Internet Tantangan Terberat Perpustakaan

“Buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku, kita bisa tahu tentang banyak hal. Meski tingkat pendidikan seseorang rendah, tapi kalau rajin membaca bisa menjadi tokoh penting. Sebut saja kisah hidup Andrie Wongso dari Malang Jawa Timur. Sebagai seorang motivator kelas dunia, dia telah melanglang buana ke berbagai negara. Juga berhasil menerbitkan beberapa buku motivasi dengan best seller. Padahal dia tidak lulus sekolah dasar.” Demikian dikatakan Sari Puspita Andriani Sulistyowati, SH Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Itu sebabnya dia menghimbau seluruh masyarakat Jawa Tengah agar gemar memanfaatkan perpustakaan yang ada di sekolah, desa, instansi atau perpustakaan umum di kota tempat tinggalnya.
Badan Arsip dan Perpustakaan (Bapus) Jateng sendiri sudah berusaha mendekatkan diri kepada masyarakat hingga tingkat pedesaan. Bahkan telah menjangkau lokalisasi wanita pekerja seks komersial (PSK) dan Lembaga Pemasyarakatan (LP).
“Bapak Gubernur Jateng H. Bibit Waluyo memiliki komitmen kuat untuk membangun masyarakat pedesaan. Salah satunya dengan mendorong perpustakaan desa. Hanya saja karena keterbatasan anggaran, melalui APBN/APBD tahun 2012, baru sekitar 500 desa dari 8.500an desa di Jateng yang mendapat bantuan,” terang alumni Fak Hukum Undip Semarang ini.
Tentu buku-buku yang diberikan ke masing-masing perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan warga setempat. Misalnya perpustakaan desa, buku-buku yang dikirim terkait cara meningkatkan kualitas produksi kerajinan atau hasil petanian dan buku keagamaan. Sebagai contoh, cara beternak itik agar bisa rutin bertelur sekaligus cara membuat telor asin.
Cetakan bukunya juga dibuat sederhana dan tidak terlalu tebal. Karena orang desa umumnya lebih suka buku yang hanya beberapa halaman, tetapi praktis dengan sasaran yang jelas.
Untuk para PSK, buku  yang disediakan terkait informasi cara melindungi diri dari berbagai penyakit menular, buku agama dan tuntunan bisnis praktis. Syukur setelah membaca buku-buku di perpustakaan, dia bisa meninggalkan lokalisasi dan memulai usaha yang lebih layak.
Sama halnya dengan warga binaan di LP. Mereka pun membutuhkan bacaan yang bisa menguatkan hati menjalani hari-hari hidupnya dalam penjara. Dan yang terpenting, bila kelak keluar dari LP, dia bisa berkontribusi positif di masyarakat.
“Kami bersyukur karena jumlah APBD yang disediakan untuk perpustakaan dan arsip melalui Badan Arpus dari tahun ke tahun terus meningkat. Meski peningkatannya tidak langsung melonjak miliaran. Dengan meningkatnya anggaran merupakan bukti komitmen semua pihak mendukung perluasan perpustakaan dan pengelolaan arsip,” katanya.

SOKONGAN SWASTA
Selain APBN/APBD, Barpus Jateng juga mendapat sokongan dari masyarakat dan swasta. Seperti dari Rotary Club menghibahkan mobil keliling, perusahaan IBM membantu sarana-prasarana komputer, PT Coca-Cola memberikan bantuan berupa sarpras ruang baca anak “Rumah Belajar Modern” serta bantuan buku dari beberapa penerbit.
Dalam waktu dekat Rotary Club kembali akan memberikan 1 unit sepeda motor Fukuda. Kemudian pada tanggal 13 Desember lalu, telah menerima 1 unit mobil keliling bantuan Perpusnas. Dan pada APBD 2013, Barpusda Jateng diperkenankan membeli 1 unit mobil Perpustakaan Keliling.
Mobil perpustakaan keliling memang sangat vital, selain berkeliling ke desa-desa yang belum memiliki perpustakaan, juga melayani LP dan lokalisasi PSK yang tersebar di beberapa daerah.
KEKURANGAN SDM
Andriani meminta seluruh sumber daya manusia (SDM) di jajarannya menyadari bahwa arsip dan pustaka-pustaka kuno bukan sekedar benda mati tapi ‘benda hidup’. Karena terbukti mampu memberi begitu banyak pelajaran berharga bagi generasi ke generasi. Maka merawat arsip pun membutuhkan keahlian dan kesabaran tersendiri layaknya merawat balita atau manula.
“Bayangkan, pustakawan Jawa Tengah masih mampu merawat kitab berusia 117 tahun berjudul : Toehpah, een javaanch handbook reeh door T. Roerda, derde, verbeterda uitgaaf, leiden, e j briil. Buku tersebut menggunakan pengantar berbahasa Belanda. Namun isinya tulisan bahasa Jawa kuno. Buku terbitan tahun 1895 itu sekarang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,” kata mantan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Propinsi Jawa Tengah yang saat diwawancarai LIFESTYLE di ruang kerjanya didampingi Kabid Yanmas Drs. Agus Riyanto dan  Kasubid Layanan Arsip dan Perpustakaan Dra. Retno Puspitusari.
Sayangnya hingga saat ini  Barpus Prov Jateng baru memiliki 29 pustakawan. Jumlah ini sangat kurang untuk memfasilitasi perpustakaan di 35 kabupaten/kota. Apalagi sesuai Surat Edaran (SE) Sekda Jateng telah mewajibkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Rumah Sakit memiliki Pojok Baca.
Solusi pertama yang dilakukan Barpus Prov Jateng adalah melakukan pembinaan teknis (Bintek) kepustakaan ke berbagai daerah. Cara kedua,  mengajak/mendorong PNS untuk menjadi pejabat fungsional pustakawan, melalui pendidikan Calon Pustakawan Tingkat Ahli (CPTA).
“Mengelola Arsip juga sama. Ada anggapan sebagian orang, arsip sekedar menyimpan pertanggal surat. Begitu lemahnya pemahaman tentang arti pentingnya merawat arsip sehingga kadang-kadang ada yang menaruhnya bersamaan dengan tempat/rak penyimpanan gelas dan piring. Maka sekarang kami door to door mengunjungi SKPD untuk memberikan bintek kearsipan dan kepustakaan,” kata isteri dari Bambang Basuki ini.
Terkait kekurangan SDM sebenarnya sudah sering diusulkan saat ada penerimaan pegawai baru. Hanya saja barangkali masih ada bidang yang dianggap lebih mendesak seperti tenaga guru dan tenaga kesehatan.
“Ketika kami mengadakan road show ke 35 kabupaten/kota bulan lalu, betapa terlihat antusiasme masyarakat. Kalau tidak diimbangi SDM yang memadai, animo masyarakat yang demikian tinggi menjadi tak berarti. Semoga saja ke depan, PNS bidang kepustakaan bisa ditingkatkan karena perannya tidak kecil dalam mencerdaskan bangsa,” kata ibu dari Mega Puspita Wardhani, SE dan Bayu Kusuma Wardhana.
OFFICE THEATRE MINI
Jawa Tengah merupakan  tempat kelahiran tokoh-tokoh nasional. Sebut saja RA Kartini, Jenderal Besar Sudirman, Pangeran Diponegoro. Di daerah berpenduduk 39 juta ini juga terdapat bangunan Cagar Budaya yang menjadi pusat kajian dunia yakni Candi Borobudur, dll.
Semua tokoh tersebut terdokumentasi dengan baik hingga sekarang.  Bahkan Barpus Prov Jateng memiliki office theatre  mini berkapasitas 50 orang. Di studio ini bisa diputar film sejarah Pangeran Diponegoro dan sejarah, a.l; berdirinya Candi Borobudur.
Tentu tidak gratis. “Ada biayanya meski hanya Rp 200.000 sekali putar dengan durasi 45 menit,” terang Kepala Bidang Yanmas Drs. Agus Riyanto menambahkan. Masih menurut Agus, sumber pendapatan instansi ini tidak hanya office theatre mini di Gedung Badan Arpus Jl. Dr. Setiabudi 201C Semarang. Tapi juga jasa penyimpanan arsip atau dokumen keluarga atau perusahaan, member card atau kartu berlangganan serta penyewaan gedung dan lahan parkir di Jl. Sriwijaya Semarang.
INTERNET TANTANGAN TERBERAT
Ditanya kesiapan jajarannya menghadapi internet yang kian merakyat, Andriani mengakui internet (e-library) merupakan tantangan terberat bagi pengelola perpustakaan.
“Ketika diadakan Rakor di Jakarta belum lama ini, semua peserta mengakui bahwa internet menjadi tantangan terberat Perpustakaan. Untuk mencari informasi yang dibutuhkan, masyarakat terutama mahasiswa tidak lagi lari ke perpustakaan tetapi ke internet. Apalagi lewat handphone pun sudah bisa mengakses internet,” akunya.
Meski demikian, Barpus Prov Jateng tetap semangat dalam melengkapi pustaka dan meningkatkan kualitas SDM yang ada. Sehingga di tingkat nasional Barpus Prov Jateng masih menduduki terbaik kedua setelah Jawa Timur. Salah satu kriteria penilaiannya adalah jumlah pengunjung atau member.
“Artinya, masyarakat Jateng masih banyak yang meminati perpustakaan dalam mencari informasi. Apalagi buku-buku di Perpustakaan Jateng juga termasuk banyak,” kata wanita yang dilantik menjadi Kepala Badan Arpus Prov Jateng Tanggal 3 Mei 2012. Robinson Simarmata

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: