Selama tahun 2010 ekspor produk Usaha Kecil Menengah/Industri Kecil Menengah (UKM/IKM) Jawa Tengah bertumbuh sebesar 30,34%. Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekspor UKM/IKM periode 2005-2009 yang rata-rata sebesar 1,27% sebagaimana tergambarkan dalam tabel berikut.
Nilai Eksport UKM/IKM Jateng 2010
No Jenis produk nilai Ekspor hingga November 2010 tahun 2009
1. Kayu dan produk kayu US$ 470,78 juta, tahun 2009 sebesar US$ 423,20 juta;
2. Furniture US$ 664,54 juta, tahun 2009 US$ 560,09 juta.
3. Garmen US$ 667,05 juta, tahun 2009 US$ 582,85 juta
4. Tekstil US$ 55,55 juta, tahun 2009 US$ 40,91 juta.
5. Makanan olahan US$ 53,12 juta 2009 US$ 48,05 juta.
Sedang total ekspor Jawa Tengah pada tahun 2010 mencapai US$ 3.868,59 juta, terdiri atas komoditas non migas US$ 3.674,04 juta atau 94,97% dan komoditas migas sebesar US$ 194,55 juta atau 5,03% dari total ekspor Jawa Tengah.
10 negara tujuan utama ekspor Jawa Tengah
No. Nama Negara, nilai eksport
1. Amerika Serikat, US$ 895,54 juta
2. Jepang US$ 222,43 juta
3. China US$ 221,62 juta
4. Jerman US$ 193,16 juta
5. Malaysia US$ 184,70 juta
6. Republik Korea US$ 180 juta
7. Perancis US$ 162,48 juta
8. Inggris US$ 159,04 juta
9. Belgia US$ 129,14 juta
10. Belanda sebesar US$ 127,20 juta
11. Negara-negara lain US$ 1.393,31 juta.
“Tingginya peningkatan persentase ekspor komoditas terhadap total ekspor Jawa Tengah menunjukkan bahwa produk-produk UKM/IKM daerah ini memiliki daya saing tinggi dan memiliki pangsa luas. Berbagai macam produk UKM/IKM unggulan ekspor Jateng yaitu bordir, batik, cor logam/permesinan, mebel kayu, pakaian jadi, jamu tradisional, kerajinan kuningan/tembaga, keramik, tekstil dan produk tekstil, tenun tradisional, kulit dan produk kulit, teh/kopi/kakao/rempah-rempah/mainan anak-anak, kerajinan kaca, perhiasan emas dan anyam-anyaman,” jelas Kepala Biro Humas Setda Prov Jateng, Agus Utomo, S.Sos.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah meningkatkan bantuan sarana proses produksi untuk meringankan biaya investasi UKM/IKM, meningkatkan promosi di dalam dan di luar negeri, menyerap aspirasi pengusaha dan mentransformasikan pada APBD, melakukan integrasi program pembangunan UKM/IKM dengan Pemerintah Pusat dan Kabupaten/Kota guna meningkatkan daya saing produk. ( Rosi-lifestyle)