sektor pertanian sangat berperan sebagai penghasil bahan pangan dan bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, penyeimbang kemajuan antara desa dan kota, strategis dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan penanganan masalah kemiskinan karena sangat terkait dengan peningkatan pendapatan dan penyediaan lapangan kerja.
Sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara yang menempatkan sektor pertanian menjadi sektor prioritas dalam pembangunan Kabupaten Banjarnegara, maka upaya yang ditempuh adalah bagaimana agar peran sektor pertanian menjadi lebih dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan melalui pemberdayaan petani.
Berbicara tentang pertanian di Kabupaten Banjarnegara tidak akan lepas dari potensi sumberdaya alam dan pertanian yang dimiliki. Potensi yang cukup besar itu juga diikuti dengan keragaman yang cukup besar pula. Kondisi wilayah dan agroekosistem yang dimiliki mendukung pengembangan pertanian selanjutnya. Oleh karena itu dibutuhkan strategi pembangunan pertanian yang tepat agar potensi yang beragam menjadi bernilai positif untuk pembangunan dan kesejahteraan.
Bahkan dilihat dari sektor pembentuk pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah setiap tahun sektor pertanian memberikan kontribusi yang paling besar. Selama lima tahun terakhir 2007 hingga 2011 rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap PDR Batas dasar harga konstan Rp 2000 sebesar 36,55 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,24 persen.
“Potensi wilayah Banjarnegara sebagian besar adalah kawasan pertanian yang terdiri atas 14.867 hektar lahan sawah atau 13,90 persen dan 55.940 hektar lahan pertanian bukan sawah ( 52,20) persen. Hanya 36.264 hektar atau 33,90 persen adalah kawasan bukan pertanian,” kata Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo saat memberikan materi pada acara lokakarya pemantapan implementasi kebijakan pertanian di Aula Surya Yudha Park belum lama ini yang diikuti 75 peserta yang terdiri dari SKPD, Instansi, BUMD, Perguruan Tinggi, Perbankan, LSM, Asosiasi, Gapoktan, perusahaan dan pelaku usaha pertanian serta pelaku usaha pendukung pertanian.
Ditegaskan oleh Bupati, kawasan pertanian yang luas tersebut juga didukung kondisi lahan yang subur. Hal tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua jenis komoditas pertanian baik tanaman, ikan maupun hewan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di Banjarnegara. “Melihat kondisi dan peran strategis sektor pertanian maka tidak berlebihan jika sektor pertanian perlu ditempatkan dan didorong sebagai penggerak utama perekonomian daerah,” lanjut Sutedjo.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banjarnegara Setiawan menambahkan, lokakarya yang bertujuan mengembangkan zona zona komoditas sesuai dengan potensi dan kendala serta merumuskan rencana aksi pengembangkan komoditas pertanian unggulan di Banjarnegara juga dihadirkan beberapa nara sumber diantaranya Rektor IPB, Herry Suhardiyanto yang memberikan maeri pembangunan pertanian yang bernilai tambah di Banjarnegara, Setya Hadi (zonasi pembangunan pertanian), Dadang Syafrudin (pembangunan budi daya perikanan air tawar), Sri Rahayu (pengembangan kawasan agribisnis domba batur berbasis usaha pembibitan di Banjarnegara), Ani Kurniawati (pengembangan tanaman holtikultura berbasis sumber daya lokal) dan Qudariyah memberikan materi tentang Agrowisata Glempang.
Tingkatkan Produksi Beras
Terpisah Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dintankanak Banjarnegara Ir Rosyadi, MP kepada LIFESTYLE menjelaskan, guna mendukung pencapaian target Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Dintankanak melakukan rakor P2BN yang diikuti 300 peserta terdiri tim pelaksana tingkat Kabupaten, Camat se-Banjarnegara, petugas pertanian tingkat kecamatan serta pelaku usaha pertanian di Aula Dinas Pertanian, Perikanan Dan Peternakan (Dintankanak) setempat.
Tujuan dari rakor tersebut menurutnya untuk melakukan evaluasi terhadap program P2BN yang telah dilaksanakan. Disamping itu agar diperoleh hasil penilaian program P2BN tersebut sehingga dapat terdeteksi terhadap relevansi, penyampaian, efisiensi dan dampak program dari tujuan awal yang telah ditetapkan.
Disamping itu sebagai bahan kajian, perencanaan dan mengambil kebijakan di masa datang terhadap nilai tukar petani, perubahan PKS (Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap) pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian. “Utamanya adalah agar target nasional peningkatan produksi beras nasional sebesar 10 juta ton pada tahun 2014 tercapai dan diperoleh data yang akurat di setiap tahapan pelaksanaan program Peningkatan Produksi Beras Nasional.”
Rosyadi maupun Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Ir Dwiatmaji mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa aksi dalam rangka mendukung P2BN target 10 juta ton tahun 2014 diantaranya dengan menginventarisir data lahan sawah dan lahan padi gogo bersama kepala desa, petugas pertanian yang disinkronisasikan dengan data BPS.
Kegiatan lain diantaranya dengan memperluas penanaman padi varietas 13 yang toleran terhadap ancaman serangan WBC serta melakukan pengamatan OPT secara intensif dan pengendalian WBC secara terpadu. Kegiatan SL PTT juga sangat mendukung diseminasi teknologi melalui pembelajaran di Laboratorium Lapangan yaitu sistem penyampaian informasi teknologi pertanian kepada masyarakat pertanian dalam rangka pendidikan dan pengembangan usaha produktif untuk meningkatkan kesejahteraan.
Ditambahkan Rosyadi, bentuk dukungan lainnya adalah Bantuan Langsung Benih Unggul berupa padi non Hibrida, Padi Hibrida, Padi Gogo, Jagung serta Kedelai, serta padi sistem of rice intensification (SRI) dan pupuk organik.
Dalam hal ini Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo meminta ada keseriusan dari peserta sebagai ujung tombak untuk mendukung program P2BN nantinya. “Saya berharap ada upaya dari peserta agar ada peningkatan dalam program P2BN,” kata Sutedjo. Pemerintah akan melakukan upaya diantaranya dengan pemberian bantuan bibit, irigasi, pupuk. Tujuannya agar produksi pertanian terus mengalami peningkatan. “Jika produksi meningkat otomatis pendapatan petani juga terangkat sehingga secara ekonomi juga terjadi peningkatan perekonomian bagi petani,” kata Sutedjo. Muchlas
Recent Comments