Raih Adipura 8 Kali Tanpa Putus

Penyerahan Piala Adipura diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Bupati Jepara KH. Ahmad Marzuki, SE di Istana Negara pada Juni 2012 lalu.
Adipura kali merupakan Penghargaan yang ke 9. Penghargaan Adipura pertama diraih tahun 1996/1997. Tapi sejak tahun 1997 pemerintah menghentikan pemberian Adipura. Baru beberapa tahun kemudian diadakan penilaian kota bersih dan ramah lingkungan berupa Adipura. Jepara mendapat Adipura sejak tahun 2004 hingga 2012. Sehingga sudah 8 kali berturut-turut tanpa terputus.
Demikian ungkap Bupati Jepara KH. Ahmad Marzuki, SE kepada Ely Nyunanto dari LIFESTYLE di ruang kerjanya didampingi pejabat teknis terkait, Rabu 8 Agustus 2012 lalu.
Setelah meraih Adipura 8 kali berturut-turut, Kabupaten Jepara mengincar penghargaan Adipura Kencana.
Pada penilaian Adipura 2011-2012 Kabupaten Jepara gagal mendapatkan Adipura Kencana. Penghargaan Adipura Kencana diberikan untuk kota yang telah melampaui batas pencapaian dari segi pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan tanah, perubahan iklim, sosial, ekonomi serta keanekaragaman hayati. Yang berhasil meraihnya adalah Kabupaten Tulungagung, sedangkan untuk kategori kota metropolitan diraih oleh Kota Surabaya.
Selain gagal mendapatkan target, peringkat raihan Adipura Jepara tahun ini turun dibandingkan 2010-2011. Tahun ini Kota Ukir hanya mendapatkan raihan adipura atau kota terbersih biasa kategori Kota Sedang se-Indonesia.
Bupati Jepara Ahmad Marzuqi mengatakan, meski tidak berhasil mendapatkan Adipura Kencana, warga Bumi Kartini patut bersyukur karena Kota Ukir secara berturut-turut mendapatkan adipura sebanyak delapan kali. “Ini tetap patut kita apresiasi. Hasil Adipura yang diraih bukan milik kelompok tertentu, akan tetapi milik semua warga Jepara. Keberhasilan meraih penghargaan di bidang lingkungan hidup ini tidak lepas dari peran aktif masyarakat untuk menjaga lingkungan dan SKPD terkait.
“Dengan prestasi yang telah dicapai, kita jangan berpuas diri dulu sebaliknya bagaimana prestasi ini kita jadikan motivasi untuk semakin meningkatkan diri untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan sehingga apa yang sudah diraih bisa dipertahankan di tahun-tahun mendatang, karena mempertahankan jauh lebih sulit dari pada merebut. Mudah-mudahan, kota Jepara bisa mengikuti jejak kota Surabaya dan Tulungagung di Provinsi Jawa Timur yang meraih Adipura Kencana tahun ini,” kata pria kelahiran Jepara, 11 Agustus 1964.
Lebih lanjut Ahmad Marzuki mengatakan dalam meraih Adipura, pihaknya tidak sungkan-sungkan untuk belajar pada kota lain. Jika perlu kita belajar ke Kabupaten Tulungagung dan Kota Surabaya.
Mantan wakil bupati Jepara (2007-2012) ini menyampaikan, meski sudah menerima Piala Adipura 8 kali berturut-turut, bukan berarti perjuangan sudah selesai. “Ini baru awal perjuangan yang sesungguhnya.”
Ditanya kita mencapai prestasi gemilang tersebut, Bupati mengatakan kata kuncinya adalah menjalin kerja sama dan kekompakan antara pemerintah dan masyarakat.
”Penghargaan yang kita raih, adalah cambuk untuk melecutkan semangat tentang pentingnya pelestarian lingkungan yang berkesinambungan,” jelas mantan Ketua DPRD Jepara (2004-2007).
Keberhasilan memperoleh Adipura menunjukkan masyarakat Jepara memiliki budaya bersih. Penghargaan ini diharapkan berimbas pada terhindarnya masyarakat Jepara dari berbagai penyakit.  “Pepatah Arab mengatakan, Sehat itu rajanya nikmat dunia,” ucap suami Hj. Chuzaemah.

Sektor Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Penyokong PAD
Diraihnya piala Adipura Jepara 8 kali berturut-turut menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk berivestasi. Sementara kita tahu, investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Banyak investor telah melirih Jepara untuk menanamkan modalnya. Salah satunya di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata.  Sehingga diharapkan bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kalau investor sudah banyak yang menanamkan modalnya ke Jepara  tentunya akan berdampak positif pada masyarakat dan yang jelas dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat,” imbuhnya.
Kontribusi pariwisata untuk memasukkan PAD di sektor pajak di Kabupaten Jepara, dianggap dalam lima tahun terakhir telah berhasil menandingi bidang industri kerajinan kayu dan ukir. Jadi sungguh disayangkan, kalau sebagai kota dengan potensi ganda, yaitu industri dan pariwisata, kondisi itu tidak dirawat dengan baik.
Sokongan objek wisata seperti Kepulauan Karimunjawa. Kawasan wisata Kepulauan Karimunjawa telah ditunjuk sebagai salah satu destinasi wisata di wilayah Jawa Tengah. Hal itu terjadi karena Kepulauan Karimunjawa dianggap memiliki potensi wisata alam dan budaya yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah.
Lebuh lanjut, Bupati mengatakan bahwa tahun ini, kunjungan wisatawan asal Eropa ke Kepulauan Karimunjawa meningkat. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa Kepulauan Karimunjawa ditunjuk sebagai salah satu destinasi objek wisata di Jateng.
“Kepulauan Karimunjawa sudah layak menjadi pendukung kesiapan pemerintah Provinsi Jateng tahun ini tentang penetapan Visit Jateng 2013,” tambah bapak 4 anak dari Maftukhatin, M. Ibnu Hajar, M. Choirul Anam dan M. Khusni Mubarrok.
“Dukungannya untuk mensukseskan Visit Jateng 2013 melalui wisata Kepulauan Karimunjawa,” harapnya.
Sampai saat ini, pihaknya tengah berupaya melakukan bimbingan kepada masyarakat untuk terus menjaga berbagai kearifal lokal di Kepulauan Karimunjawa.
Selain pariwisata, sektor ekonomi kreatif di Kabupaten Jepara hingga saat ini memiliki peran yang besar dalam upaya pengentasan kemiskinan dan sekaligus juga meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Alumni STIE IEU menerangkan, selama ini Kabupaten Jepara masih bertumpu pada sektor industri permebelan, furnitur, dan ukiran.
Selama bertahun-tahun sektor ini memang mampu menjadi penopang penghasilan utama di Kota Ukir. Meski dalam sejarahnya, industri permebelan juga mengalami pasang surut, bahkan pernah terkapar karena dihantam krisis ekonomi beberapa tahun lalu.
“Jika kita melihat data PAD Kabupaten Jepara, perolehan terbesar memang didominasi dari sektor permebelan. Namun, dalam permebelan tersebut minimal ada dua kombinasi kreativitas, yaitu seni dan kerajinan. Nah, dua hal ini perlu digarap dengan baik,” katanya.
Untuk investor, pihaknya sudah memulai dengan mendatangkan sejumlah investor nasional yang aktif melakukan ekspor produk furnitur, kayu, maupun rotan di pasar internasional. Para investor diajak bekerja sama untuk mengembangkan produk ukir asal Jepara. Ely

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: