PPK BLU MASYARAKAT LEBIH DIUNTUNGKAN

Institusi pelayanan publik Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo (RSJS) Magelang telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005.  Suatu bentuk upaya peningkatan kinerja dan pelayanan kesehatan kepada publik. Dengan PPK BLU, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum  dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan, berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapan praktik bisnis yang sehat.
Demikian penjelasan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo (RSJS) Magelang dr. Bambang Prabowo, M.Kes kepada LIFESTYLE beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.
Dijelaskan dr. Bambang,  RSJS Magelang menerapkan PPK BLU sejak tahun 2007. “Dengan penerapan sistem PPK BLU ini, manajemen rumah sakit memiliki keleluasaan, lebih praktis dan fleksibel dalam mengelola keuangannya dan mendayagunakan pendapatan Rumah Sakit untuk di kelola sendiri.”
Rumah sakit dapat mengawal pendapatan sendiri tanpa disetor ke kas negara terlebih dahulu, dan cara pengelolaannya dengan menerapkan fleksibel budget dalam penganggaran sesuai aturan yang berlaku.
“Praktik yang sehat bisa dijalankan artinya berdasarkan kaidah manajemen yang baik mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pertanggungjawaban serta pelaksanaannya harus diawasi dengan baik pula,” tuturnya.
“Rumah sakit tidak diwajibkan menyetorkan pendapatannya kepada kas negara. Namun sesuai kesepakatan bersama dewan pengawas, setiap bulannya kami tetap membuat laporan tanpa harus menunggu satu semester untuk mendapatkan suatu persetujuan dan pengawasan serta pengawalan. ”
Dengan pola ini dinilai dapat menguntungkan masyarakat yang mendapatkan pelayanan, berupa penyediaan barang atau pengadaan jasa yang dijual tanpa mengutamakan keuntungan bagi rumah sakit.
Menurut dr. Bambang, PPK BLU adalah suatu layanan dalam waktu yang lebih singkat dan efektif, untuk meningkatkan kepuasan pengguna jasa baik di dalam maupun di luar dari rumah sakit.
“Rumah sakit dapat meningkatkan kinerja untuk kepentingan publik serta memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu dari tenaga-tenaga yang profesional. Karena kami selalu berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap pasien,” tandasnya.
Ia jelaskan, sebagai rumah sakit yang ingin memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna jasa, penerapan PPK BLU ini akan memberikan keluwesan bagi pengelola untuk dapat menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. “Ini dimaksudkan agar pelayanan masyarakat bisa dilakukan lebih cepat dengan  memotong mata rantai proses-nya, melalui pengelolaan langsung pada rumah sakit.”

Peningkatan SDM dan remunerasi
Peningkatan pelayanan tentu membutuhkan dukungan tenaga medis dan non medis yang kompeten. Di RSJS Magelang, upaya itu dilakukan dengan memberikan kesempatan pada karyawan untuk menempuh studi sesuai kompetensi.
“Namun tentu saja prioritas dan waktunya harus diatur. Ini bertujuan untuk meningkatkan dan mensinergikan potensi intelektual, emosional dan spiritual. Dengan studi ini kami berharap para karyawan baik perawat maupun non pera-wat terpacu untuk melakukan pelayanan kesehatan yang ramah, mampu berempati dan profesional, sebab kepuasan masyarakat di atas segala-gala-nya,” ujar suami Sri Rahayu, SE.
Selain memberikan kesempatan studi kepada karyawan, RSJS Magelang juga memberikan remunerasi (pendapatan jasa) yang proporsional kepada karyawannya, tujuannya, meningkatkan kinerja. Nilai remunerasi, kata dr. Bambang, dihitung berdasarkan penghasilan rumah sakit.
Pria kelahiran Purwodadi, 7 Juli 1960 ini mengatakan, dana remunerasi diambil dari 40 persen penghasilan rumah sakit. “Kalau kinerjanya bagus, kunjungan pasien meningkat, maka pendapatan rumah sakit pun makin besar. Otomatis, semakin besar pula remunerasi yang akan didapat.”

Pelayanan Makin Baik, Pendapatan Meningkat
Upaya dan inovasi RSJS Magelang meningkatkan mutu pelayanan terbukti berdampak signifikan terhadap tingkat kunjungan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit tertua di Magelang tersebut.
Pembenahan yang dilakukan meliputi tampilan fisik gedung maupun mutu pelayanan. “Dengan dukungan dari tenaga medis dan non medis, kami akan terus meningkatkan pelayanan. Karena yang kami jual adalah jasa tentu pelayanan harus baik sehingga kepercayaan masyarakat semakin meningkat,’’ kata alumni Fakultas Kedokteran Undip Semarang.
Tahun 2013, target pendapatan RSJS Magelang dipatok Rp.46 miliar. Dari laporan keuangan bulan September 2013, tercatat mampu mencapai Rp.44 miliar.
“Melihat laporan keuangan bulan September 2013 ini, kami optimis akan mampu mencapai bahkan melebihi target yang kita tetapkan, karena masih ditambah dengan pendapatan Jamkesmas yang belum dibayar oleh P2JK senilai kurang lebih 12 milyar. Sehingga total real pendapatan rumah sakit adalah 56 miliar.  Ini berarti tingkat kepercayaan masyarakat atau pasien terhadap pelayanan semakin baik,” papar dr. Bambang.
Pendapatan rumah sakit ini  paling besar berasal dari pasien Jamkesmas, mencapai 70 persen. Selain Jamkesmas, pasien Jamkesda juga memberikan kontribusi cukup besar.
“Jamkesmas dan Jamkesda cukup besar masukannya. Selain pasiennya banyak, cakupan layanan yang ditanggung juga komplit dan sistem pembayaran atau klaimnya rutin tiap bulan,” ungkapnya.

Menuju SJSN 2014
Menghadapi pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mulai berjalan Januari 2014, RSJS Magelang telah siap. Hal ini didasarkan pada masyarakat yang makin membutuhkan kemudahan akses kesehatan.
Lebih lanjut, alumni Magister Rumah Sakit UGM ini mengatakan, SJSN 2014 adalah sebuah keniscayaan. Mau tidak mau rumah sakit harus bisa menjalankan Sistem Jaminan Sosial Nasional secara penuh pada 2014 mendatang.
“Kalau selama ini kita fokus pada pasien sakit jiwa, mulai sekarang harus siap juga dengan pasien umum non jiwa. Artinya, kita tidak boleh menolak pasien baik sakit jiwa maupun fisik,” ujarnya.
Mantan Direktur Keuangan dan Administrasi Umum Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga dan Kabag Perencanaan dan Anggaran RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten ini  menutur kan, pada dasarnya sudah cukup lama pihaknya menerima pasien umum non jiwa. Tapi belum sepenuhnya terpenuhi, karena dari sarana dan prasarana termasuk SDM belum siap. “Sekarang kita sudah siap menuju SJSN. Dari sarana-prasarana sudah kita siapkan, yakni di Bangsal Gatotkaca 1 dan 2 dengan kapasitas 130-an pasien. Lalu tenaga medis dan semua alat yang dibutuhkan,” kata bapak dua anak dari Nirmala Candra AP dan Bintang Akbar Cakra Buana Prabayu.
Saat ini, katanya sudah ada layanan lain selain untuk pasien jiwa. Di antaranya layanan penyakit dalam, bedah, anak, saraf, radiologi, obsgyn dan layanan umum lainnya. Semua layanan ini pun masih sinkron dengan pasien jiwa yang tidak hanya sakit jiwa, tapi bisa juga sakit fisik.
“Menurut aturan pemerintah, RSJS Magelang hanya boleh maksimal melayani pasien umum sebesar 25 persen. Tetapi, saat ini kami hanya memakai 15 persen dari yang diijinkan. Layanan umum ini juga untuk mendukung pasien jiwa, sehingga bisa saling melengkapi,” paparnya.
Mantan Direktur SDM dan Pendidikan RSJS Magelang ini menambahkan, meski mela-yani pasien umum, bukan berarti akan menjadi rumah sakit umum (RSU). RSJS Magelang tetap sebagai RSJ, tapi kemudian ditambah dengan pelayanan umum atau pasien non jiwa.
“Tenaga medis akan kita maksimalkan dari yang sudah ada. Karena banyak SDM yang kompeten ke layanan non jiwa, sehingga ini perlu dipraktekkan dan dikembangkan,” tandasnya seraya menambahkan, saat ini jumlah pasien jiwa sudah 80 persen dari kapasitas yang ada sebanyak 900 tempat tidur.
Pantaslah ia optimis. Tahun ini, RSJS Magelang genap berusia 90 tahun. Ibarat manusia, usia 90 tahun adalah usia yang sudah sangat matang. Hal ini menunjukkan kalau RSJ ini sudah sangat berpengalaman melayani masyarakat. “Harapan ke depan kami ingin semakin dewasa dalam menghadapi tanta-ngan. Ingin selalu memberi pelayanan terbaik ke masyarakat dan semua elemen harus kompeten. Tidak lupa, harus juga siap menuju SJSN 2014,” pungkasnya.  Ely

Share Button

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: