Memilih pemimpin yang bakal duduk sebagai wakil rakyat bukanlah sekedar mencoblos selembar kertas. Atau menentukan pilihan ha-nya berdasarkan ‘amplop’ senilai puluhan ribu. Penilaian terhadap sang calon jangan cuma mendengar janji manis saat kampanye. Karena, biasanya mereka menampilkan wajah manis, perilaku santun, murah senyum dan merakyat.
Tapi semua berubah 180 derajat ketika mereka duduk di kursi pejabat. Sosok yang alim itu kemudian menjadi maling nomor wahid alias koruptor. Walhasil menentukan pilihan pada Pemilu dan Pilpres tahun 2014 ini jadi sangat sulit.
Meski demikian jangan sampai jadi golongan putih atau tidak memilih. Karena pemimpin dalam kelompok atau organisasi adalah keniscayaan. Apalagi dalam kapasitas sebuah bangsa dan negara, memilih seorang pemimpin menjadi urusan final dan fundamental. Pemimpin bukan hanya sekedar kontrak sosial antara sang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi juga merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Tuhannya.
Kriteria pemimpin ideal harus memiliki empat sifat seperti halnya yang dimiliki para nabi dan rasul, yaitu: (1) SHIDIQ, yaitu benar dalam bersikap, ucapan dan tindakan di dalam melaksanakan tugasnya. Sopan dalam bertindak dan santun dalam berbicara. (2) AMANAH, yaitu bisa menjaga kepercayaan rakyat yang telah diamanahkan di pundaknya. Jika ada pemimpin yang tidak mau mengurus kepentingan rak-yat, maka ia bukanlah pemimpin (yang sesungguhnya). (3) FATHONAH, yaitu memiliki kecerdasan, baik secara emosio-nal (EQ), spiritual (SQ) maupun intelektual (IQ) dan kecakapan dalam manjerial. (4) TABLIGH, yaitu menyampaikan secara jujur dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang diam- bilnya (akuntabilitas dan transparansi).
Pertanggungjawaban atas pengangkatan seseorang pemimpin akan dikembalikan kepada siapa yang mengangkatnya (masyarakat tersebut). Itu artinya masyarakat harus selektif dalam memilih pemimpin dan hasil pilihan mereka adalah cermin siapa mereka.
Jangan asal pilih, karena pada akhirnya kita sendiri yang akan menanggung akibatnya. Jangan juga malah tidak memilih (Golput), karena golput tidak mempengaruhi apa-apa, toh tetap akan ada pemimpin yang terpilih. Jadi, lebih baik memilih pemimpin yang mendekati kriteria pemimpin ideal .
PILIHANMU TENTUKAN NASIB BANGSA & NEGARAMU.
Recent Comments