memasuki masa pubertas, perawatan yang tepat dan kebersihan tubuh menjadi sangat penting. Di bidang pengembangan perilaku, orang tua dapat membantu anak dengan mengembangkan keterampilan sosial dan perilaku yang tepat. Mendorong anak untuk mengambil bagian dalam kegiatan sekolah dan masyarakat, misalnya. Menyediakan kesempatan untuk membentuk persahabatan yang sehat juga penting untuk kebahagiaan anak dan menumbuhkan rasa memiliki. Jangan lupa mengajarkan untuk saling menghormati tubuhnya dan tubuh orang lain. Berbicaralah secara terbuka tentang moral berbasis agama. Disertai dengan memberikan pendidikan seks yang jujur dan dengan cara yang tepat agar anak mengerti. Dan orang tua mulai merencanakan untuk pengaturan masa depan anak seterusnya selama masa remajanya. Seorang dewasa dengan down syndrome akan mendapatkan manfaat saat bekerja di luar rumah dan melakukan kegiatan sosial. Memiliki gaya hidup aktif dengan belajar terus membuat siapa saja, termasuk orang dengan down syndrome, merasa lebih bersemangat dan merasa bahwa hidupnya bermakna. Rumah penitipan orang dewasa mungkin bisa menjadi pilihan. Atau mengikuti olimpiade khusus dan kegiatan lain yang menekankan proses latihan juga bisa jadi pilihan. **

www.simplesharebuttons.comBerbagi dengan teman ...Facebook2Google+0Twitter0tumblrPinterest0LinkedIn0

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: