Laily Prihatiningtyas, Direktur Utama BUMN Termuda

Share This Post
Share This Post

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memiliki satu orang direktur utama termuda berjenis kelamin perempuan, untuk memimpin salah satu perusahaan milik negara. Dia adalah Laily Prihatiningtyas yang memimpin PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.

Menteri BUMN Dahlan Iskan telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan Laily Prihatiningtyas sebagai Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) setelah Tyas (panggilannya) melalui uji kelayakan dan kepatutan yang digelar Kementrian BUMN dalam Rapat Pimpinan.

Tyas menjadi Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), menggantikan Ricky Siahaan. Tyas menjadi perbincangan karena karena perempuan Wanita kelahiran Jombang, 22 Desember 1985 menjadi Dirut termuda di usia 28 tahun di perusahaan plat merah tersebut.

Tyas yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Penyajian Informasi Divisi Riset dan Informasi Kementerian BUMN dan merangkap posisi Sekretaris Dewan Komisaris PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). Terpilihnya Tyas sebagai dirut baru PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), karena dia dinilai memiliki latar pendidikan yang mumpuni.

Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Akuntansi Negara, Tyas kemudian menempuh S1 di UI kemudian melanjutkan program S2 nnya di di Tilburg University Belanda.

Kini, predikat calon bos membuat hidupnya berubah. Saat menaiki elevator, beberapa kolega menggoda dengan memanggilnya “Ibu Dirut”. Tyas hanyalah gadis muda biasa saat masuk ke Kementerian BUMN pada 2007. Berasal dari Jombang, Jawa Timur, ia dicap tomboi saat kecil karena kerap bermain layang-layang. Tumbuh dalam suasana sederhana, dandanannya sejak remaja sampai kini tak berubah: berkerudung, celana bahan, dan tanpa gincu di bibir.
Masa awal kepemimpinannya di PT TWC, Tyas melakukan konsolidasi dengan jajaran manajemen PT TWC. Langkah ini dilakukan untuk menjaring aspirasi dan mengetahui persoalan yang dihadapi BUMN pengelola obyek wisata di Jawa Tengah dan Jogjakarta ini. “Saya bersama dengan BoD (board of director) sudah bertemu dengan karyawan juga dalam tahap audiensi dengan berbagai stakeholder,” sebutnya.

Berbagai kenangan pahit justru membuatnya berdiri tegak melawan setiap tantangan. Tyas melakukan banyak hal sendiri dan tidak pernah bergantung pada orang lain. Ia selalu menjadi bos bagi dirinya sendiri. “Yang penting, semua dilakukan bukan dengan sepenuh hati, tapi sebaik mungkin,” kata lulusan akuntansi keuangan Tilburg University, Belanda, ini.
Tyas akan berada di depan komputer sampai pagi untuk menyelesaikan tugas. Terkadang, dia membawa pulang pekerjaan. Cuma memejamkan mata beberapa jam, dia sigap bekerja kembali esok pagi.
Untuk menghilangkan rasa jenuh, Tyas mendaki gunung. Hobi ini ia geluti sejak empat tahun belakangan. Tiga pekan lalu, ia baru saja dari Lombok, mendaki Gunung Rinjani. Baginya, mendaki adalah bentuk relaksasi. Meski kegiatan ini menuntut kekuatan fisik, justru menjauhkannya dari rasa bosan. “Alam menghilangkan stres dari besarnya tanggung jawab pada pekerjaan sehari-hari,” katanya.
Mendaki gunung juga dia nilai bagus untuk melatih kepemimpinan, kepercayaan diri, dan kerja kelompok. Di atas gunung, ia bisa mengenal diri sendiri dan sifat asli para sahabatnya. Di situ, ia sadar bahwa setiap orang memiliki batasan dan butuh bantuan orang lain.
Kini, Tyas hanya memimpin empat anak buah. Namun, ketika menjadi Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko nanti, ia akan memimpin sekitar 600 karyawan, termasuk pekerja alih daya. Secara jujur, ia terkejut saat mendapat informasi akan memimpin orang sebanyak itu. Tapi dia percaya bisa menginspirasi orang untuk bekerja. “Kepemimpinan harus bisa menggerakkan orang lain untuk bertindak,” kata pengagum berat Sri Mulyani ini.
Sejumlah prestasi telah dia catat di Kementerian BUMN. Salah satunya adalah menjadi pejabat eselon IV termuda di usia 26 tahun. Ia juga merangkap Sekretaris Dewan Komisaris PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) BUMN. Dengan posisi itu, ia selalu mengikuti rapat pimpinan dan bersentuhan langsung dengan para pengambil keputusan.
Pengalaman selama tujuh tahun di BUMN telah mengajarkannya untuk tidak memusingkan hal kecil yang tidak penting. Ia berfokus pada hal yang penting saja: keluarga, pekerjaan, teman, dan kesehatan. Sepertinya ia melewatkan satu hal: pasangan hidup. “Mungkin saya masih terlalu muda untuk berpikir tentang itu,” katanya sambil tertawa terbahak. Ely

 

One thought on “Laily Prihatiningtyas, Direktur Utama BUMN Termuda

  • 07/03/2016 at 14:52
    Permalink

    Hi there, always i used to check blog posts here early in the morning, for the reason that i love to
    find out more and more.

Leave a Reply

Your email address will not be published.