Jejak Perjalanan Mustika Ratu
Berawal dari usaha rumah tangga, PT. Mustika Ratu, kini telah tumbuh menjadi perusahaan consumer products besar. Produk-produk Mustika Ratu kini menempati posisi puncak di pasar domestik dan diterima baik di pasar luar negeri. Hal ini tentu saja berkat ketekunan dan kepemimpinan Mooryati Soedibyo yang terbukti mampu menghasilkan bisnis keluarga yang berhasil dibidang kesehatan dan kecantikan. Selaini tu, DR. Hj. BRA Mooryati Soedibyo, S.S, M.Hum melalui bisnis ini telah mampu membantu mengurangi pengangguran, dengan merekrut sekitar 3000 tenaga kerja. Dengan kata lain, Mustika Ratu turut memperbaiki taraf hidup 3000 keluarga Indonesia.
Mustika Ratu tidak hanya menjadi sebuah bisnis tapi juga menjadi kebanggaan Indonesia sebagai salah satu produsen produk bermutu yang berbahan dasar, dibuat, dan dihasilkan dari sumberdaya Indonesia, yang disukai di manca negara. Bagaimana awal perjalanan bisnis PT Mustika Ratu? Berikut majalah LIFESTYLE merangkumnya, dalam wawancara esklusif bersama DR. Hj. BRA Mooryati Soedibyo, S.S, M.Hum.
Bagaimana awal
berdirinya Mustika Ratu ?
Semua berawal dari garasi rumah saya. Kala itu saya ha-nya bermodal Rp 25.000 rupiah. Suami saya adalah seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan saya memiliki 5 orang anak. Jika dikatakan saya kekurangan ya tidak, tetapi belum cukup jika harus membiayai pendidikan 5 orang anak saya. Dari situlah kemudian saya mempraktekkan ajaran keluarga saya yaitu meracik “jamu” dan membuat kosmetika dari bahan herbal alamiah. Awalnya juga tidak terpikir melakukan itu, karena dunia bisnis merupakan dunia baru bagi saya. Kala itu usia saya saja sudah 45 tahun. Tapi tidak tahu ada dorongan darimana hingga saya akhirnya mulai meracik jamu. Tadinya saya hanya menganjurkan teman-teman meminum jamu dengan cuma-cuma. Jika mereka pegel–pegel bisa minum beras kencur. Tapi karena mereka enggan membuat, maka jadilah saya membuat jamu untuk mereka. Lama-lama permintaan semakin banyak dan varian produk juga semakin banyak. Dari hanya jamu beras kencur, hingga jamu pelangsing. Semua inovasi itu datang dari konsumen, lalu berkembang ke permintaan pada kosmetik dan lulur. Hingga saat ini banyak va-rian produk Mustika Ratu dengan berbagai bentuk. Semua itu berkat para konsumen yang menyukai produk Mustika Ratu. Dari garasi rumah, sekarang menjadi pabrik.Dari hanya 2 karyawan, sekarang menjadi ribuan. Dari hanya mencoba, yang kata suami, “ahh ibu buat mainan apa sih?” sambil melewati kegiatan saya di garasi ketika saya sedang meracik dan memipis rempah-rempah, yang kini justru dibutuhkan konsumen dalam negeri dan luar negeri.
Bagaimana tanggapan
keluarga kala itu?
Tanggapannya bervariasi. Saya salah satu cucu Sri Susuhunan Paku Boewono X, yang dididik di Keraton Surakarta mulai usia 3 tahun dan tinggal bersama eyang di keraton. Tradisi keraton zaman Pakoe Boewono X sangat kental dan pendidikan yang diberikan pada saya pun pendidikan tradi-sional. Ya tentang sejarah filosofi Jawa, khasiat jamu, seni tari, irama klasik, karawitan, membatik macam–macam; di samping mengikuti pendidikan umum. Terus kok sekarang jualan jamu, rasa-rasanya bagi mereka tak pantas. Tapi saya direstui suami kok dan anak–anak saya juga mendukung yang saya lakukan. Suami malah suka meledek, kalau saya sedang membuat jamu kala itu beliau bilang; ibu buat mainan apa sih ini? Lalu saya jawab; “ehh jangan salah. Kalau jualan saya ini sudah besar, nanti saya jadi direktur, bapak jadi wakil direkturnya ya.” Dan ternyata terjadi benar menjadi dambaan “back to nature trend.”
Saat ini bagaimana
perkembangan Mustika Ratu?
Melalui diversifikasi bisnis dibidang Spa yaitu Taman Sari Royal Heritage Spa yang pertama kali saya dirikan 15 tahun kemudian di Sheraton Mustika Yogyakarta. Selanjutnya diba-ngun Taman Sari Royal Heritage Spa yang melalui sistem franchise, sudah meluas ke luar ne-geri antara lain di negara Jepang, Canada, Chekoslovakia, Bulgaria dan Malaysia. Totalnya sekitar 8 di luar negeri dan 7 di Indonesia. Semuanya bahan dan ramuan saya kirim dari Indonesia.Teraphisnya pun saya kirim dari Indonesia, karena kebetulan saya juga memiliki sekolah kecantikan yang mengajarkan banyak ke-trampilan bagi kaum perempuan. Semua itu adalah permintaan dari konsumen, orang-orang luar negeri menyukai produk mustika ratu serta menghargai tradisi kita.
“Badai” apa saja yang pernah dilalui oleh Mustika Ratu?
Jika orang bertanya pada saya, bagaimana membesarkan brandMustika Ratu, ya saya menjawabnya gak tau. Karena pada mulanya saya belum mengenal ilmu bisnis. Pada akhirnya nama Mustika Ratu itu menjadi besar karena sudah melewati banyak hambatan, tetapi saya tetap tekun dan tidak kenal menyerah atau bosan. Contohnya saya pernah mengalami banyak produk yang rusak dan kembali pada saya, kala itu produk “air mentimun” yang rusak akibat jarak tempuh yang jauh. Ya saya maklum karena produk “air mentimun” adalah produk alami, alhasil kembali ke pabrik. Itu adalah salah satu resiko bisnis. Akhirnya saya mulai mengolahnya lagi. Lebih meningkatkan produksi dengan isi sa-
tuan. Tidak seperti jaman ibu saya yang bukan untuk bisnis, tetapi ibu membuat untuk pemakaian pribadi. Masalah juga datang pada saat krisis. Kala itu daya beli masyarakat menurun, produk kami juga terkena imbasnya. Akhirnya saya membuat produk yang tadinya berukuran 200 ml jadi 100 ml yang harganya lebih murah dan saya tidak kehilangan konsumen loyal. Tetapi daya beli saat itu menurun. Kemudian ada juga masalah pada pengantaran produk ke agen-agen. Kala itu terjadi kecelakaan pada saat pengiriman barang, kami diminta mengganti. Karena saya tidak mengerti bisnis, akhirnya saya ganti. Namun akhirnya saya membuat kontrak yang berisi biaya penggantian jika terjadi kecelakaan. Ya semua itu karena belajar, belajar dari apa yang terjadi. Karena saya belajar dan terus belajar menghadapi hambatan yang ada, akhir-nya juga ikut membawa besar nama Mustika Ratu. Nama besar branding bukan dari produk yang berkualitas tetapi juga dari semua kegiatan promosi, penampilan kemasan, konsultannya, counternya, dan lain-lain. Dan akhirnya yang memimpin adalah kemampuan CEO dan team jajaran employernya.
Saat ini masih adakah
cita-cita yang ingin dicapai Mustika Ratu?
Mustika Ratu saat ini dipegang oleh anak-anak saya. Saya ingin Mustika Ratu tetap mempertahankan visi dan mi-sinya. Mempertahankan tradisi Indonesia dalam memelihara kesehatan dan kecantikan. Mustika Ratu harus melakukan sustai-nable development dalam kese-taraan dan kesinambungan. Tapi kita juga harus berkembang. Saya berpesan pada anak-anak saya, jangan takut menghadapi persai-ngan yang ada. Tetaplah berinovasi karena saat ini segalanya sudah tersedia. Bahkan dengan media social, semuanya menjadi mungkin. citra/foto, osli, sintia