Tak sedikit pun menyeruak dalam benak Budi Jatmiko bakal menjadi seorang pendidik, apalagi bergelar professor. “Saya bercita-cita tidak melebihi apa yang saya pikirkan,” katanya. “Menjadi sarjana muda saja saya sudah bersyukur.”
Ternyata takdir Tuhan menuntunnya ke gerbang kesuksesan di dunia pendidikan. Setelah tamat Sekolah Teknik Menengah Negeri Kediri, Budi melanjutkan studi strata I di IKIP Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya) pada 1979. Setelah bertitel sarjana, pria kelahiran Kediri, 51 tahun ini berfikir meningkatkan jenjang studinya ke taraf yang lebih tinggi.
Ketika baru berstatus calon pegawai negeri sipil di almamaternya, tepatnya pada 1985, Budi tak ragu mengambil kuliah Strata II di IKIP Jakarta cabang Yogyakarta meski dengan beasiswa pas-pasan. Kala itu baru segelintir orang yang mampu kuliah pascasarjana. “Pokoknya saya ingin jadi yang terdepan,” ucapnya sembari tertawa.
Demikian pula ketika ada tawaran untuk mengambil kuliah doktoral di STIKOM Surabaya, dia pun langsung mengiyakan. Akhirnya karir Budi sebagai pengajar mencapai puncaknya pada tahun 2007. Dia beroleh gelar guru besar bidang fisika di usia yang boleh terbilang muda, yakni 47 tahun.
Kini sang profesor ditahbiskan sebagai ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Surabaya. Dilantik pada April silam, dia meretas sebuah mimpi: meningkatkan status STIKOM, dari sekolah tinggi menjadi universitas dalam satu periode kepemimpinannya, yakni pada tahun 2015.
Harapan tersebut terlontar bukan sekedar kobaran semangat sesaat. Sebagai ilmuwan yang saban waktu bergumul dengan metode ilmiah, jelas Budi punya pemikiran rasional. Obsesi utuk mengegolkan STIKOM menjadi sebuah universitas tentu telah ada hitung-hitungannya sesuai potensi dan kemampuan.
Dilihat dari segi kualitas, STIKOM Surabaya merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di tanah air bidang komputer dan teknologi informasi. Apalagi ditunjang dengan kedisiplinan, good governace, fasilitas perkuliahan yang komplit, sistem akademik maupun proses belajar mengajarnya tertata rapi, serta human capital bermutu.
Pedang segera diayunkan. Persiapan menuju status universitas dilakukan dengan melengkapi persyaratan-persyaratan, termasuk membuka beberapa fakultas dan program studi baru. Pengajuan telah dilayangkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. ”Masih dalam proses pengkajian,” Budi mengungkapkan. (oki)