Kini NKRI telah berusia 67 tahun, dan TNI pun bertekad akan terus mengawalnya serta akan terus mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 serta melindungi segenap bangsa, agar negara kesatuan ini tetap terjaga, aman dan terlepas dari segala bentuk ancaman dari manapun.
Tanggal 5 Oktober 2012 ini, usia TNI juga genap berusia 67 tahun. Sejarah kesetiaan TNI sebagai salah satu unsur kekuatan dan tulang punggung negara dalam menangkal segala bentuk rong-rongan dan gangguan serta keutuhan NKRI telah dibuktikannya.
Sampai kapanpun tugas pokok TNI tetap sama, tidak akan berubah, yaitu tetap terus mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarakan UUD 45 dan Pancasila.
Itu sebabnya pada peringatan ditengah-tengah era pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang ini mempunyai makna yang penting bagi prajurit TNI. Seperti dikatakan Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, pada segenap prajurit TNI Kodam IX/Udayana, agar senantiasa terus belajar dan berlatih dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian kepada bangsa dan negara, sesuai dengan tugasnya masing-masing.
“Di era global tantangan-tantangan di berbagai bidang dirasakan semakin tidak ringan, karena itu prajurit TNI khususnya Kodam IX/Udayana juga harus terus meningkatkan kualitas dan pengabdiannya, sehingga tetap menjadi tentara yang dicintai rakyat dan profesional serta memiliki mental spritual yang baik, ujar mantan Danjen Kopassus ini.
Karena itu, dalam upaya meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan negara, segenap jajarannya diminta selalu menggunakan pendekatan ”UDAYANA”, yang dapat dimaknai sebagai pemahaman dalam konteks dan aplikasinya pada pelaksanaan tugas sehari-harinya maupun dalam hubungannya dengan masyarakat.
Dibagian lain bicara tentang wilayah, Mantan Dan Pussenif Kodiklat TNI AD dan mantan Kasdam VI/TPR ini menjelaskan, Kodam IX/Udayana yang wilayah tugas dan tanggung jawabnya meliputi Korem 161/Wira Sakti. Korem 162/Wira Bhakti dan Korem 163/Wira Satya selain mempunyai tugas pokok menegakkan kedaulatan negara mempertahankan keutuhan wilayah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 45 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, juga termasuk wilayah daratan Bali dan Nusa Tenggara, dari segala bentuk ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Karena wilayah tugasnya juga meliputi perbatasan dengan negara tetangga seperti Timor Leste, dirinya tak segan untuk terjun langsung selain memantau perbatasan juga selalu mengunjungi dan berkomunikasi dengan masyarakat dan prajurit di perbatasan. Ini semua untuk memberi semangat prajurit dalam menjaga dan mengamankan perbatasan juga agar wilayah tersebut kondusif.
Seperti belum lama ini Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya beserta perwira Kodam IX/Udayana juga berkunjung ke perbatasan terkait adanya saling serang antara warga NKRI dan Timor Leste (RDTL).
“Saya sudah bertemu dan dialog dengan tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemerintah di perbatasan, disepakati untuk tidak saling serang antar warga. Masalah penyerobotan lahan itu diserahkan kepada mekanisme penyelesaian secara diplomatis pemerintah pusat dua negara.
“Saya juga meminta prajurit TNI dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL, agar terus bisa menjaga situasi kondusif, aman dan damai di perbatasan. Karena itu para prajurit dalam mengemban tugas perlu memegang motto, disiplin berpikir adalah jiwa dan sikap serta perbuatan adalah kehormatan ujarnya sambil menandaskan agar motto tersebut bisa dipegang teguh, agar tak terjadi tindakan diluar kendali dan prosedur.
UDAYANA
Sementara itu berkaitan dengan kata UDAYANA, Pangdam IX/Udayana yang pernah mengikuti tugas belajar di AS, Inggris dan Perancis ini menjelaskan, bahwa kata Udayana merupakan pedoman bagi setiap prajurit Kodam IX/Udayana dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
“Kata UDAYANA yang terdiri dari tujuh huruf itu mengandung makna mendalam yang menjiwai setiap prajurit Praja Raksaka sebagai pelindung dan pengayom Rakyat Sejati.
Adapun kata Udayana sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang secara rinci dan masing-masing huruf dapat dimaknai sebagai berikuti;
U : Utama (terbaik, unggul dan terpenting) yaitu Prajurit Praja Raksaka adalah prajurit yang memiliki sifat perwira /utama (tercantum dalam kode etik perwira/Budhi Bhakti Wira Utama) maksudnya manusia atau prajurit adalah mahluk yang paling utama dari seluruh ciptaan Tuhan. Sebagai mahluk paling sempurna dihadapan Sang Pencipta harus memiliki sifat-sifat utama dan terbaik, unggul serta terpenting meliputi kejujuran, keihklasan, bertanggung jawab dan tidak mementingkan diri sendiri.
D : Dharma (Kebenaran) yaitu Prajurit Praja Raksaka dalam melaksanakan tugas pokok, wajib berpedoman pada kebenaran hukum, dan aturan yang berlaku sesuai dengan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan delapan wajib TNI.
A : Ang, Ung dan Mang (Pencipta, Pemelihara dan Pelebur), yaitu Prajurit Praja Raksaka sejati sebagai pengayom, pelindung masyarakat harus mampu menciptakan dan memelihara stabilitas keamanan Bali dan Nusa Tenggara. Sebagai prajurit pejuang yang lahir dari rakyat mengayomi dan melindungi rakyat dan pada akhirnya kembali sebagai rakyat.
Y : Yadnya (Pengorbanan yang tulus dan iklas), yaitu Prajurit Praja Raksaka dalam melaksanakan tugas senantiasa harus tulus ihklas tanpa pamrih dengan penuh cinta kasih dan rela berkoban baik waktu tenaga, pikiran, materi bahkan jiwa dan raga.
A : Ahimsa (Tidak membunuh) Yaitu Prajurit Praja Raksaka tidak membunuh setiap ide dan gagasan yang bersifat positif senantiasa harus berinisiatif, kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan tugas.
N : Niskala/Skala (Akhirat/dunia atau Bhathiniah/Lahiriyah) yaitu Prajurit Praja Raksaka dalam segala perilaku maupun tindak tanduk yang dilakukan harus dapat dipertanggung jawabkan di dunia (kepada komando) dan di akhirat (kepada Tuhan Yang Maha Esa) serta kepada diri sendiri.
A : Astungkara (Rasa syukur), yaitu Prajurit Praja Raksaka senantiasa harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan anugrah-Nya, sehingga tidak pernah mengeluh dalam setiap pelaksanaan tugas.***
Recent Comments