Solo Menuju Transportasi Berkelanjutan

Terus bertambahnya jumlah kendaraan, sementara panjang dan lebar jalan yang tak seimbang, pasti berdampak kemacetan. Kota Surakarta yang dikenal sebagai kota wisata juga mulai merasakan kemacetan itu, bahkan masyarakat juga mulai mengeluhkannya. Karena kemacetan juga berdampak pada kecelakaan dan polusi.
Menyimak fakta dan masalah yang ada itulah Kepala Dishubkominfo Surakarta Drs. Yosca Herman Soedradjad, MM saat ditemui LIFESTYLE  yang didampingi Kasie Angkutan Orang Muhammad Taufiq, menjelaskan tentang langkah-langkah dan programnya dalam rangka mengatasi masalah itu.
Dijelaskan, Diskominfo Surakarta pada dasarnya mempunyai 5 program besar, pertama melanjutkan dan meningkatkan layanan Lalin. Antara lain  menyelesaikan fakta masalah kemacetan, kecelakaan, emisi gas buang atas kendaraan pribadi, parkir yang semrawut, mengurangi jumlah kendaraan yang  terus meningkat, menyadarkan  tertib lalin.
Yang kedua publik transport, yaitu transport manajemen dengan mereformasi  peningkatan pelayanan sarana angkutan umum masal dengan merubah angkutan umum yang dulu bis kota diganti dengan Batik Solo Trans. Dari 16 trayek, sekarang menjadi 9 koridor dengan fasilitas bus AC dan pembayarannya sistem tiketing, dimana pada saat ini  baru berjalan 2 koridor.
“Grand desain ini sudah dirancang cukup lama.  Jadi   semua operator yang ada di kota Surakarta kita kumpulkan diajak rembugan bahwa sistem yang ada ini sudah harus diganti karena tidak memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat. Akhirnya mereka menyetujui program itu dan bis kota ini tidak akan diperpanjang,  selanjutnya diganti dengan Batik Solo Trans. Karena Batik Solo Trans ini yang mengelola juga gabungan/konsorsium dari para pemilik bis kota, jadi mereka juga tidak merasa terpinggirkan.”
“Selanjutnya konsorsium pada saatnya harus bisa mandiri, dimana pemerintah hanya sebagai regulator atau pembina dan fungsi pemerintah juga memberikan subsidi kepada mereka. Memang ini pekerjaan yang tidak mudah dan memerlukan waktu, agar bisa diterima oleh mereka. Dengan demikian kedepannya tidak akan jadi masalah.”
Yang ketiga, di tahun 2013 ini mereformasi pelayanan Terminal Tirtonadi. Kalau dulu terminal terkesan semrawut, ada calo, preman dan lain sebagainya. Tetapi sekarang di Tirtonadi  sudah tidak demikian, karena sudah memakai  sistem boardingpass, seperti di bandara. Jadi masuk terminal sudah nyaman.
“Sistem ini merupakan yang pertama di Indonesia, sehingga menjadi percontohan tingkat nasional. Meski tidak mudah, tetapi reformasi ini harus berjalan karena yang kita jalankan ini sistem, sehingga masyarakat nanti yang menikmati hasilnya.
Yang keempat, penataan parkir. Seperti diketahui dalam Perda disebutkan bahwa jalan protokol di kota Surakarta berangsur-angsur tidak diperbolehkan untuk pakir kendaraan, namun kita tempatkan di lokasi-lokasi yang dekat dengan taman parkir dan lokasi tertentu, sehingga tidak terjadi kepadatan dilokasi sentra bisnis distrik. Karena dalam UU Nomor 22 tahun 2009 sudah dinyatakan larangan parkir di jalan nasional maupun provinsi dan kota Surakarta berangsur-angsur menata parkir itu, sehingga secara bertahap nantinya parkir-parkir hanya ada di lokasi-lokasi tertentu.
Sementara pihak swasta  seperti mall dan hotel juga harus menyediakan lahan parkir yang sesuai dengan kebutuhannya. Seperti Jl. Samet Riyadi secara berangsur-angsur akan bebas parkir, dan ini akan dimulai di tahun 2014.
“Nantinya, beaya parkir di Solo memang akan tinggi. Inibukan untuk meningkatkan PAD, tapi membatasi agar lokasi itu memang tidak digunakan untuk parkir. Kalau tidak mau beaya tinggi, ya parkir di tempat yang sudah disediakan. Itu lebih murah, hanya Rp.2000. Perihal penataan parkir, akhir tahun ini kita akan sosialisasikan.”
Yang kelima, menurunkan emisi gas buang kendaraan pribadi, dimana tahun 2013 ini  Dishubkominfo akan mengadakan  operasi emisi gas buang terhadap kendaraan pribadi, mengingat  kendaraan pribadi sudah lebih banyak. Di Solo saja sudah mencapai 443 ribu, sedangkan angkutan umum baik orang dan barang, hanya 2 persennya saja.
“Memang masalah peraturan emisi ini hanya berlaku bagi kendaraan umum. Tetapi pemerintah Surakarta mengambil satu inisiatif, karena tingkat polusi yang ditimbulkan tiap hari itu mayoritas dari kendaraan pribadi. Operasi ini sifatnya baru bersifat ajakan atau himbauan/sosialisasi, tetapi nantinya akan sampai pada ranah penindakan,” ujar pria yang akrab disapa pak Herman dan pernah belajar tentang transportasi di Singapura.
Menurut Suami Dra. Niken Siswanti, P.Pd, Solo mempunyai komitmen mereformasi pelayanan publik transport yang bagus yang nyaman, selamat dan terjangkau. Kalau itu sudah disediakan oleh Pemkot Solo yang dibentuk bersama swasta, masyarakat akan  dengan sendirinya beralih dan tidak memakai kendaraan pribadi. Selain itu, pemerintah juga akan mengeluarkan kebijakan dengan memberikan satu tekanan/larangan agar anak-anak tidak menggunakan sepeda motor bila ke sekolah.
“Harapan saya, dengan adanya 5 program ini, pertama akan tercipta lalulintas dan transportasi kota Surakarta yang aman, nyaman, lancar, selamat bagi masyarakat. Kedua memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Selain itu masyarakat juga harus diberikan kesadaran terus menerus serta disosialisasikan. Karena Pemkot Surakarta salah satu prioritasnya adalah membangun sistem transportasi, termasuk mengembangkan transportasi wisata dan ini satu-satunya di Indonesia. Seperti bis tingkat Jaladara, dan KA wisata,” ujarnya.
The Best ITS
Kota Solo juga merupakan kota yang pertama memiliki ITS (Intelegency Transport System). Oleh pemerintah pusat, Solo dinyatakan sebagai The Best ITS tahun ini. Grand desain yang dirintis sejak tahun 2006, akhirnya membuahkan prestasi sebagai The Best, karena dalam pengaturan dan pengendalian lalinnya sudah menggunakan ITS.
Muhammad Taufiq menambahkan, Batik Solo Transport sebagai angkutan umum, dengan 9 koridor yang direncanakan 225 armada, nantinya akan mengkoneksikan semua wilayah yang ada di kota Solo dan sekitarnya, seperti Bandara di Boyolali, Karanganyar, Palur dan Solo Baru, sehingga semua terlayani.
“Harapan kami, dengan tersedianya semua bentuk pelayanan publik transport, masyarakat mau beralih menggunakan angkutan umum, meninggalkan kendaraan pribadi. Sehingga dengan program yang dicanangkan pemkot Solo itu, masyarakat mau beralih menggunakan kendaraan umum dan jalanan tidak macet.”
Sekarang ini, ia menambahkan, baru berjalan 2 koridor dengan jumlah sekitar 31 armada, karena itu prioritasnya segera menyelesaikan pelayanan 9 koridor. Seperti yang disampaikan oleh Kadinas Dishubkominfo dan harapan Walikota, agar di tahun 2014 nanti, 9  koridor itu terealisasi. Karena pengembangan publik transport ditujukan untuk mengurangi tingkat kemacetan, kecelakaan, emisi gas buang dan lain sebagainya. Namun yang pasti, langkah ini ditempuh dalam rangka menata transportasi kota Solo dengan baik, aman, nyaman, lancar, tepat cepat, selamat, dengan tarif terjangkau. Tono

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: