Rob, Banjir & Pengentasan Kemiskinan Jadi Prioritas

Meski tinggal 21 bulan sisa kepimpinan Walikota Semarang Hendrar Prihadi, SE, MM tak lama setelah dilantik, ia tetap komitmen dengan programnya yaitu Sapta Program. Seperti dalam bincang-bincangnya dengan wartawan Lifestyle di ruang kantornya pada suatu siang. “Sapta Program  ini sudah menjadi amanah pada  periode kita 2010-2015 sesuai dengan RPJMD yang sudah dipaparkan
pada dewan.” Mulai dari mengentaskan masyarakat miskin dan pengangguran, kemudian masalah rob dan banjir, harus bisa diminimalkan. Begitu ungkap Walikota Semarang.
“Dua hal ini menjadi prioritas, karena lima program lainnya insyaallah sudah on the track, sesuai dengan capaian di RPJMD. Untuk penanggulangan masyarakat miskin di kota Semarang kita lakukan lewat Gardu Kempling, yang tahun ini sudah  memasuki tahun ketiga. Karena itu kita melibatkan tidak hanya lewat SKPD-SKPD pemerintah kota Semarang mulai tingkat Disnaker, Koperasi, Perdagangan, tetapi kita juga mengajak perusahaan swasta (pengusaha) yang ada di Semarang, kerja di Semarang dan mencari rejeki di Semarang, untuk sama-sama mau memikirkan hal ini, melalui CSR (Corporate Social Responsibility) yang menyentuh langsung ke masyarakat, lewat hasil analisis dari teman-teman  dari perguruan tinggi.”
Lewat Gardu Kempling, ada 3 komponen yang bekerjasama, yaitu Perguruan Tinggi mengadakan penelitian berapa jumlah pengangguran dan apa kemampuan mereka. “Kemudian Pemkot sebagai bagian pelayan masyarakat, memberikan input data dan kita masukkan ke jaringan pengusaha-pengusaha, baik di perbankan, BUMD maupun BUMN untuk bisa memberikan CSR mereka ke masyarakat,” ujarnya.
Korupsi, musuh bersama
Korupsi, menjadi isu paling hangat belangan ini. Menanggapi hal tersebut, mantan Ketua KNPI Kota Semarang ini mengatakan, korupsi itu musuh kita bersama, maka sudah menjadi komitmen bangsa ini untuk diberantas. Pencegahannya, ditindaklajuti dengan ketegasan aparat penegak hukum baik dari kejaksaan, kepolisian maupun KPK yang sangat luar biasa. Dengan demikian dipastikan akan menjadi efek jera buat orang yang coba-coba atau yang sedang   melakukan korupsi.
“Untuk Pemkot Semarang sendiri, kita juga selalu melakukan koordinasi dengan KPK, Kejaksaan dan Kepolisian,  untuk melakukan sosialisasi Undang-Undang yang terkait dengan kolusi-kolusi nepotisme. Satu kunci yang diharapkan bisa mengurangi korupsi adalah kontrol atau pengawasan terhadap kegiatan SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) pemerintah kota Semarang,” papaprnya.
“Kita juga mulai pasang  CCTV yang diharapkan tahun 2014 sudah terpasang semua di tempat-tempat pelayanan masyarakat yang lain. Karena  harapan kami, kawan-kawan merasa lebih ‘takut’ kalau melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi sedang  diawasi,” ujar Walikota Semarang Hendrar Prihadi ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, maka dalam rangka memajukan kota Semarang,  meski menjabat walikota tinggal 21 bulan, selalu berharap agar senantiasa bisa bareng-bareng terutama dalam hal meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ikut membangun, menata dan mengisi pembangunan di kota Semarang.
“Adapun konteksnya, bisa lewat charity atau bakti sosial, membantu masyarakat miskin atau bisa juga bagaimana menata perkantorannya supaya lebih indah, misalnya memberi lampu warna-warni atau merawat lingkungan di kawasan industri yang bersih rimbun dan asri. Itu merupakan bagian dari ikut menata kota Semarang. Jadi ada tanggung jawab partisipasi dari masyarakat kota Semarang sendiri,” kata walikota yang lebih akrab disapa Hendi ini.
Bicara soal peluang investasi di Semarang, ia mengatakan kalau Jawa Tengah ini menjadi primadona jika dibanding dengan Jawa Barat maupun DKI Jaya karena UMR-nya lebih rendah.
Tetapi ada berbagai hal yang masih sering ditanyakan  padanya, terkait tingginya harga tanah di Semarang, dibanding wilayah lain  di kota/kabupaten Jawa Tengah, meski diakui kota Semarang mempunyai keunggulan di bidang transportasi dan infrastruktur serta UMR yang lebih rendah dibanding wilayah lain.
“Meski ada kesan mahal soal harga tanah, tetapi tetap masih ada beberapa investor yang masuk ke kota Semarang,  seperti yang sedang dalam pembangunan pabrik jas di Mijen, kemudian pembuatan sarung tangan golf di Kawasan Industri Candi. Yang mengalihkan ke daerah Susukan Kab. Semarang, dan Demak juga ada. Namun yang paling banyak adalah ke Kendal. Tetapi tidak apa-apa, toh masih Jawa Tengah juga. Kalau pabrik/industrinya di daerah, kantor pusatnya kan pasti di ibu kota Jawa Tengah ”ujarnya diplomatis. ***

Share Button

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: