Awal September, kawasan Kota Lama Semarang diramaikan dengan kegiatan Hidden Heritage. Hidden Heritage adalah suatu kampanye yang bertujuan untuk memaksimalkan ruang terbuka publik yang memiliki nilai sejarah dan budaya serta menyalurkan ide kreatif komunitas – komunitas yang ada di Semarang.
Komunitas yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini diantaranya Komunitas Oase, Komunitas Lopen, Komunitas Orat – Oret, Komunitas Hijau Semarang, Komunitas Arsitektur Kota, Komunitas Sepeda Tua Indonesia, Komunitas Social Media / Blogger Semarang, Semarang Djadoel Community dan Dewan Kesenian Semarang.
Di rangkaian kegiatan Hidden Heritage yang dibuka secara resmi oleh Dirjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum (PU) M. Basuki Hadimuljono (6/9), masyarakat dapat menikmati suasana Kota Lama dengan lebih nyaman, karena telah disediakan area percontohan pedestrian dan berbagai aktivitas yang bersifat hiburan dan edukasi.
Beberapa titik yang dijadikan spot dan area selama kegiatan Hidden Heritage berlangsung antara lain Jalan Suprapto, Lapangan Parkir Gedung Jiwasraya, Taman Srigunting, Gedung Spiegel, Taman Garuda dan jalan Nuri. Sementara sederet program yang ditampilkan di spot dan area Hidden Heritage diantaranya Festival Ketoprak Semarang, pameran foto Semarang tempo dulu, pameran Kuno Kini Nanti, penampilan dari komunitas Jazz Ngisoringin, Komunitas Stand Up Comedy Kota Semarang, Gambang Semarang Art Company dan Komunitas Drummer Semarang. Tak hanya itu, selain disuguhi dengan berbagai macam hiburan, masyarakat yang berkunjung ke Kota Lama saat itu juga bisa menikmati kuliner khas Semarang seperti Mie Kopyok, Es Conglik, Wedang Tahu dan Roti Ganjel Rel.
Dengan adanya kegiatan Hidden Heritage, diharapkan kedepannya kota Semarang memiliki ruang publik terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk berkreasi dan berekspresi bagi masyarakat Semarang. Farisa
Recent Comments