Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mulai sport jantung, pasalnya di beberapa titik sentral calonnya gagal. Sebut saja Jawa Barat dan Sumatera Utara. Padahal Pilgub 2013 ini adalah titik awal menuju gerbang 2014. Sementara yang sudah jelas berada ditangan adalah DKI Jaya. Untuk Jawa Tengah sendiri peluangnya berada di ujung tanduk dan menjadi pertaruhan, karena Jawa Tengah dikenal sebagai ‘kandang banteng’. Jawa Timur sudah pasti akan terlepas, karena kedua petahana solid bersatu. Sehingga nyaris tiada lawan yang sebanding. Posisi Jawa Tengah sendiri juga belum bisa berharap banyak karena petahana juga cukup kuat.
Bakal calon Gubernur Jawa Tengah yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo menegaskan kekalahan calon partainya pada Pemilu Gubernur (Pilgub) di Jawa Barat dan Sumatera Utara, akan menjadi evaluasi pada Pilgub Jawa Tengah. Tapi, dia pun menegaskan setiap daerah punya ciri khas dan karakter tersendiri.
“Beberapa catatan memang penting untuk pembelajaran dan evaluasi, untuk apa yang akan berjalan berikutnya,” kata Ganjar, usai menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUP Dr Kariadi Semarang, Jumat (8/3/2013). Tapi ia mengatakan ada perbedaan karakter di setiap wilayah, termasuk Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur.
Salah satu bahan evaluasi, sebut Ganjar, adalah fenomena survei yang selalu menempatkan pasangan dari partainya di peringkat tiga. Namun, hasil yang didapat ternyata beragam, seperti di DKI Jakarta yang terbukti dimenangkan Jokowi, sementara di Jawa Barat dan Sumatera Utara hanya menempati peringkat kedua. “Akan dievaluasi apakah itu dari ketokohan, program, atau media. Karena pilkada di setiap daerah itu tidak ada yang sama,” ucapnya.
Menurut Ganjar, mesin partainya sudah berjalan dan berkonsolidasi demi pemenangannya dalam Pilgub Jawa Tengah. PDI-P menggelar konsolidasi terkait Pilgub Jawa Tengah, di Solo, Sabtu (9/3/2013). Selain harus berhadapan dengan calon petahana, Bibit Waluyo, yang dulu berasal juga dari PDI-P, Ganjar mengatakan Pilgub Jawa Tengah akan berjalan seiring dengan masa pengenalan calon legislatif dari PDI-P di setiap daerah. “Mesin partai ini tidak bisa diremehkan,” tegas dia.
Istimewa
Ganjar menyebutkan ada beberapa keistimewaan di Jawa Tengah yang dapat menjadi ‘modal’ bagi PDI-P. Keistimewaan itu antara lain adalah struktur partai yang terjaga dan terkonsolidasi. Lalu, ada banyak kader yang menjadi figur di kabupaten/kota di Jawa Tengah, yang turut mengenalkan dia sebagai calon gubernur dan meyakinkan masyarakat.
“Pemilih akan melihat figur, dan ada rekam jejak yang baik dari pemimpin-pemimpin PDI-P di sini. Itu yang membedakan dengan daerah lain,” tegas Ganjar, yang didampingi pasangannya dalam Pilgub, Heru Sutjadmoko. Meski demikian, ulang dia, semua pemilu kepala daerah di berbagai daerah akan menjadi bahan evaluasi dan data untuk pemenangannya di Jawa Tengah.
Menurut Ganjar timnya masih mengkaji model kampanye dan pengenalan yang akan dia gunakan. Tapi dia menegaskan istilah blusukan ala Joko Widodo di Jakarta, tidak tepat untuk Jawa Tengah. “Jawa Tengah ini luas sekali, bukan blusukan lagi namanya, tapi jelajah. Itu pasti saya lakukan,” ujar dia. Ganjar mengaku sudah mendapat banyak pesan singkat berisi dukungan, dan diakuinya sangat luar biasa.
Pemilihan gubernur Jateng periode 2013-2018 yang akan digelar 26 Mei 2013 mendatang dipastikan akan diikuti oleh tiga pasangan.
Ketiga pasangan tersebut masing-masing pasangan Hadi Prabowo – Don Murdono diusung PKS, Gerindra, PKB, PPP, Hanura dan PKNU; Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo (patahana), diusung koalisi Partai Demokrat, PAN dan Partai Golkar; pasangan Ganjar Pranowo – Heru Sujatmoko, diusung PDIP.
Saat ditanya adanya kemungkinan suara PDI Perjuangan pecah karena ada kader yang memiliki cukup banyak pendukung tetapi justru tidak mendapat rekomendasi dari partai, Ganjar mengatakan hal itu tidak terjadi. “Kalau pecah, mudah. Kan bisa dilem lagi,” ujarnya, Selasa (5/3/2013) malam.
Pilkada kali ini, kata Ganjar, diharapkan menjadi pembelajaran politik yang semakin baik, fair, dan memberikan edukasi politik kepada semua pihak. Siapa pun yang maju dalam pilgub diharapkan menaati semua prosedur untuk memilih pemimpin terbaiknya.
Menurut Ganjar, proses pemilihan kandidat pada Pilkada Jateng kali ini memang berbeda dengan daerah lain. Dari 22 kandidat PDI-P, penilaian telah dilakukan berupa uji kepatutan dan kelayakan, psikotes, dan survei. Juga terjadi tarik ulur di DPP, sampai akhirnya muncul rekomendasi nama melalui penyaringan yang ketat. Ganjar optimistis mesin partai akan bekerja untuk kemenangannya. Menurutnya, kekuatan daerah sudah siap dan Pilkada Jawa Tengah ini akan mengulang kesuksesan PDI Perjuangan di Pilkada DKI Jakarta.
Bibit Sesumbar
Incumbent atau patahana Gubernur Jateng, Bibit Waluyo sesumbar akan memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013 dalam satu putaran.
“Pilgub cukup satu putaran dan menang. Target meraih 100 persen,” katanya pada jumpa pers setelah mendaftar di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng Jl Veteran, Kota Semarang, Senin (4/3/2013).
Bibit Waluyo lebih lanjut menyatakan, kekalahan cagub yang diusung Partai Demokrat pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar) beberapa waktu lalu, tidak akan berpengaruh di Jateng.
”Jateng bukan Jabar dan DKI, sehingga Jateng tidak akan terpengaruh terhadap kemrosotan PD,” tandasnya.
Mengenai strategi untuk meraih kemenangan, mantan Pangdam IV/Diponegoro ini mengungkapkan telah menyiapkan strategi khusus.
”Strateginya apa, adalah rahasia kami, kalau diungkap kepada publik bisa diketahui lawan,” katanya.
Untuk meraih kemenangan itu, imbuh Bibit akan mengusung slogan Bali Ndeso Mbangun Desa tahap II lanjutkan.
Sementara itu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berambisi mencetak hattrick atau tiga kali menang beruntun dalam pemilihan gubernur (Pilgub). Dua kemenangan telah diraih, yakni di Jawa Barat dan Sumatera Utara. Kini, PKS mengincar sukses di Pilgub Jateng, 26 Mei mendatang. Partai itu mengusung Hadi Prabowo-Don Murdono pada pilgub mendatang.
Anggota DPR RI dari PKS, Matri Agung, mengatakan, berita-berita negatif mengenai partainya ternyata tidak memengaruhi kepercayaan publik. Hal itu dibuktikan dari kemenangan di Pilgub Jabar dan Sumut.
“Kami melawan berita-berita negatif itu dengan bekerja. Di Pilgub Jabar, pengamat mengatakan bahwa kemenangan itu karena faktor ketokohan sang calon. Tetapi kami menjawab, kami bekerja tidak harus lapor ke pengamat,” ujar Matri saat menghadiri rapat kerja daerah PKS Wonogiri di Desa Pule, Jatisrono, Wonogiri, baru-baru ini.
Hadi Prabowo (HP) layak untuk memimpin provinsi ini karena punya kemampuan dan berprestasi baik. HP juga menjabat sekda Jateng sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Korpri Jateng. Posisi itu merupakan kunci dalam pemerintahan daerah. PKS mendukung semangat HP-Don yang ingin menjadikan Jateng lebih baik dan sejahtera. wan
Recent Comments