Berbincang dengan Walikota Tarakan di beranda Resto Hotel Patrajasa siang itu terasa mengasyikkan. Bukan saja tentang kisah pengalaman hidup yang akhirnya membentuk pribadinya menjadi sosok yang punya kepedulian sosial tinggi, tetapi juga prinsip dan komitmennya yang pantas diteladani oleh generasi muda sekarang.
Kalau menuruti kemauan, bisa saja dirinya sudah menjadi walikota sejak tahun 2004. Karena tahun itu jabatan walikota pernah ditawarkan padanya. Tetapi karena tidak berpikir tentang kekuasaan, tawaran itu ia abaikan.
“Baru pada pemilihan walikota tahun 2009, saya bersedia. Karena saya berpikir bahwa semua untuk kemaslahatan masyarakat dan juga karena ingin meneruskan visi-misi walikota sebelumnya. Karena visi-misinya sama, sehingga saya ikut mengawalnya dari awal,” ujar mantan anggota DPRD selama dua periode, 1999-2004 dab 2004-2009.
H. Udin Hianggio, BSc mengantarkan kota Tarakan memperoleh sederet penghargaan, seperti Adipura 2012, Pelayanan Penerapan e-KTP, Wahana Tata Nugraha 2011, Adiwiyata 2011, Pengelola Bidang Pemberdayaan Perempuan tahun 2011. Meski begitu ia berkomitmen tetap tak mau maju, seandainya nanti masyarakat masih memilihnya kembali menjadi walikota. Ia mengatakan itulah prinsip dan komitmennya, menjadi walikota hanya satu kali. Dan sebagai seorang yang dipercaya diberi amanah, harus bisa dipertahankan. Amanah itu mudah diucapkan, tetapi berat dalam pelaksanaan.
“Kalau sudah tidak bisa dipertahankan, ya tidak ada artinya. Karena itu saya juga berharap kepada generasi muda untuk punya komitmen. Dan kalau mempunyai komitmen, jangan goyah demi kepentingan bangsa.
Saya juga berharap silahkan kami yang tua-tua ini diberikan kritikan demi perbaikan, tetapi para generasi muda juga harus mempunyai prinsip. Jangan sampai generasi muda menjadi tukang kritik, tetapi begitu ada kesempatan malah lebih jahat daripada mereka yang dikritik,” kata pengagum Akbar Tanjung yang punya prinsip tidak mau menjadi politikus kutu loncat.
Dalam menjalankan tugas, pria bijak ini mempunyai filosofi hidup dalam pekerjaan atau tugas apapun harus dilandasi dengan ketulusan dan kejujuran agar tidak menjadi beban. “Sebab tugas itu kalau akhirnya justru menjadi beban, hasilnya tidak baik,” tutur H. Udin Hianggio, Bsc. Jadi, jangan heran jika hingga sekarang ini pintu rumahnya selalu terbuka untuk masyarakat.
Langkah Menuju Sukses
Rupanya, selain berkarir di pemerintahan, ia juga gemar menulis. Disinggung tentang penerbitan bukunya yang diberinya judul Jejak Langkah Menuju Sukses, ia mengatakan bahwa tujuan diterbitkannya buku tersebut hanya ingin menerjemahkan perjalanan kehidupan dirinya dari kampung. Anak seorang petani yang serba kurang, sehingga ia sempat berpikir tak mungkin bisa mengenyam pendidikan.
Di buku itu diceritakan bagaimana perjalanan hidupnya sejak masa kecil sampai kemudian merantau ke Ujungpandang (Makasar). Selanjutnya bagaimana ia berjuang untuk mencari makan, kuliah sendiri, jauh dari keluarga. “Bagaimana kehidupan saya saat menjadi mahasiswa yang tidak pernah lunas bayar uang kuliah. Sampai akhirnya bisa bekerja di PT Pelni dan kemudian menjadi anggota DPRD,” kisahnya.
“Jadi itu merupakan gambaran perjuangan saya hingga akhirnya bisa menjadi seperti sekarang, penuh perjuangan dan tekad mau bekerja keras,” jelas Walikota Tarakan yang mempunyai motto dalam mengembangkan kotanya, sebagai kota BAIS, yang dalam bahasa Tidung (bahasa daerah) berarti BAGUS (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera).
Adi / Tono
Recent Comments