120 penyair ikuti “Arus Sungai Sastra Magelang”
Sedikitnya 120 penyair dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri bakal mengikuti kegiatan budaya bertajuk “Arus Sungai Sastra Magelang” di Gunung Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah, 28 Februari hingga 1 Maret 2015.
“Ada juga tiga penyair dari luar negeri, masing-masing dari Thailand, Singapura, dan Malaysia yang sudah menyatakan hendak hadir,” kata Ketua Panitia “Arus Sungai Sastra Magelang 2015” Danu Sang Bintang di Magelang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu saat jumpa pers menjelang kegiatan tersebut yang antara lain dihadiri oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Pemerintah Kota Magelang Hartoko dan seorang penyair Magelang, Bambang Eko Prasetyo.
Menurut dia, kegiatan yang menjadi prakarsa secara mandiri kalangan penyair Magelang dan sekitarnya itu, dipusatkan di Gunung Tidar, berupa pembacaan puisi karya para penyair yang datang dari berbagai daerah di Indonesia itu.
Pihaknya telah menyiapkan empat lokasi untuk pembacaan puisi, termasuk di bagian puncak Gunung Tidar yang berada di tengah kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu, saat puncak kegiatan.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut didesain sebagai pengenalan terhadap Kota Magelang yang eksotis, terutama Gunung Tidar, sebagai destinasi yang menarik untuk dikunjungi.
Selain itu, kata dia, Gunung Tidar sebagai tempat yang representatif bagi para sastrawan untuk berekspresi. “Agar sastra bisa mengarus, seperti sungai dan dikenal lebih banyak masyarakat,” katanya.
Ia mengemukakan pentingnya mendekatkan sastra dengan masyarakat di berbagai kalangan.
Kegiatan itu, kata dia, juga untuk mengembangkan kehidupan yang dinamis berbagai komunitas sastra dan kesenian di Kota Magelang, menjalin kebersamaan dan persaudaraan antarpenyair se-Nusantara.
“Mengenalkan Magelang sebagai kota pariwisata yang berbudaya, bersahabat, eksotis, dan layak dikunjungi,” katanya.
Rangkaian kegiatan tersebut, pada Sabtu (28/2) malam berlangsung acara “Malam Persahabatan Sastra Nusantara” yang antara lain, berupa performa seni oleh sejumlah kelompok seniman, kolaborasi pementasan oleh penyair.
“Sedangkan pada hari kedua (1/3), peserta akan menyusuri Kali Manggis menuju kaki Gunung Tidar, mereka disambut oleh tarian tradisional Topeng Ireng oleh anak-anak Kampung Magersari di bawah Gunung Tidar. Untuk kemudian naik ke Gunung Tidar untuk melakukan pembacaan puisi,” katanya.
Penyair Bambang Eko menyatakan pembacaan karya sastra di puncak Gunung Tidar berbasis silaturahim dan berbagi antarpenyair serta masyarakat. “Berani bersastra, berani bersilaturahmi, berani berbagi pengalaman batin untuk semua makhluk,” katanya. ****