Laksda TNI Herry Setianegara, S.Sos., S.H., M.M Kawah Candradimuka AAL Dijamin Bebas KKN

Akademi Angkatan Laut terletak di Pantai Utara Surabaya, Jawa Timur. Berdiri di atas lahan seluas ± 52 hektar. Kawasan ini biasa disebut Kawah Biru Bumimoro atau Kawah Candradimuka dengan motto; Hree Dharma Shanty yang berarti “malu berbuat cela”.
Setiap tahun Akademi yang berdiri 10 Oktober 1951 ini selalu dibanjiri generasi muda yang ingin mendedikasikan hidup bagi bangsa dan negara melalui TNI – AL. Padahal Kadet (calon Perwira AL) yang diterima tidak sampai 100 orang per tahun.
Seperti apa pendidikan di AAL. Betulkan AAL bebas KKN? Akhir September lalu Robinson Simarmata dari LIFESTYLE berwawancara secara eksklusif dengan Gubernur Akademi Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Herry Setianegara, S.Sos., S.H., M.M didampingi Kabag Penerangan Letkol (KH) Jamaluddin dan Pakospri Mayor (KH) Wandiru di ruang kerja Gubernur. Berikut petikannya.

Bagaimana AAL mendidik perwira TNI-AL agar benar-benar siap menghadapi tantangan di masa depan?
Memang perwira TNI-AL digodog dan dipersiapkan dari kawah Candradimuka ini. Penyiapan dimulai dari nol. Ini adalah tahun kedua AAL melaksanakan program pendidikan 1:3. Artinya 1 tahun integrasi di Akademi Militer (AKMIL) Magelang Jawa Tengah dan 3 tahun di matra. Matra laut masuk AAL Surabaya, matra udara masuk AAU Yogyakarta dan matra darat tetap di AKMIL Magelang.
Khususnya di AAL, selama 3 tahun para kadet diberi materi pelajaran sesuai kurikulum yang dikeluarkan Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional. Sehingga lulusan AAL adalah Diploma 4 atau setara S-1 dan berhak mendapat gelar SST.Han (Sarjana Sain Terapan Pertahanan). Nanti S-2 (Magister) didapat setelah selesai Sesko TNI (Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia). S-3 (Doctoral) diperoleh setelah lulus Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional).
Artinya, kita mencetak perwira yang betul-betul memiliki wawasan luas, tidak sebatas menguasai strategi perang tetapi juga menguasai sains, ilmu-ilmu terapan yang berkembang amat cepat.

Berapa jumlah kadet yang diterima Tahun Akademik 2012?
Ada 95 orang, dari 10.000 lebih pendaftar.  Penyaringannya ketat sekali. Dengan demikian kami sangat yakin, personel yang kita rekrut benar-benar yang trengginas.

Jumlah tersebut sudah sesuai kebutuhan?
Semua sudah diperhitungkan matang. Setiap tahun jumlahnya berbeda. Karena kita menghitung kebutuhan secara riil. Misalnya 20-25 tahun mendatang perwira yang pensiun berapa orang. Sehingga kerucut piramida kepemimpinan tetap bagus.
Saya dipercaya pimpinan menjadi Kepala Lembaga Penyediaan Tenaga Angkatan Laut (Kalapetal) tahun 2005. Saat itu tiap tahun penerimaan kadet mencapai 200 orang. Sehingga jumlah perwira menggelembung. Saya menghitung ulang sesuai Alat Utama (Alut) yang ada. Karena setiap matra berbeda kebutuhan personilnya. Misalnya TNI-AD adalah manusia yang dipersenjatai. Sementara TNI-AL adalah senjata yang diawaki. Sehingga personil TNI-AL sangat tergantung pada alut. Katakanlah Kapal Perang RI (KRI) usia pakainya 20 tahun. Maka kita harus mempersiapkan awak KRI tersebut diantaranya seorang perwira devisi, seorang perwira departemen, seorang perwira Palaksa dan seorang Komandan.

Peralatan militer bangsa-bangsa di dunia kian canggih. Apakah simulator Alutsista yang dimiliki AAL sudah mengikuti perkembangan jaman?
Secara umum AAL memiliki alat simulator untuk pengenalan. Misalnya Pelaut, harus bisa membawa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Memang alat instruksi di AAL belum secanggih alut yang dimiliki di lapangan. Namun ada kerjasama yang melekat antara AAL dengan Satuan Operasi. Contohnya korps Pelaut atau korps Elektronika langsung bekerjasama dengan armada. Disana mereka mengenal alut-alut modern yang dimiliki TNI AL. Demikian juga Marinir, langsung bekerjasama dengan korps Marinir untuk praktek lapangan.

Di perguruan tinggi sipil lajim dikenal dosen asing. Di AAL sendiri?
Di AAL ada dosen, ada pelatih. Dosen bekerjasama dengan Perguruan Tinggi di luar AAL. Misalnya Unair, Unibraw, ITS, dll. Instruktur atau pelatih sebagian besar dari perwira terbaik TNI AL meski ada instruktur luar terutama untuk bertukar pengalaman. Karena pakem ilmunya semua bangsa hampir sama. Tapi pengalaman, tentu berbeda-beda. Bertukar pengalaman penting sebagai pengayaan wawasan kadet.

Adakah pertukaran kadet dengan AAL negara luar?
Selama ini kami sudah bekerja sama dengan AAL-nya Jepang. Sekarang sedang dijajaki kerjasama dengan Amerika Serikat. Masa belajar di Amerika nantinya lebih panjang. Mudah-mudahan mulai tahun depan sudah ada kadet yang menimba ilmu di AAL-nya Amerika Serikat secara full selama 4 tahun.

Alutsista TNI umumnya import. Tentu negara produsen lebih tahu keunggulan dan kelemahan alat tersebut. Seandainya terjadi perang, bagaimana TNI AL bisa memenangkan pertempuran?
Produksi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam negeri terus ditingkatkan dan dikembangkan. Meski harus kita akui, sampai sekarang alutsista yang dimiliki TNI memang masih lebih banyak buatan luar negeri. Tapi pada dasarnya peralatan militer buatan negara mana pun, semuanya memiliki kesamaan. Namanya alat, keunggulannya terletak pada kecerdasan dan keterampilan personel yang memainkan. Makanya kita melakukan drill terus menerus agar calon-calon perwira ini terampil dan matang dalam mengambil tindakan. Karena terlambat sedikit saja, habislah dia.

Banyak taruna bangsa yang cerdas ingin masuk akademi di bawah institusi TNI/Polri tapi ‘terganjal’ biaya yang amat mahal. Komentar Anda?
Biaya apa? Kan semua biaya ditanggung negara. Apalagi kalau yang dimaksud uang suap. Penerimaan kadet AAL saya jamin bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Salah satu syarat yang harus ditandatangani calon kadet adalah pernyataan bersedia tidak melakukan penyuapan/KKN baik langsung maupun tidak langsung. Apabila terbukti secara hukum melakukan KKN, maka harus bersedia dinyatakan tidak lulus dan atau dikeluarkan, jika pelanggaran tersebut diketemukan di kemudian hari pada saat mengikuti pendidikan pertama (Dikma).
Saya 3 tahun (2005-2008) menjabat Kalapetal. Dengan demikian saya bisa pastikan tidak ada jual-beli dalam rekrutmen personil TNI-AL. Bahkan saat menjabat Kalapetal, ada beberapa Calon Tamtama (Catam) yang saya lihat nilainya sangat bagus, sengaja saya gugurkan dalam test saat pengumuman. Saya bilang pada dia, nanti ikut test akademi saja. Dalam jeda waktu sebelum penerimaan Akademi, dia tinggal di rumah saya dan saya didik terus-menerus. Terbukti ketika ikut test masuk AAL dia dinyatakan lulus. Itu murni. Bukan karena titipan.
Setidaknya ada 7 orang yang saya ‘dandani’ seperti itu dan sekarang mereka sudah jadi perwira. Diantaranya Letda (Marinir) Indra Maulana dan Leta (Marinir) Hery. Semula orangtua mereka sedih karena anaknya gagal masuk Catam. Alasan orang tua, yang penting anaknya cepat dapat kerja karena keluarganya termasuk miskin.
Mendengar alasan itu, saya sedih. Personil TNI harus membuang jauh-jauh pemikiran sekedar cari kerja. Masuk tentara harus dengan kesadaran penuh bahwa dirinya anak bangsa yang siap berperang menjaga dan mempertahankan kedaulatan NKRI.
Jadi kalau ada yang mengatakan masuk TNI-AL harus membayar, itu bohong. Bahkan saya membiayai dari kantong pribadi selama mereka mengikuti ‘pendidikan’ di rumah saya. Coba kalau saya minta duit dari 7 orang itu. Sudah dapat berapa saya? Tapi menerima uang dari calon personil TNI, haram hukumnya bagi saya.

TNI AL agaknya masih pilihan terakhir generasi muda setelah Polri, TNI AD dan TNI AU. Benarkah?
Saya tidak melihat itu. Buktinya ada 10.000 lebih pendaftar masuk AAL tahun 2012. Dan pilihan itu mereka sadari sejak awal. Karena rekrutmen personil langsung  dilakukan masing-masing angkatan. Beda dengan jaman kami dulu. Dulu, semua masuk AKMIL Magelang. Para   Taruna belum tahu mau ditempatkan pada matra apa. Pembagian matra dilakukan berdasarkan hasil psikotest. Sehingga banyak penempatan yang tidak sesuai dengan pilihan. Misalnya dia memilih Polri atau TNI-AD ternyata ditempatkan di AL sehingga menimbulkan kekecewaan. Tapi saya mengatakan, hasil psikotest itu sangat tepat. Buktinya saya ditempatkan di TNI AL dan sekarang saya bintang dua.
Untuk menghilangkan kekecewaan itu, sekarang tiap angkatan melakukan rekrutmen sendiri. Psikotest dilakukan hanya untuk menentukan korps. Misalnya apakah masuk korps Pelaut, Marinir, Elektronika, dsb.

Ada anggapan mutu pendidikan kita lebih rendah dibanding negara lain. Apakah TNI AL merasakan itu?
Generasi muda bangsa Indonesia hebat-hebat. Nyatanya saat kita mengirimkan personil untuk mengikuti berbagai diklat bersama dengan tentara negara lain, personil kita pada umumnya selalu muncul sebagai juara. Atau minimal 10 besar. Di kawasan regional Asia Tenggara, personil TNI masih yang terbaik. Terutama dari segi mental, semangat juang. Penempaan mental kejuangan personil TNI sudah terpatri sejak jaman penjajahan. Musuh datang dengan meriam bisa kita kalahkan dengan modal bambu runcing. Itu bukti kobaran semangat juang yang luar biasa. Personil TNI tidak ada yang takut perang.

Apa dambaan Anda terhadap AAL di masa datang?
Tentu saya mendambakan Akademi TNI Angkatan Laut ini selalu meningkatkan mutunya. Sehingga begitu melangkahkan kaki keluar dari pintu penjagaan di gerbang depan, lulusan AAL harus siap mengemban tugas dimana saja dipercayakan negara tanpa kecanggungan.

Sekarang Anda pemimpin tertinggi AAL. Apa yang ingin Anda wariskan kepada para kadet?
Gubernur ALL menurut saya harus orang yang mendekati sempurna. Dia harus cerdas, berwawasan luas, berwibawa dan smart. Kesan inilah yang akan ditangkap para kadet sebagai calon pemimpin di masa depan. Bagaimana mereka bisa berwibawa kalau para instruktur apalagi Gubernur AAL-nya sendiri tidak berwibawa? Wawasan yang luas juga penting. Baik wawasan kemasyarakatan, kebangsaan dan wawasan internasional.

Anda merasa memenuhi kriteria itu?
Tentu pimpinan yang menilai. Terbukti pimpinan TNI AL memercayakan jabatan ini kepada saya. Sekedar Anda tahu, saya menguasai banyak disiplin ilmu. Yang resmi saja 6 Diploma 3 (D-3), 3 gelar Sarjana (S-1), 1 Magister (S-2) dan banyak sekali kursus dalam dan luar negeri yang pernah saya ikuti. Saya juga pernah drop out (DO) dari 3 universitas dengan disiplin ilmu yang berbeda. DO tentu bukan kebanggan meski juga bukan kesalahan. Saya  DO karena penugasan negara dalam waktu cukup lama sehingga dikeluarkan dari kampus sesuai aturan yang berlaku. Tapi ilmu yang pernah saya timba di 3 universitas itu ikut menambah wawasan saya.

Apa makna HUT TNI 2012 bagi AAL?
Kami bersyukur bahwa dalam usianya yang ke-67 tahun, TNI semakin maju. Khusus bagi TNI AL, tahun 2010-2014 adalah langkah awal menuju minimum esencial of force. Diharapkan tahun 2024 target tersebut sudah terpenuhi. Pemahaman sederhananya kira-kira seperti memiliki rumah. Rumah harus punya pagar agar maling tidak masuk. Tapi bila ada maling lompat pagar, maka rumah tersebut perlu dipasangi kamera pengintai atau CCTV. Bila ada penjahat menerobos masuk pekarangan, pintu rumah harus kokoh sehingga si penjahat tidak leluasa masuk ke dalam. Bila tetap ada penjahat bisa menembus masuk ke dalam rumah, harus ada pintu kamar yang kokoh sehingga tuan rumah bisa aman. Demikian juga pengawalan NKRI harus berlapis dalam menghadapi kemungkinan adanya gangguan dari pihak luar.

Mengapa minimum, bukan ideal?
Minimum saja belum. Karena sesuai tingkat perekonomian kita belum mampu membiayai semua kebutuhan bangsa secara bersamaan. Saat ini konsentrasi mencerdaskan bangsa melalui pendidikan dan kesehatan masyarakat. Secara bertahap anggaran pertahanan pun ditingkatkan. Baru saja kita membeli kapal selam baru, korvet baru dan kapal-kapal patroli baru agar 2014 alutsista minimum esencial of force sudah terpenuhi. Kebutuhan ideal, mungkin nanti setelah 2024.

Apa yang istimewa pada HUT TNI tahun ini?
Saya kira esensinya sama saja. Kita merenungkan perjalanan panjang masa lalu untuk menentukan langkah terbaik ke depan. Sebab seseorang atau sebuah lembaga dikatakan mengalami kemajuan apabila hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini

www.simplesharebuttons.comBerbagi dengan teman ...Facebook0Google+0Twitter0tumblrPinterest0LinkedIn0

4 Responses to Laksda TNI Herry Setianegara, S.Sos., S.H., M.M Kawah Candradimuka AAL Dijamin Bebas KKN

  1. ACHMAD AROZAL

    HEBAT GUBERNUR AKABRI LAUT,KLO DITEMPAT LAIN,MUNGKIN PAKAI DUIT BISA MASUK AKABRI,.SELAMAT

    Reply
    • ANI SUSANTI

      kalau sampek ada yang minta uang gitu saat merekrut TNI AL apa yang harus kita lakukan apa mungkin kalau kita lapor polisi kita akan di dengar ? ?

      Reply
  2. Rendra Trisyanto Surya

    Hello Pak Herry…!
    Bravo.. maju terus…. dengan idealisme membangun TNI AL yang berkarakter..
    Bukankah dulu Ayah kita mengahar begitu..?

    Oh ya,
    sekedar bertanya saja nih..
    Apakah Pah Laksda Herry ini anaknya Pak Marzuki herman yg dari medan..?

    Salam,

    Rendra Tris Surya
    Dosen Poltek ITB
    di Bandung

    Reply

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: