Nikmati Bahagia,
Seteguk Demi Seteguk
Mari kita melihat kebahagiaan dan kemakmuran dengan cara yang berbeda.
Pada suatu hari seorang pebisnis sedang berkunjung ke sebuah perkampungan nelayan. Di sana ia bertemu dengan seorang nelayan yang sedang santai bercengkerama dengan anak dan isterinya. Sang pebisnis pun menasihatinya:
“Anda harus bekerja keras untuk meraih kemakmuran. Dengan kerja keras, Anda bisa menabung. Hasilnya bisa Anda belikan kapal motor milik sendiri. Kapal motor ini bisa Anda gunakan untuk mendapatkan lebih banyak ikan, sehingga Anda pun bisa mendapatkan lebih banyak uang. Uang yang Anda peroleh bisa Anda gunakan untuk diinvestasikan bagi kemakmuran di hari tua. Setelah Anda pensiun Anda tidak perlu takut miskin, karena sudah memiliki banyak uang dan Anda bisa membahagiakan anak dan isteri Anda.”
Sang nelayan yang mendengarkan nasihat pebisnis itu lalu menjawab: “Mengapa harus menunggu begitu lama? Sekarang pun saya sudah bisa berbahagia dengan anak dan isteri saya.”
Sederhana ya? Dari cerita ini terlihat bahwa definisi kemakmuran/keberhasilan satu orang dengan yang lain ternyata tidak harus sama.
Bermimpilah
Anda ingin meraih kemakmuran? Mimpikanlah. Tanpa memiliki mimpi mengenai kemakmuran, maka Anda tidak akan pernah meraihnya. Mimpi merupakan manifestasi dari keinginan yang dalam. Jika Anda sudah memimpikannya, berarti Anda sudah menginginkannya. Menurut Walt Disney, jika Anda sudah bisa memimpikannya, pasti Anda juga mampu mewujudkannya. Makin dalam keinginan, makin jelas mimpi, maka makin besar kekuatan yang mendorong Anda untuk merealisasikannya.
Dari Jepang, Takashi Ishihara mempunyai mimpi dan keinginan untuk menjebol pasar mobil Amerika Serikat dengan mobil kecil dan irit yang diproduksi perusahaannya. Banyak orang meragukan kemampuan Ishihara, karena Perang Dunia II baru saja usai, dan bangsa Amerika masih ‘alergi’ terhadap segala sesuatu yang berbau Jepang. Tetapi keinginannya begitu kuat sehingga ia bisa menyusun strategi ampuh dan meyakinkan seluruh karyawannya untuk bersama-sama mewujudkan mimpi itu. Keyakinannya ini berhasil membawa Ishihara mendaratkan mobil Nissan Sunny di negara Amerika Serikat.
Yakinlah Anda bisa
Setelah Anda memiliki mimpi yang jelas dan keinginan yang kuat untuk meraihnya, pikirkan cara jitu yang harus Anda ambil. Yang paling penting, berpikir bahwa kemakmuran tersebut sangat mungkin Anda raih. Dengan pikiran seperti ini, secara otomatis Anda akan terdorong untuk menemukan berbagai strategi mewujudkan kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
Hendricks dan Ludeman dalam bukunya Corporate Mystic menceritakan tentang teman mereka (seorang wanita) yang ingin mengubah nasibnya dengan belajar untuk menjadi dokter pada usia 44 tahun. Semua orang di sekitarnya mengatakan bahwa ia tidak akan mungkin diterima oleh universitas manapun mengingat usianya. Namun, wanita tersebut tidak kecil hati karena ia yakin bahwa keinginannya mungkin terealisasi. Lalu ia mendaftar di beberapa universitas di Amerika Serikat. Semuanya menolak. Si wanita tidak putus asa, ia akhirnya mendaftar di sebuah universitas di Belanda, dan diterima!
Tiga bulan sebelum kuliah, wanita Amerika itu belajar bahasa Belanda dari nol. Karena tekatnya yang kuat, dalam tiga bulan ia berhasil menguasai bahasa Belanda yang cukup untuk berkomunikasi. Ia pun berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi dokter. Pada saat buku Hendricks dan Ludeman ditulis, tahun 1996, wanita tersebut sudah menjadi dokter yang handal dan berhasil mengubah nasibnya.
Proaktif, inovatif
Langkah berikutnya adalah mengambil tindakan nyata. Mimpi tanpa tindakan adalah sia-sia. Tindakan tanpa mimpi atau arahan yang jelas juga sia-sia karena menjadi tidak terarah. Tindakan ini memerlukan tiga kunci utama, yaitu: keyakinan sukses, komitmen, dan ketahanan yang tinggi.
Kenichi Ohmae, management guru terkemuka di dunia, melihat perlunya bagi semua orang, terutama pelaku bisnis, untuk mewujudkan mimpi melalui tindakan proaktif dan cara berpikir inovatif. Perputaran roda perubahan dengan kecepatan yang luar biasa dan persaingan yang hiperkompetitif menuntut semua orang untuk tidak hanya mengambil sikap menunggu atau baru bereaksi ketika menghadapi masalah, melainkan mengambil sikap proaktif (mengantisipasi masalah dan menciptakan solusi sebelum masalah tersebut terjadi) dalam meraih mimpi mereka, agar tidak dilindas oleh pesaing. Pelaku bisnis juga dituntut untuk berpikir inovatif untuk mencoba berbagai cara baru ataupun cara yang berbeda untuk mewujudkan mimpi tersebut. Jadi ketika satu cara gagal, ada cara lain yang sudah disiapkan.
Nikmatilah!
Secangkir kopi hangat yang dinikmati seteguk demi seteguk akan terasa lebih nikmat dari pada secangkir kopi yang diminum sekali teguk saja. Demikian pula dengan kemakmuran. Jika Anda sudah memiliki gambaran yang jelas akan kemakmuran yang ingin Anda capai, maka ketika kemakmuran itu benar-benar terwujud Anda bisa langsung mengenalinya. Namun, Anda tidak perlu menunggu sampai kemakmuran total yang Anda impikan tercapai. Mulailah menikmati tiap jengkal kemakmuran yang berhasil Anda raih sedikit demi sedikit. Seperti nelayan pada ilustrasi sebelumnya yang menikmati apa yang ia miliki saat ini (tidak menunggu sampai seluruh cita-citanya mengenai kemakmuran tercapai). Kenikmatan ini bisa memacu Anda untuk lebih giat lagi mewujudkan kemakmuran di tingkat berikutnya.
Jangan takut berbagi
Beban yang dipikul bersama akan terasa lebih ringan, sedangkan kemakmuran yang dinikmati bersama akan terasa lebih manis. Kemakmuran-kemakmuran kecil yang berhasil Anda raih dalam perjalanan menuju kemakmuran besar akan terasa lebih manis dan bermakna jika Anda menikmatinya bersama orang lain. Dengan “membagikan” kenikmatan tersebut Anda berinvestasi kebaikan pada rekening emosi orang lain. Semakin besar investasi kebaikan Anda, semakin sayang dan hormat orang lain terhadap Anda, maka semakin besar lingkaran pengaruh Anda pada orang-orang yang Anda ajak berbagi tersebut.
Dr. Stan Shih, raja komputer dari Taiwan, yang ikut membangun merek Acer percaya bahwa manusia perlu menciptakan nilai untuk memberikan sumbangan bagi masyarakat di sekitarnya. Dengan prinsip inilah Stan Shih banyak melakukan kegiatan sosial dan kemasyarakatan, dan memberikan sumbangan penting bagi masyarakat sekitarnya. Kegiatan dan sumbangan ini tidak melulu harus berhubungan dengan bisnis dan uang, namun bisa berupa ide, usulan, artikel, ceramah, buku, nasihat dan berbagi pengalaman bisnis dengan keluarga dan masyarakat yang dilayaninya.
Orang-orang bijak mengatakan bahwa ukuran sukses seseorang bukan ditentukan oleh seberapa besar prestasinya, melainkan seberapa banyak jumlah orang yang diajaknya untuk berbagi sukses. ***