Menyediakan katering saat pesta pernikahan atau ulang tahun yang berjumlah ratusan atau katakanlah jumlahnya seribuan, adalah hal yang biasa. Tetapi kalau sudah lebih dari 10 ribuan, itu luar biasa. Tak bisa dibayangkan betapa repotnya. Tetapi Hj. Nurul Tri Wahyuni, terbukti bisa. Musim haji tahun 2013 ini, ribuan calon haji dari Indonesia yang berkumpul di Tanah Suci Makkah sebagian sudah pulang ke tanah air. Salah satu yang turut andil menyediakan makan dan minum bagi mereka adalah Hj. Nurul Triwahyuni, SE di bawah naungan PT. Panorama Indah Perdana.
Wanita karier asal Jakarta kelahiran Telogokotes, Bagelen, Purworejo yang menggeluti usaha katering sejak tahun 2010 ini merasa bangga dan bahagia karena bisa melayani mereka. Memang tidak seluruhnya, sebab yang dilayani hanya daerah yang lelang pengadaan makannya dimenangkan Hj. Nurul. Namun setidaknya sukses pelayanannya adalah juga bagian dari keberhasilan secara keseluruhan.
“Tahun kemarin saya melayani makan 11 ribu jamaah dari Medan dan DKI Jakarta. Tahun ini melayani makan dan minum sekitar 2.500 jamaah haji asal Pemkot Medan,” kata ibu dari tiga orang putri yang bernama Annisa Jumaniar, SE, Nina Apriliana dan Ashil Nabila, saat ditemui di ruang kantor Cabang Aerohajj Purworejo, Jawa Tengah.
Menurut istri H. Sunarto, SE, setiap menjelang musim haji, ada lelang pengadaan makan bagi jamaah haji selama di Makkah. Karena itu harus pintar-pintar mengajukan penawaran. Sebab nilai rupiah beda dengan mata uang di sana, sehingga harus benar-benar cermat dalam perhitungan, karena ia ingin memberikan pelayanan terbaik dan tidak mengcewakan jamaah selama di sana.
“Alhamdulillah selama melayani jamaah haji asal Pemkot Medan sambutannya baik dan jamaah merasa puas, termasuk sambutan jajaran Pemkot Medan, karena menunya Indonesia banget, seperti Terong Balado, Rendang, Kare Ayam dan teri Medan yang dicampur dengan kacang dan cabe merah serta selingan makan yang buahnya juga berganti-ganti, ada apel, jeruk, pisang dan buah pir,” ujarnya sambil menambahi bahwa menu untuk jamaah haji selalu memperhatikan gizi.
Dikatakan, pihaknya memang mengutamakan pelayanan yang terbaik untuk jamaah, soal keuntungan itu nomor sekian. Memang untung itu sudah pasti, tetapi bukan tujuan utama, karena keuntungan itu juga dikembalikan pada yang berhak menerima, seperti menyantuni anak yatim piatu di pondok, para orang tua jompo di majelis ta’lim di lingkungan tempat tinggalnya di Jakarta dan lewat kegiatan sosial untuk daerah kelahirannya, Purworejo.
“Karena itu kalau bicara soal persaingan seperti ketika mengikuti tender lelang, saya siap menang dan kalah. Misalnya kalah pun saya tidak lantas iri ataupun dengki. Namun alhamdulillah, sejak terjun menggeluti usaha katering untuk jamaah haji, selalu mendapat barokah menang. Karena prinsip saya memang ingin memberikan layanan terbaik dan memuaskan. Soal keuntungan, nomor sekian,” ujar Hj Nurul yang punya usaha tambak udang sekaligus seorang kontraktor ini.
Tidak sengaja
Sebetulnya, usaha katering yang melayani jamaah haji, bagi wanita yang punya cita-cita membangun Purworejo lebih maju ini, berawal dari ketidak sengajaan. Apalagi dirinya berlatar belakang seorang kontraktor. Hanya saja di rumahnya di bilangan Jakarta Barat, memang sering mengurusi haji dan umroh.
“Kemudian saya coba ikut lelang dengan memakai bendera perusahaan teman, ternyata malah menang. Namun juga sempat bingung soal pelaksanaannya disana.Saya kan perempuan, mesti mengurusi katering di Arab Saudi. Tetapi alhamdulillah, dengan rahmat Allah saya bisa menjalankan tugas ini, bahkan sampai sekarang selalu ada,” ucapnya bersyukur.
“Ini juga sebuah nilai plus buat saya, karena bisa mengurusi banyak umat. Alhamdulillah, kemarin bisa melayani jamaah dari Pemkot Medan dengan baik. Sementara adanya persaingan penurunan harga DKI Jakarta tahun ini, saya harus legowo. Ternyata masih ada penawaran yang dibawah saya.
Karena buat saya, hal itu jelas akan berdampak pada pelayanan. Apalagi saya selalu mengutamakan pelayanan pada jamaah, agar menu layanan bagus, layak dimakan dan jamaah merasa puas, karena hal itu merupakan kepuasan batin tersendiri bagi saya. Sebab saya juga mengantisipasi nilai tukar rupiah dengan dollar yang naik, karena otomatis harga-harga ikut naik termasuk makanan,” jelasnya.
Tentang Aerohajj, pemilik PT. Gemolong Tirta Jaya ini lebih jauh menjelaskan, berdirinya biro perjalanan ibadah haji ini juga tidak lepas dari keaktifan dirinya di majelis taklim. Dari kedekatan itu, akhirnya ada pejabat dan masyarakat dari majelis taklim minta tolong mengurusi haji dan umroh.
“Saya pikir, apa bisa? Lalu saya coba titip ke Garuda Indonesia. Lama-lama semakin banyak jamaah yang ikut, sehingga semakin bertambah semangat. Alhamdulillah tiap tahun semakin banyak yang berangkat umroh dan haji lewat Aerohajj. Berangkat dari prestasi itu, lantas saya juga dipercaya menjadi Kepala Cabang Aerohajj Purworejo yang berkantor di sebelah barat Alun-alun Purworejo,” ujarnya.
Saat ini, ia jelaskan, biaya umroh sekitar 2.500 US dollar, sedangkan ONH plus sekitar Rp. 85 juta. Mahalnya biaya ini, karena menyesuaikan manajemen Garuda, karena memang ingin memberikan layanan terbaik.
“Semua itu adalah pilihan, tetapi ke depan, untuk memperingan biaya demi membantu warga yang hendak beribadah haji atau umrah, saya tahun depan akan mendirikan usaha yang sama, dengan pesawat terbang yang berbeda,” kata wanita yang punya folosofi hidup, bahwa hidup harus bermanfaat untuk orang lain.
“Dengan demikian biayanya akan jauh lebih murah. Karena itu saya juga akan bekerja sama visa dengan perusahaan Arab Saudi, sehingga biaya haji dan umrah lebih murah. Dengan cara itu bisa memberikan layanan maksimal bagi masyarakat Purworejo yang hendak beribadah haji atau umrah,” tambahnya. Tono/Eli
Recent Comments