Bulan Mei lalu RS Hermina Pandanaran membuka bangsal perawatan umum baru di lantai 5 dengan tetap mempertahankan unggulan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.
Sebagaimana dijelaskan Direktur RS Hermina Pandanaran dr. Hadi Wibowo, MMR, perjalanan hidup seseorang dimulai sejak bayi, remaja, dewasa hingga tua dan lanjut usia. Berdasarkan penelitian, anak 0-2 tahun biasanya mengalami sakit 10 kali dalam setahun. Usia 3-5 tahun sakit rata-rata 6 kali setahun. Usia 6-10 tahun mengalami sakit 4 kali dalam setahun. Setelah dewasa potensi sakit menurun.
Tetapi ketika memasuki usia 50 tahun, penyakit degenerative atau penyakit tua mulai timbul. Bahkan pada usia lansia, kondisi tubuh yang mengalami sakit seperti Diabetes Mellitus, Hyperlipidemia, Hypertensi, Jantung Koroner, dll perlu control lebih sering . Sehingga RS Hermina mengantisipasi kondisi tersebut dengan menyediakan fasilitas medik untuk segala usia secara komprehensif.
Itu sebabnya RS Hermina Pandanaran telah menambah perawatan umum. Dengan menyediakan ruang VVIP, VIP, Kelas Utama, kelas I, II dan kelas III dengan total 70 kamar.
VIP MINDED
Umumnya di RS lain, ruang kelas III selalu penuh sesak bahkan sampai ‘menolak’ pasien. Tetapi setelah layanan umum RS Hermina Pandanaran di-launching Mei lalu, ternyata minat masyarakat untuk menggunakan kelas II dan III sangat rendah. “Masyarakat yang datang berobat ke RS Hermina, termasuk VIP minded. Sebab permintaan ruang VVIP, VIP dan kelas utama jauh lebih tinggi dibanding kelas II dan kelas III. Sesuai anjuran pemerintah, kami telah menyediakan ruang kelas III minimal 25%. Tapi masyarakat yang datang justru selalu mencari ruang VIP. Saya juga heran, mengapa demikian,” katanya.
Menanggapi sinyalemen yang berkembang di masyarakat, pihak RS sering mengatakan ruang kelas III penuh dan mengarahkan pasien ke kelas utama agar mendapat bayaran yang lebih tinggi, dr. Hadi Wibowo menolak anggapan tersebut. “Saya yakin tidak demikian. Sebenarnya kami ingin okupansi (tingkat penggunaan ruang) berimbang,” jelasnya.
Ayah dua anak ini menduga, image masyarakat bahwa RS Hermina memang kelas eksklusif menjadi penyebab.
TIAP TAHUN PELAYANAN DI EVALUASI
Khusus bidang Ibu dan Anak sebagai layanan unggulan, RS Hermina Pandaran paling lengkap di Kota Semarang. Dilantai 2 ada Klinik Tumbuh Kembang (KTK) Anak.
KTK didukung fisioterapi untuk membantu anak yang secara fisik ada kelemahan dan keterlambatan perkembangan. Bagi anak yang mengalami hambatan berbicara, disini juga tersedia terapi wicara. Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenali lingkungannya dengan menekankan pada koordinasi gerak indera tubuh (sensomotorik) dan proses neurologi (saraf), tersedia fasilitas sensori integrasi yang dilakukan oleh Okupasi Terapis.
Sementara dilantai 2,juga tersedia Klinik Laktasi bagi ibu yang ingin konsultasi seputar masalah ASI. Sebagaimana kita tahu, bayi umur 0-2 tahun merupakan golden periode atau masa-masa emas pertumbuhan otak anak. Untuk itu tentu butuh asupan gizi berkualitas. Nutrisi yang baik dimulai dari ibu menyusui. Dan pada dasarnya setiap ibu ingin memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada anaknya. Hanya saja sering terjadi, ketika proses persalinan sudah selesai, ASI-nya belum bisa keluar. Itu sebabnya sejak hamil, ibu yang akan melahirkan perlu tahu bagaimana merawat payudara dan mengonsumsi asupan makanan yang bisa merangsang dan meningkatkan kualitas ASI. Sehingga ketika tiba saat persalinan, ASI-nya bisa keluar dengan kualitas baik dengan jumlah yang cukup.
RS Hermina Pandaran juga membuka senam nifas untuk mempercepat pemulihan kesehatan Ibu pasca persalinan.
Untuk mengetahui perkembangan anak-anak yang lahir di RS Hermina, setiap tahun diadakan lomba balita sehat ini merupakan bentuk evaluasi dari perkembangan anak.. “Setelah bayi lahir selain anjuran ASI Ekslusif , juga diberi imunisasi lengkap, sedang orang tuanya kita undang dalam seminar tentang kesehatan anak. Lomba balita mengevaluasi perkembangan anak dari umur 6 bulan-1 tahun, 1 tahun-3 tahun, dan 3 tahun-5 tahun. Kita akan lihat pertumbuhan fisik, kepandaian anak termasuk motorik halus, motorik kasar, serta pertumbuhan gigi anak,” kata alumni FK Undip Semarang ini.
DATANGKAN KAK SETO
Setelah lomba balita sehat yang dilaksanakan Juli lalu, dilanjutkan dengan seminar menghadirkan pembicara Dr. dr. Mexitalia, SpA (K) dan tokoh pemerhati anak Dr. Seto Mulyadi alias Kak Seto dengan tema ”Peran Orangtua dalam Mengoptimalkan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.”
Dihadapan peserta seminar yang umumnya orang tua para balita, Kak Seto paling tidak telah memberikan dasar-dasar cara mendidik dan memotivasi anak dengan baik.
Mantan Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak (KPA) ini berbicara banyak cara mendidik anak dengan pola pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Sebaliknya, jangan mendidik anak dengan unsur kekerasan. Karena kekerasan, baik di dalam keluarga maupun sekolah adalah bentuk pemaksaan dan tekanan. Bila itu terjadi, jangan heran bila anak-anak akan bergembira jika jam pelajaran sekolah kosong karena gurunya rapat, atau ketika orang tuanya sedang pergi dari rumah.
Ini terjadi karena anak-anak merasa tertekan dan tidak nyaman dekat dengan guru atau orangtuanya. “Ibu-ibu diingatkan jangan suka menjewer, memukul atau mencaci anak. Sebab ketika dia merasa sudah mampu membela diri, maka dia akan melampiaskan kemarahan kepada pihak lain dengan cara yang sama. Sehingga tidak heran bila sekarang kita melihat betapa mudahnya terjadi tawuran antar pelajar atau antar warga,” kata dr. Hadi menirukan Kak Seto.
AKSI SOSIAL SAMBUT RAMADHAN
Menyambut bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba, RS Hermina Pandanaran telah melakukan berbagai aksi sosial. Misalnya khitan massal bekerjasama dengan Yayasan Mardi Waluyo, TV-Ku dan Universitas Dian Nuswantoro. Dimana anak yang dikhitan digratiskan dari seluruh biaya.
Sementara disisi layanan, tidak ada antisipasi khusus meyambut lebaran. Namun IGD tetap siaga 24 jam dengan layanan farmasi dan laboratorium. Kalau pun ada, nanti sehabis perayaan idul fitri, biasanya penderita penyakit diare agak meningkat karena masyarakat mengonsumsi makanan secara berlebihan atau pola makan yang berubah. Sebagai RS umum, tentu akan memperhatikan hal-hal tersebut.
“Sebenarnya layanan khusus itu perlu saat perubahan musim karena penyakit tertentu bisa terjadi outbreak penyakit (wabah). Misalnya pada musim hujan harus diwaspadai penyakit demam berdarah. Pada musim kemarau, perlu diwaspadai penyakit pernafasan karena polusi debu.
Robinson Simarmata