Jadikan Garda Terdepan dan Benteng Pertahanan Perkuat NKRI

UFotontuk negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki tak kurang dari 17 ribuan pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke membuat isu pertahanan menjadi sangat penting. Data menunjukkan ribuan pulau yang ada di Indonesia rawan dicaplok negara lain.
Terdorong dari urgensi untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, maka pemerintah membangun sebuah institusi pendidikan dibawah Kementerian Pertahanan (Kemhan) yakni Universitas Pertahanan (Unhan), yang lebih fokus pada pertahanan negara. Universitas Pertahanan ini setara dengan magister yang dirancang untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) Pertahanan yang handal, mampu menjaga kestabilan dan kedaulatan negara.
“Atas dasar tujuan itulah maka desain program studi yang kita buka didasarkan pada hakekat untuk mengatasi ancaman negara. Dengan model negara kepulauan dan penduduk yang sangat besar, demikian pula dengan prediksi ancaman yang berubah, terutama juga terkait dengan ancaman militer yang membawa konsekuensi, kita harus mendesain sebuah sistem pertahanan negara yang mantap. Untuk mencapai tujuan ini, tentunya militer tak bisa berdiri sendiri. Keberadaannya harus berintegrasi secara komprehensif dan sekaligus dapat melebur antara kekuatan sipil dan militer,” ujar Rektor Unhan Letjen TNI Ir. Drs. Subekti, M.Sc. MPA.
Lebih lanjut Rektor Unhan menambahkan untuk menjawab tantangan itulah Unhan (Indonesian Defence University) dapat memainkan perannya untuk menjadi kawah candradimuka yang akan mempersiapkan semua potensi yang dimiliki anak bangsa dalam menjawab persoalan keutuhan NKRI. “Tak hanya sebagai dapur pemikiran dan pendidikan, Unhan juga harus menjadi garda terdepan dan benteng terakhir untuk memperkuat NKRI tetap berdaulat dan mengantarkan masyarakat Indonesia ke gerbang kesejahteraan,” jelas Jenderal AD bintang tiga ini.
Universitas Pertahanan sen-diri diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Maret 2009  dan memberikan kebebasan bagi siapa saja yang tertarik dengan masalah pertahanan negara dan telah menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana.
“Jadi, bukan hanya dari kalangan TNI atau militer saja yang dapat menikmati ilmu pertahanan ini, tetapi juga ma-syarakat sipil,” ucap Letjen TNI Subekti yang juga kandidat doktor administrasi publik Universitas Brawijaya, Malang.
Mantan Pangdam VI Mulawarman ini mengatakan bahwa institusi yang dipimpinnya akan mempertemukan masyarakat si-pil dan kalangan militer untuk mengkaji bersama bagaimana negara ini dapat dipertahankan sesuai dengan kemampuan dan kebudayaan yang kita miliki.
”Banyak keunikan antara sipil dan militer. Kita berusaha membangun mind set yang sama ke depan melalui prodi yang disediakan yang masing-masing akan menggali secara terarah bagaimana mempertahankan negara ini,” ujar alumni Akmil tahun 1980 ini.
Peluang memperoleh pendidikan profesional yang diberikan bagi seluruh masyarakat Indonesia, jelas sarjana LAN ini nantinya akan menjadikan agen pertahanan yang dapat memberikan pencerahan kepada para mahasiswanya bahwa, urusan pertahanan merupakan tanggung jawab bersama. Meski begitu pihak universitas akan memberikan standar kelulusan bagi para calon mahasiswanya, yaitu skor 550 untuk Tes Potensi Akademik (TPA) dan skor 500 untuk TOEFL. Setelah itu, para calon mahasiswa mengikuti tahap selanjutnya yaitu wawancara untuk mengetahui bidang atau program studi apa yang diinginkan.
Tidak hanya sistem pertahanan negara saja, tapi juga ba-gaimana pertahanan tersebut te-tap berkaitan dengan persoalan ekonomi, manajemen bencana, ketahanan energi, dan lain-lain. Rektor Unhan  mengatakan, untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, Unhan juga telah bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam mengkaji dan memahami   soal ekonomi.
Lebih lanjut Rektor Unhan menambahkan kalau universitas dalam pembinaan Kemhan ini menerapkan kegiatan militer seperti pendidikan yang diperoleh oleh TNI. Letjen TNI Subekti mengatakan, tidak ada apel pagi atau lari pagi dalam perkuliahan, namun ada kalanya mahasiswa akan berkunjung ke institusi militer untuk melihat secara langsung bagaimana kegiatan mereka. ”Ada sesi tertentu kita akan membawa mahasiswa kesana untuk semakin mengenal beginilah kondisi dan performa dari TNI. Dan juga akan melihat bagaimana pesawat, kapal laut, dan bagaimana mengoperasikannya,” katanya.
Saat ini, Unhan telah meluluskan tiga angkatan dengan lama kuliah 1,5 tahun, terdiri dari satu tahun kuliah dan enam bulan tesis. Namun, mahasiswa diberikan kesempatan satu tahun menambah perkuliahan. Jika sudah lebih dari 2,5 tahun maka mahasiswa tersebut akan di drop out (DO). Rektor Subekti mengungkapkan, para mahasis-wa yang sudah lulus tidak diwajibkan menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Pertahanan.
”Yang menjadi tanggungjawab mereka adalah bela negara. Bela negara itu harus sudah melekat dalam diri mereka ketika negara mendapat ancaman,” tegasnya.

Kurikulum Seimbang
Komposisi perkuliahan di Unhan terdiri dari 30 % kehadiran, 30 % diskusi dan tugas, 40 % tesis. Dari tesis ini, akan diadakan kuliah kerja (KK) di dalam dan luar negeri. Kuliah Kerja (KK) ini akan dilakukan selama dua puluh hari. Sepuluh hari Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) dan sepuluh dari Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) yang seluruhnya sudah disiapkan oleh negara, terutama masalah biaya. Mahasiswa ha-nya menyiapkan materi perku-liahan dan materi penelitian.
Untuk KKLN, Unhan be-kerjasama dengan Universitas di luar negeri, seperti Cranfield University, National Defense University Amerika Serikat, Rajaratnam School of International Studies Singapura, dan beberapa universitas di Australia dan Jerman. Seluruh mahasiswa yang lulus seleksi, tak perlu khawatir memikirkan bia-ya yang harus dikeluarkan selama kuliah di Unhan. Menurut Master Degree National Security Strategy dari NDU Amerika ini, Unhan tidak memungut biaya pendidikan karena perkuliahannya adalah dalam skema program beasiswa. Bahkan disini mahasiswa diberikan fasilitas, seperti tempat penginapan dan juga dosen yang berkualitas yang berasal dari akademisi dan praktisi.

Target
Dalam rangka mengembangkan universitas yang sudah berusia lima tahun, Unhan juga akan menambah fakultas yang fokus kepada penjagaan maritim dan juga diplomasi. Lulusan terbaik Sesko TNI dan Lemhannas Amerika ini mengatakan, prodi yang berhubungan dengan diplomasi pertahanan ini sangat penting karena menyangkut pelanggaran perbatasan-perba-tasan yang masih lemah.
”Semua itu diawali dengan diplomasi yang akan mengawali aksi selanjutnya. Baik sipil dan militer diharapkan punya diplomasi yang lebih baik, lebih handal ketika kita membicarakan suatu isu pertahanan dari negara-negara tetangga,” ujar peme-gang Unikom Medal UN ini.

Sejarah Unhan
Universitas Pertahanan atau Indonesian Defense University (IDU) adalah Perguruan Tinggi Negeri yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasi dibidang pertahanan dan bela negara, serta pendidikan profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Universitas Pertahanan Indonesia ditetapkan melalui Surat Mendiknas Nomor 29/MPN/OT/2009 tanggal 6 Maret 2009 perihal Pendirian Unhan dan diresmikan oleh Presiden SBY pada 11 Maret 2009 di Istana Negara. Unhan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang unik karena mengkhususkan diri pada studi pertahanan se-tingkat master. Unhan adalah lembaga pendidikan tinggi terbuka. Unhan memberi kesempatan bagi para perwira TNI dan sipil untuk belajar dan memperdalam Ilmu Pertahanan dari sudut pandang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Sejarah Unhan berawal dari salah satu program kursus di Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad). Tahun 2006, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, pada saat masih menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menugaskan Komandan Seskoad Mayjen TNI Syarifudin Tippe untuk membuat Kursus Strategi Perang Semesta di Seskoad. Kursus inilah yang menjadi cikal bakal perwujudan ide untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi yang mempelajari studi pertahanan. Gagasan untuk memiliki perguruan tinggi di bidang pertahanan juga dimiliki oleh Presiden SBY selagi masih aktif di militer, sehingga pendirian Unhan disambut dengan baik dan didukung oleh Presiden SBY. Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu I Profesor Juwono Sudarsono termasuk salah tokoh yang ikut membidani lahirnya Unhan.
Unhan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang memberi kesempatan bagi para perwira TNI dan masyarakat untuk belajar dan memperdalam Ilmu Pertahanan pada tingkat magister/Strata-2. Unhan dicita-citakan menjadi unversitas kelas dunia.
Beberapa universitas luar negeri seperti Cranfield University, National Defense University Amerika Serikat, Rajaratnam School of International Studies Singapura dan beberapa universitas di Australia dan Jerman juga turut aktif mendukung pendirian dan berjalannya proses belajar mengajar di Unhan. Kerjasama diberikan dalam bentuk pengiriman tenaga pengajar, kurikulum, beasiswa dan studi banding. Universitas di dalam negeri seperti UI dan ITB juga aktif mendukung Unhan dengan mengirim sejumlah guru besar-nya untuk membantu membangun dan menjalankan proses belajar mengajar di Unhan.  Sofyan/Wiwid

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: