Setiap lembaga selalu memiliki hari istimewa, tak terkecuali LPK Widya Budaya Semarang. Sanggar yang didirikan Hj. Triwarsini Dariana ini memiliki hari jadi pada tanggal 12 Desember lalu. Keistimewaan itu ditandai dengan serangkaian kegiatan sosial diantaranya:
1.Mengadakan potong rambut untuk anak panti asuhan Darul Yatim sebanyak kurang lebih sembilan puluh anak.
2.Mengadakan kursus kecantikan yang diikuti 100 peserta secara gratis.
3.Mengadakan lomba dongeng guru PAUD
4.Mengadakan Workshop.
Puncak acara tersebut selain pemotongan tumpeng dan pemberian penghargaan juga dimeriahkan dengan peragaan busana pengantin.
Ultah yang digelar secara meriah di Sate House Sriwijaya Semarang dihadiri tokoh-tokoh kota Semarang, diantaranya ketua GOW Kota Semarang Hj.Titi Suseno. “Saya menyambut positif acara ini, karena Bu Dar (Hj. Triwarsini Dariana) bisa kreatif dan inovatif dalam memberikan ilmu bagi lingkungan disekitarnya, khususnya untuk orang-orang yang kurang mampu,” ujar ibu Titi Suseno.” Dalam berorganisasi Bu Dar juga berdedikasi baik. Dalam GOW, Bu Dar ini perwakilan dari Tiara Kusuma selalu memberikan ide-ide kreatif, seperti potong rambut 300 orang kurang mampu dalam ulang tahun GOW Kota Semarang ke-50,” lanjut Hj.Titi Suseno.
Lantas siapakah Hj. Triwarsini Dariana ini? Hj. Triwarsini Dariana adalah wanita sederhana yang tangguh dan percaya diri walau tidak berpendidikan tinggi. Namun karena kecerdasannya ia mampu bersaing. Ibu dari Sri Medali Hendry Hastuti dan Moh. Bayu Widagdo ini memiliki cita-cita luhur yaitu ingin wanita yang ada dilingkungan sekitarnya lebih kreatif dan berdaya guna.
Berawal dari sanggar rias pengantin, istri H. Dariana ini kemudian mendirikan PAUD Amanah. Setelah sukses dengan itu semua, didirikan LPK Widya Budaya. Yang terakhir, ia mendirikan Wedding Organizer, dan semua berjalan dengan baik.
Meski sibuk mengelola sanggar dan aktif berorganisasi, nenek dari tiga cucu ini tidak melupakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Ia tetap concern terhadap perkembangan putra-putrinya. Terbukti mereka sukses dalam karier masing-masing. Seperti penuturan Moh. Bayu Widagdo. “Ibu adalah guru, juga teman bagi saya dan kakak. Kami sangat dekat. Ibu selalu memberikan motivasi bagi anak-anaknya, selalu memberi contoh, sehingga kami jadi tahu dengan sendirinya mana yang salah dan mana yang benar. Yang saya kagum dari ibu adalah pengabdiannya. Ia selalu ingin bermanfaat bagi lingkungannya, tidak selalu berorentasi dengan uang,” pungkas Bayu tentang ibunya yang pada hari itu juga tepat berulang tahun yang ke-56. Endang DM
Recent Comments