Kualitas Jadi Prioritas “Kiat Motor”

H Sukiyat
H Sukiyat

Selepas berkeliling kota Solo melihat investasi bisnisnya hingga menjelang sore, LIFESTYLE diajak mengunjungi bengkel kerjanya yang berlabel Kiat Motor, terletak di Jalan Raya Yogyakarta – Solo, Km 4 tepatnya di Ngaran, Ceper, Klaten, Jateng. Suara kompresor masih menderu-deru membelah keheningan. Di sebuah bangunan seluas 2.200 meter persegi itu, terlihat masih ada beberapa pekerja sedang lembur, sibuk dengan alatnya masing-masing, menyelesaikan pekerjaan di bidangnya. Ada yang sibuk dengan peranti penyemprot cat, sampai mengatur suhu oven mobil Blowtherm made in Jerman yang berukuran 7000 x 4000 x 2780 mm dengan double ventilator 2 x 7,5 HP (5,5 kw), ada juga yang sibuk dengan peralatan mengamplasnya.
Bau cat mobil juga masih terasa menyengat berpadu dengan halimun tipis yang masih menggelayut di sekitar ruangan bangunan yang di bagian depannya tertempel plakat besar bertuliskan Kiat Motor Cat Oven & Body Repair, pencampuran cat sistem komputer.
Baru saja owner bengkel ini menyilahkan duduk di ruang tamu, handphonenya berbunyi. Ternyata mobil pak Jaksa minta diderek masuk bengkelnya untuk diperbaiki. Bengkel Kiat Motor memang dikenal mempunyai spesialisasi, seperti mobil tua atau mobil tergores dan lecet karena serempetan. Hingga bodi ringsek karena tabrakan, bisa disulap menjadi mobil anyar gres seperti keluaran dealer.
Bahkan kalau mau, bisa tampil lebih jreng, karena pilihan cat yang dipoleskan ada beberapa jenis. Mulai cat Bunglon yang warnanya akan berbeda bila dipandang dari sudut yang berbeda, sampai cat beraksen garis-garis tipis bak rumput dengan biaya mencapai ratusan juta rupiah. Tentu, dengan jaminan hasil sempurna.
Berkat hasil memuaskan dan sempurna itulah, Bengkel Kiat Motor dikenal hingga ke luar Jawa, bahkan menjadi langganan artis sampai pejabat. Sebut saja Guruh Soekarno Putra, Fauzi Bowo (saat menjadi Gubernur DKI), kemudian mantan Kapolri Jenderal Pol Dai Bachtiar, dan masih sederet tokoh masyarakat yang pernah menjadi ‘pasien’ bengkelnya.
“Banyaknya pelanggan dari berbagai kalangan, termasuk orang-orang top, memang turut mendongkrak usaha kami hingga memiliki omset sampai miliaran rupiah. Tapi saya juga masih menerima perbaikan mobil dari manapun, milik siapapun serta tidak membeda-bedakan dari semua kalangan,” kata H. Sukiyat yang punya kiat kuat dan filosofi “Lamun siro digawe becik, wong liya ukiren ono watu”. Tapi seandainya kita berbuat baik kepada seseorang, anggap saja debu yang kena angin akan hilang.
“Saya memang memprioritaskan kualitas dan berusaha memberi nilai tambah pada mobil yang dibawa ke sini. Termasuk mengubah mobil lama dengan mesin baru,” tambah H Sukiyat yang masih sering ketemu pak Jokowi sewaktu masih menjabat Gubernur DKI.
Menjual kualitas
Ada orang mengatakan bengkel Kiat Motor tarifnya terkenal mahal, hingga dua kali lipat tarif pengecatan mobil di bengkel lain. Sebagai contoh,  kalau Anda dikenakan tarif Rp 10 juta untuk mengecat mobil di tempat lain, di Kiat Motor bisa kena Rp 20 juta. Namun karena prioritasnya adalah kualitas dan hasilnya memang oke, sehingga harga yang harus dibayar, tidak pernah jadi masalah bagi konsumennya. Mereka tidak pernah ragu memilih Kiat Motor.
Hasil kerjanya selalu menyuguhkan tiga keunggulan. Pertama, keunggulan produk sehingga hasilnya memuaskan pelanggan. Kedua, keunggulan operasional, selalu mengerjakan teliti demi hasil yang berkualitas. Ketiga, pandai menjaga keintiman dengan para pelanggannya. Wajar saja kalau banyak pelanggan yang selalu kembali memakai jasa pengecatan dan perbaikan bodi mobil di bengkelnya. Terlebih ia juga konsekuen menepati janji. Jadi, meski harus merogoh kocek cukup dalam, tetapi pelanggan puas dan senang.
Kini, siapapun mengenal Bengkel Kiat Motor milik sosok penggagas mobil Esemka, H Sukiyat, yang masih suka nyekar ke makam ayahnya dan sholat tahajud ini. Namun tak banyak yang tahu, untuk mewujudkan sebuah mimpinya karena termotivasi hidup di Jakarta, ia telah melalui proses sangat panjang dan berliku. Dan kini buah keberhasilan itu telah ia nikmati bersama keluarga tercinta. Karena suami Hj Partini dan ayah dari Ida Hartono SE, dan Dwi Hartono ini mempunyai tekad, apapun bisa terwujud asalkan orang melakukan dengan penuh kesungguhan dan keyakinan.
“Man jadda wajada. Siapa bersungguh-sungguh akan menemukan jalannya!” ujar pria yang pandai meramal lewat telapak tangan ini optimis.***(tono)

Leave a Reply

Your email address will not be published.