Hj Nurul Triwahyuni, SE Terpanggil UNTUK Wujudkan Mimpi
Kisah pencapaian sukses itu salah satunya adalah Hj. Nurul Triwahyuni SE, Direktur PT Gemolong Tirta Jaya yang bergerak dalam bidang kontraktor dan Kepala Cabang Biro Perjalanan ibadah Haji Aerohajj. Ia juga terbilang sukses dalam menjalankan roda usaha PT Panorama Indah Perdana, yang bergerak dalam jasa catering, khususnya melayani jamaah haji hingga sekarang ini.
Setiap tahun ketika musim haji berlangsung, ia terlibat dalam melayani catering jamaah haji. Tahun kemarin melayani sekitar 8.000- an jamaah haji.
Kesuksesan bisnis cateringnya berawal dari keaktifannya di Majelis Taklim di lingkungannya, Perumahan Vila Kelapa Dua, Kebun Jeruk, Jakarta.
Dari situ, banyak yang minta tolong menguruskan keperluan pergi umroh dan haji. Hingga akhirnya ia punya ide, yang kemudian mendorongnya mendirikan Aerohajj untuk membantu mereka pergi umroh dan haji.
Usahanya pun terus berjalan, bahkan tahun 2010 semakin berkembang. Kemudian mulai ikut tender catering untuk jamaah haji, dan alhamdulillah menang. Maka setiap tahun ia pun bisa berangkat ke tanah suci.
“Karena itu saya merasa sangat bersyukur. Sebab Gusti Allah memberi kemudahan pada saya. Ibaratnya orang lain sulit bahkan harus menunggu bertahun-tahun bisa kesana, tapi saya bisa setiap tahun. Namun biar gantian, kerabat saya yang saya berangkatkan kesana secara bergantian,” ujar Hj Nurul SE.
Sosok yang mempunyai kunci sukses “sabar” ini juga menyadari bahwa di balik keberhasilan itu, ia tetaplah seorang wanita, isteri dan ibu dari anak-anaknya, sehingga ia ketika berada di rumah tetap memposisikan keluarga, terutama suami, sebagai kepala keluarga yang harus dihormati.
“Artinya meski saya mempunyai penghasilan lebih, tetapi tetap menghormati suami sebagai kepala keluarga. Pengambil keputusan dalam satu masalah di keluarga adalah suami. Meski sebelumnya juga ada diskusi-diskusi. Itu prinsip saya. Hal itu juga saya tunjukkan serta saya ajarkan pada anak-anak, agar bila sudah berkeluarga tetap harus menghormati suaminya.”
“Alhamdulillah suami juga memberi kepercayaan, sehingga kemana saja dalam urusan kerja saya merasa nyaman. Karena tanpa diijinkan suami, saya tidak bisa jalan. Saya juga menunjukkan pada keluarga tentang cara-cara kerja saya, agar mereka juga mengerti, karena saya sangat mencintai mereka.”
Dalam wawancaranya dengan majalah Lifestyle, meski wanita kelahiran Tlogokotes Bagelen, Purworejo pada 30 November 1967 ini termasuk menjadi jajaran pengusaha wanita sukses, namun ia masih mempunyai mimpi besar, yaitu terpanggil untuk membangun dan meningkatkan kemajuan Purworejo.
“Saya ini orang bisnis yang lahir dan dibesarkan di Purworejo. Mengapa saya terpanggil untuk membenahi Kabupaten Purworejo? Karena Purworejo mempunyai kesempatan untuk maju, dengan potenisnya yang luar biasa. Saya yakin kalau sudah menemukan sosok yang bisa menggugah Purworejo, pasti dalam segala bidang akan maju pesat.”
“Hanya saja saya perhatikan perkembangan kemajuannya belum siginifikan. Karena itu saya berdoa, semoga Allah memberikan amanah pada saya supaya bisa mengangkat derajat rakyat kecil.
“Mudah-mudahan ke depan bisa maju seperti daerah lain. Saya ingin mewujudkan hal itu. Ini adalah juga sebuah panggilan, untuk memajukan daerah tanah kelahiran saya,” ujar Hj Nurul yang ternyata masih berdarah biru, kerabat dan keturunan dari raja-raja Mataram.
Menurut anak ketiga dari empat saudara yang SD, SMP dan SMA nya diselesaikan di Purworejo ini, masyarakat Purworejo sangat dinamis. Kalau potensi itu diberdayakan niscaya akan membawa perubahan bagi kemajuan Purworejo dengan sangat cepat.
“Saya perempuan kelahiran Desa Tlogo Kotes, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, meski sibuk dengan bisnis di Jakarta. Tapi saya peduli dengan Purworejo. Setiap bulan pasti menyempatkan pulang kampung, nyekar di makam Ibu/Bapak dan para leluhur. Sehingga saya memang terpanggil ingin mewujudkan mimpi itu: Memimpin, Membangun, Tingkatkan Kemajukan Purworejo.”
Cita-citanya luar biasa. “Mudah-mudah bisa tercapai, sehingga dalam membangun sekaligus memajukan Purworejo cepat terlaksana. Seperti dalam bidang pertanian, potensinya juga luar biasa, terutama hasil bumi, terlebih kalau dibenahi.”
Ia melihat masih banyak lahan tidur. “Mudah-mudahan kedepan bisa kita benahi dengan mengolah tanah yang baik, sehingga lahan tidur itu bisa bermanfaat.”
“Seperti era sekarang ini, memang berdampak pada kesibukan yang sudah beralih, sehingga kita jarang melihat orang macul (mencangkul, red), tetapi itu bisa disiasati dengan alat-alat modern seperti traktor sawah, dsb.”
Ia mencontohkan, ketika melakukan perjalanan bisnis di Lampung dan Sumatera Utara, melihat banyak lahan subur yang dikerjakan oleh tenaga traktor.
“Nah, saya juga ingin seperti itu. Lahan tidur dirubah menjadi tanah yang subur, sehingga bermanfaat,” harap Hj Nurul yang bangga dengan dukungan keluarganya. (Tono)