AMDK Braling Water adalah anak usaha dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Purbalingga. Perusahaan ini didirikan tahun 2004 silam, setelah melihat menjamurnya perusahaan industri di daerah Banyumas yang merupakan pangsa pasar potensial AMDK.
Ternyata untuk meraih pasar, tidak semudah yang dibayangkan. Terbukti, hingga tahun 2009 penjualan tetap jalan di tempat dengan produksi sekitar 2.500 gallon/bulan.
Tahun 2009, Bambang Subiyakto, SE diangkat menjadi Kepala Unit Usaha AMDK Braling Water. Berbekal pengalaman dan disiplin ilmu Sarjana Ekonomi, ayah dari tiga anak ini berhasil membenahi manajemen dan melakukan terobosan.
Setelah 3 tahun di bawah pengelolaan Bambang Subiyakto, SE, produksi menjadi 8.000-8.500 galon/bulan atau meningkat lebih dari 100%. Harga Braling Water dipatok Rp 3.500 – Rp 4.000/gallon.
“Tautan Rp 500/galon adalah harga plus karena pengelolaan dan perawatan alat (dispenser) dilakukan perusahaan Braling Water. Jika dispenser pelanggan mengalami kerusakan menjadi tanggung jawab kami. Sedang harga Rp 3.500, kewajiban kami hanya membantu pemasangan gallon ke dispenser. Ini adalah bagian dari trade mark pelayanan kami, memberikan kepuasan kepada pelanggan,” kata Bambang saat ditemui LIFESTYLE di ruang kerjanya belum lama ini.
Ditanya kelebihan kualitas air yang dimiliki Braling Water, Bambang mengatakan, sertifikat standar nasional Indonesia (SNI) bisa menjawabnya. Sebagaimana diketahui, sertifikat SNI hanya diberikan kepada perusahaan yang benar-benar telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan pemerintah.
REWARD BAGI KARYAWAN
Ketika ditanya kiat mendongkrak pemasaran, Bambang Subiyakto, SE mengatakan, sebenarnya hanya menerapkan pola biasa, yakni memberi support dan reward kepada karyawan. “Banyak orang bisa mengatakan karyawan harus di support dan reward (penghargaan) kepada mereka yang berhasil. Tapi tidak banyak pimpinan yang benar-benar bisa menerapkannya saat mengelola sebuah usaha,” katanya.
Tapi di AMDK Braling Water, hal itu berhasil. Meski hanya memiliki 4 orang karyawan, tetapi mereka sangat terpacu mencari pelanggan. “Sekarang omzet mencapai 8.000-8.500 galon isi 13 liter/bulan. Pelanggan terbesar kami adalah kalangan industry, meski kami tetap melayani pelanggan rumah tangga,” katanya.
Ditanya kaitan persaingan dengan merebaknya produsen air isi ulang hingga perumahan-perumahan, Bambang mengatakan, semua saling melengkapi.
“Umumnya para produsen air isi ulang di Purbalingga menggunakan air PDAM juga. Sehingga mereka telah memberikan kontribusi kepada PDAM. Makanya kami menganggap mereka sebagai mitra, bukan saingan apalagi musuh. Yang penting, bagaimana kita membangun kebersamaan, membangun daerah Purbalingga agar semakin maju dan iklim usahapun semakin kondusif,” kata Bambang diplomatis.
Bambang mengakui lingkup pemasaran Braling Water baru wilayah Karesidenan Banyumas, mulai dari Banjarnegara, Cilacap, Banyumas dan Purbalingga. “Namun tidak menutup kemungkinan, kami ekspansi ke daerah lain. Keistimewaan air AMDK Purbalingga, bahan baku air dari mata air pegunungan, tepatnya berasal dari mata air murni di kaki Gunung Slamet, di daerah Walik Purbalingga. Bukan sulingan dari air sungai sebagaimana banyak dilakukan perusahaan lain. AMDK Purbalingga juga telah ber-SNI. Kami rutin melakukan uji-Lab di DKK Purbalingga untuk selalu menjaga kualitas,” ujarnya.
Proses air bersih ini melalui 8 tahap. Tahap pertama, air dari sumber masuk ke Filter utama, filter 2 dan kemudian masuk bak penampungan untuk penyaringan. Setelah disaring, kemudian disalurkan ke pipa karbon 1, 2 dan 3 kemudian air masuk lagi ke pipa karbon yang sangat halus. Dari sini air didorong ke tempat filter ozon. Disini air baku diproses, dicampur dengan ozon sehingga air benar-benar segar dan tidak terkontaminasi bakteri. Setelah proses ozon, air kemudian masuk ke ruang ultraviolet 1 dan 3. “Sehingga air kita pasti akan beda, enak dan bekhasiat,” katanya. Muchlas
Recent Comments