Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah dikenal sebagai sentra ikan air tawar. Saat ini sub sektor perikanan mampu menghasilkan produk perikanan berkualitas, baik benih, ikan konsumsi dan ikan indukan. Didukung pengairan yang lancar plus keberadaan Bendungan Panglima Besar Sudirman, perkembangan usaha perikanan semakin pesat. Di samping itu peresapan (sumber air) terus mengalir sepanjang musim. Sehingga pada kemarau panjang-pun tidak berpe-ngaruh terhadap usaha budidaya ikan air tawar.
Kini Banjarnegara dikenal sebagai daerah minapolitan. Belum lama, Gubernur Jawa Tengah H Bibit Waluyo mencanangkan Banjarnegara sebagai sentra Gurami. Kemudian pada Maret 2013 ini, Desa Gumiwang Kecamatan Purwonegoro ditetapkan sebagai Desa Nila oleh Gubernur Jateng bersama Dirjen Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan, Dr. Ir. Slamet Subiyanto, MSi.
Hal yang patut diapresiasi, Kabupaten Banjarnegara pada tanggal 5 Maret 2013 lalu menerima penghargaan dari pemerintah pusat “Predikat Kinerja Terbaik Bidang Perikanan Budidaya.” Penghargaan diserahkan Dirjen Perikanan Budidaya, kepada Kepala Bidang Perikanan Dintan kannak Banjarnegara Totok Setya Winarna, SPi pada acara Rakornas di Bandung.
Ada beberapa jenis ikan yang tumbuh bagus di daerah berhawa sejuk ini. Diantaranya, Gurami. Ikan ini mempunyai bentuk yang lebar dan pipih. Menurut Bupati H. Sutedjo Slamet Sutedjo SH, MHum, budidaya ikan gurami dapat dijumpai di sejumlah daerah yakni di Kecamatan Bawang dengan luas kolam 50,96 Ha dan kapasitas produksi 318,20 ton, Kecamatan Purwanegara, luas kolam 55,56 Ha, kapasitas produksi 225,00 ton, Rakit, luas kolam 37,56 Ha dan kapasitas produksi 191,40 ton dan Kecamatan Wanadadi dengan luas kolam 31,17 Ha dengan kapasitas produksi 125,60 ton.
Kemudian ikan lele. Budidaya ikan lele tersebar di Kecamatan Purwanegara dengan luas kolam 55,56 Ha dan kapasitas produksi 180,00 ton, Kecamatan Bawang dengan luas kolam 50,96 Ha dan kapasitas produksi 108,50 ton. Kecamatan Mandiraja, luas kolam 15,65 Ha, kapasitas produksi 88,30 ton dan di kecamatan Rakit, luas kolam 37,56 dan kapasitas produksi 87,10 ton.
Ikan patin. Kategori ikan air tawar unggulan. Ikan ini, disam-ping dagingnya gurih dan me-ngandung banyak lemak juga tidak banyak durinya. Ikan jenis ini tersebar di beberapa Kecamatan, antara lain, Kecamatan Bawang, luas kolam 50,96 Ha dan kapasitas produksi 65,70 ton, Kecamatan Rakit, luas kolam 37,56 Ha, kapasitas produksi 29,00 ton dan Kecamatan Purwanegara, luas kolam 55,56 Ha dengan kapasitas produksi 26,80 ton.
Ikan yang tidak kalah enak, adalah ikan Nila. Karena pertumbuhan ikan ini sangat baik, Bupati menetapkan Banjarnegara sebagai sentra nila (Oreochromis niloticu, atau Nile Tilapia). Sentra budidaya ikan ini terdapat di Kecamatan Purwanegara dengan luas kolam 55,56 Ha dan kapasitas produksi 132,90 ton, Kecamatan Bawang, luas kolam 50,96, kapasitas produksi 108,50 ton, Kecamatan Mandiraja, luas ko-lam 15,65 Ha, kapasitas produksi 81,10 ton dan Kecamatan Rakit, luas kolam 37,56 Ha, kapasitas produksi 77,10 ton. Dinas Pertanian Pemkab Banjarnegara menyatakan bahwa disamping ikan Gurame, lele, patin dan nila, udang galah mina padi (UGADI) juga merupakan unggulan lain yang mampu mendongkrak taraf hidup petani ikan Banjarnegara.
Perlu diketahui daerah Gilar-Gilar ini memiliki Balai Benih Ikan yang representativ sehingga mampu menghasilkan bibit unggul. Saat Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo melakukan panen perdana udang galah mina padi (Ugadi) di lahan kelompok tani Mina Sari Widodo di Desa Blambangan Kecamatan Bawang, sungguh menggembirakan. Panen perdana tersebut juga dihadiri oleh Direktur Budi Daya Perikanan Produksi Departemen Perikanan RI Moh. Abduh Nurhidayat.
Progam Ugadi
Budidaya ugadi sendiri mulai digenjot sejak tahun 2012 karena dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani. Setiap panen dapat dihasilkan sebanyak 100 kilogram udang galah dari 1.000 meter persegi areal persawahan. Sedang padi yang dihasilkan mencapai sekitar 800 kilogram dari 1.000 meter persegi. Banjarnegara merupakan salah satu daerah yang mendapat demplot Ugadi.
Abduh berharap budi daya mina padi terus digalakkan disini, apalagi penebaran udang galah di persawahan tidak mengganggu produktivitas padi. Pola tumpang sari ini justru mampu meningkatkan produksi dan memberikan nilai tambah bagi petani. Dari catatan perdana di Banjarnegara, panen ugadi hasilnya cukup bagus, dari sisi penimbangan juga baik.
Bahkan Engking Sodikin, distributor udang yang saat itu ikut menyaksikan panen perdana Ugadi, menyatakan kesiapannya menjalin kemitraan dengan kelompok tani untuk pemasaran udang galah. Engking siap mene-rima berapapun hasil udang dari petani Banjarnegara. Disamping itu pihaknya juga siap menyuplai bibit udang kepada petani.
Saat berbincang-bincang de-ngan LIFESTYLE, Kepala Bidang Perikanan Dintankannak Banjarnegara Totok Setya Winarna, SPi menambahkan, Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah agraris yang memiliki potensi pertanian dan perikanan potensial. Bahkan Banjarnegara dite-tapkan sebagai daerah sentra ikan berstandar nasional dan menjadi percontohan daerah lain di Indonesia.
Satu lagi peluang potensial adalah hasil olahan ikan Kelompok Pengolah dan Pemasaran (Poklasar) ikan Banjarnegara ternyata banyak diminati konsumen. Bahkan LIFESTYLE pada Januari lalu datang ke Banjarne-gara dalam rangka Project Promotion of Frocessing and Marketing of Preshwater Fish Product sekaligus menyiapkan sampel produk unggulan beneficieries pada pada pameran World Seafood Expo, Bangkok 22-25 Mei 2013 mendatang.
Hasil olahan Poklasar Banjarnegara yang sudah lolos seleksi adalah krispi lele, abon lele, keripik mujahir, dawet lele, kripik kulit dan sirip lele. “Ini adalah peluang yang harus kita tangkap, karena dengan diolah menjadi beberapa prodak akan meningkatkan produksi ikan Banjarnegara dan nilai tambah bagi petani, pe-rajin olahan bahan ikan. Kita optimis poklasar Banjarnegara bisa go internasional,” imbuh Totok. Muchlas Hamidi
Recent Comments