Menuju PTS Yang Siap Bersaing
Lahirnya Universitas NU (UNISNU) Jepara tidak lepas dari penggabungan tiga perguruan tinggi sebelumnya di bawah pengelolaan YAPTINU Jepara yaitu INISNU, STIENU dan STTDNU Jepara . Dari penggabungan ini, kemudian UNISNU mengelola 5 Fakultas dan 16 prodi (program studi) serta Program Pasca Sarjana, yang sekarang memiliki 6.794 mahasiswa .
Salah satu yang menjadi ciri khas UNISNU adalah lokasi kampusnya yang berada di tengah kota industri kerajinan ukir Jepara, sehingga mudah dijangkau oleh alat transportasi, baik sepeda motor maupun mobil, bahkan jalan kaki sekalipun. Dan tepat pada April 2015 lalu, UNISNU genap berusia dua tahun.
Ada peristiwa yang menarik pada Dies Natalis ke-2 UNISNU, bahkan juga dirasa cukup istimewa, selain ditandai dengan wisuda 402 mahasiswanya, juga menghadirkan menteri dan tokoh nasional seperti Menteri Desa PDTT H. Marwan Ja’far, SE. SH., BBA, Menristek DIKTI Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D, Ak dan Menteri PU PR Ir. M. Basoeki Hadimoeljono, M.Sc. Ph.D. yang diwakili oleh Sekretaris Badan Pembinaan Kontruksi Dirjen Bina Kontruksi Kementerian PUPR Ir. Panani Kesai MSc, serta dimeriahkan berbagai rangkaian kegiatan baik bersifat akademik maupun non akademik.
Menurut Saifurrohman,S.Ag, Mpd selaku panitia wisuda ke-402, lulusan yang diwisuda terdiri dari 33 lulusan Prodi Al Ahwal al Syakhasiyah, 217 lulusan dari Prodi Pendidikan Agama Islam, 3 lulusan dari Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, 76 lulusan Prodi Akutansi, 60 lulusan Prodi Manajemen, 5 lulusan Desain Produk dan 8 lulusan Pasca Sarjanam Prodi Magister Pendidikan Islam.
Dalam Dies Natalis ke-2 yang mengangkat tema “Dua Tahun UNISNU Semakin Berkibar, menurut Ketua Yaptinu KH Ali Irfan Mukhtar BA, bahwa tema tersebut mengandung makna di usianya yang ke- 2 UNISNU siap bertransformasi menuju PTS yang siap bersaing dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
“Oleh karena itu kami, pertama; ingin memberikan sajian lebih banyak. Kalau sekarang ini baru 17 Program Studi (Prodi) kami akan menambah minimal 3 program studi. Dan kami sudah ke Menristek dan Dikti, yaitu Program Studi Paud, Prgram Studi PGSD dan Program Studi Bimbingan Konseling Islam.”
“Lalu yang kedua, kami akan merintis secara embrional pembangunan Prodi Kesehatan dengan perintisan pembangunan Rumah Sakit Islam. Yang ketiga, kami merealisasikan Pola Pikir NU bahwa UNISNU Jepara menjadi pusat pembelajaran Islam ala ahlussunah wal jama’ah (Aswaja),” ujar Ketua Yaptinu Jepara pada Lifestyle sesuai acara.
Menurut Ketua Yaptinu KH. Ali Irfan Mukhtar, ke depannya Indonesia akan menjadi pusat pembelajaran Islam dunia. Karena itu sebagai kampus Islam terbesar di Indonesia, UNISNU harus siap mengawal.
“Bahkan banyak program dari pusat dan regional dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang dipercayakan penyelenggaraanya kepada UNISNU. Berdasarkan data perkembangan UNISNU dari tahun ke tahun semakin berkibar, terbukti bahwa saat ini menjadi kampus NU terdepan yang ada di Indonesia, mengalahkan enam kampus NU lainnya,” tambah Ali Irfan.
Kampus terpadu
Saat ditanya tentang obsesi, mantan Wakil Bupati Jepara dan anggota DPRD Kabupaten Jepara itu mengatakan, “kami mempunyai obsesi memiliki kampus terpadu.” Karena itu pihaknya sedang membangun master planning antara lain mengenai dimana tempat pondok pesantrennya, dan rumah sakit Islamnya.
“Sekarang ini kami sedang membangun relokasi, seperti gedung rektor, gedung administrasi dan gedung kuliah, sehingga nampak tertata. Karena itu dalam rangka mencukupi kebutuhan tersebut, kami kini sedang memperluas lahan ke seberang sungai. Berhubung lahannya terbatas, dalam membangun dan memperluas kampus, kami harus membangun keatas,” lanjutnya.
Dalam Dies Natalis dan wisuda UNISNU, koordinator Kopertis wilayah VI Prof. DYP Sugiharto mengucapkan selamat kepada UNISNU dan kepada wisudawan. Diharapkan ke depan UNISNU mampu menorehkan sejarah indah bagi pemberdayaan masyarakat terutama dalam menghadapi era global.
Untuk itu diharapkan dapat menjalin kemitraan atas dasar saling menguntungkan dengan berbagai pihak.
“Porsi kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat perlu ditambah, disamping intensitas pembelajaran, agar kehadiran UNISNU lebih bermanfaat ganda,” ujar prof DYP sambil menambahkan rencana, baik pendirian pesantren kampus, dan UNISNU menjadi pusat kajian Islam sebagai rahmatan lil alamin
Sementara itu Rektor Unisnu Jepara, Prof. Muhtarom dalam sambutan melepas mahasiswanya, juga menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh wisudawan/wisudawati yang telah diwisuda.
“Wisuda merupakan momentum yang sangat penting dalam kehidupan pendidikan, lebih-lebih di perguruan tinggi. Karena itu kami berharap agar para wisudawan menjadi alumni pemegang panji almamater yang senantiasa menjaga nama baik almamater,” harapnya.
Pada kesempatan itu Rektor Unisnu Jepara Prof. Muhtarom juga memberikan penghargaan kepada para lulusan dengan predikat terbaik dari masing-masing fakultas.
Miftah Arifin selaku panitia mengatakan, wisudawan terbaik dari Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum adalah Mayalatul Lathifah dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,73 Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsyiah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi oleh Samsul Ma’arif IPK 3,68 dari Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan diraih Hidayatun Nikmah dengan IPK 3,77 dari Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Sementara itu Sekretaris Koordiator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertais) wilayah X Jawa Tengah Dr. H. Hasyim Muhammad Secara khusus menyampaikan kepada wisudawan bahwa setelah wisuda, yang harus dilakukan adalah mensyukuri nikmat.
“Mensyukuri nikmat yang paling utama adalah mengamalkan potensi yang telah dimiliki. Dengan mengamalkan potensi maka berkah dan rido akan diberikan oleh Allah,” tutur Hasyim.
Dalam kesempatan itu ia juga memberikan motivasi kepada seluruh wisudawan agar setelah lulus tetap melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena ilmu yang sebenarnya adalah apa yang akan didapatkan setelah keluar dari kampus.*** Tono