Menurut Achmad Chairul Ganie Pimpinan Wilayah BRI Semarang, “Dari 14,9 trilyun kredit yang tersalurkan selama tahun 2012 kemarin, 90% merupakan kredit mikro untuk UMKM, sedangkan sisanya merupakan kredit ritel, konsumtif dan lainnya.” Sebagai pelopor kredit mikro, BRI selalu berupaya melakukan pendekatan-pendekatan khusus kepada para nasabahnya. Hal itu tidaklah sulit karena BRI merupakan bank senior di Indonesia. Bank yang dikenal dengan program Tabanas di masa lalu itu, kini berhasil meraih predikat sebagai salah satu bank terbaik nasional versi majalah Info Bank. Berikut wawancara LIFESTYLE dengan Pimpinan Wilayah BRI Semarang yang didampingi oleh Wakil Pimpinan Wilayah Operasional, Surja dan Wahjudi Tjahjono, Kepala Bagian Ritel.
Apa yang menarik di kredit mikro ini?
Kredit mikro merupakan hal yang menarik bagi BRI karena pada perdagangan inilah real pasar tercatat 38 % pasar belum tergarap. Sebagai pelopor di kredit mikro, kami tertantang untuk mengarap secara intensif pasar tersebut.
Bagaimana cara BRI mendekati nasabah mikro dan mendapatkan nasabah yang baik?
Sebetulnya sejak dulu kami selalu dekat dengan nasabah mikro. Kami tidak ingin hanya menjadi seorang teman melainkan menjadi sahabat yang baik. Pendekatan sosial budaya juga kita terapkan. Sebagai pelopor, tentu kita ingat dulu ada Kredit Investasi Kecil, Kredit Candak Kulak dan lain sebagainya. Dari situlah kedekatan “Pak Mantri” atau marketing kredit sekaligus supervisi BRI di masanya telah terbina. Tinggal meneruskan saja dan memperbaiki sistem yang sudah ada, disesuaikan dengan jaman sekarang.
Pola yang kami terapkan untuk mendapatkan nasabah yang baik adalah pola berjenjang. Kami ibaratkan seperti jika kita menempuh pendidikan dari TK (Taman Kanak-kanak) melanjutkan ke SD (Sekolah Dasar) terus SMP dan seterusnya. Artinya kita awali dengan kredit yang kita kenal dengan K1 misalnya. Kredit K1 diperuntukkan bagi nasabah pemula, dimana kredit ini melayani para pedagang di pasar yang berkebutuhan modal antara 1 hingga 5 juta, tanpa jaminan. Dari permohonan hingga kredit disetujui sangatlah mudah. Cukup di kantor unit setempat. Setelah melampaui jenjang yang paling rendah, kita tingkatkan lagi nasabah ke jenjang selanjutnya yaitu kredit modal kerja antara 5 sampai 100 juta. Jenjang nasabah di level ini, BRI mensyaratkan adanya jaminan yang berupa sertifikat tanah dari nasabah selain syarat-syarat umum lainya. Sebetulnya jaminan tersebut merupakan jaminan moral saja, karena terkadang kredit yang kita berikan lebih tinggi dari jaminan, jika nasabahnya mempunyai track record kredit yang baik. Masuk ke jenjang selanjutnya, nasabahpun tidak akan sulit lagi mengurus pengajuan kreditnya. Namun karena kredit yang diberikan mencapai angka 2 milyar, pemutus kredit dilakukan oleh komite yang berada di tingkat kanwil meskipun pengajuan tetap melewati kepala cabang. Dengan mengawali hal seperti itu kami yakin akan mendapatkan nasabah yang baik dan berkualitas.
Bagaimana dengan kesiapannya karena Jawa Tengah ini kan luas?
Selain melakukan persiapan SDM, kami juga telah menyiapkan sarana prasarana yang ada. Dari jaringan BRI Kanwil Semarang sendiri mempunyai 22 kantor cabang yang tersebar di Pantura mulai Bumiayu, Brebes sampai Rembang, Cepu dan Salatiga. Untuk cabang pembantu mempunyai 29 kantor. Mempunyai 401 kantor unit yang tersebar di kota kecamatan dan 159 teras di pasar-pasar tradisional sampai Desember 2012. Untuk mengakses daerah-daerah yang terpencil, kami juga menyiapkan 21 mobile teras yang siap melayani nasabah dimanapun berada. Di tahun 2013 kami juga menambah 4 kantor cabang di Pemalang dan Semarang 2 kantor unit dan 15 teras di pasar-pasar.
Apa obsesi Bapak sebagai pucuk pimpinan di Kanwil BRI Semarang?
Banyaknya potensi UMKM yang ada di Jateng ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya, masih banyak potensi yang belum tersentuh oleh Bank. Demak misalnya, mempunyai potensi pengembangan buah belimbing, lurik Troso dari Jepara, penggemukan sapi di Kab. Semarang dan banyak lagi. Semuanya berasal dari UMKM. Dari 18 kanwil BRI secara nasional, Kanwil Malang merupakan yang paling tertinggi pembiayaan untuk UMKM dan Kanwil Semarang menduduki urutan kedua secara nasional. Kanwil Malang mempunyai 600 lebih kantor unit yang tentu saja di atas Kanwil Jateng. Tapi saya pernah memimpin Malang dan dengan binaan 537 ribu nasabah mikro serta mengoptimalkan potensi daerah yang ada, saya optimis untuk menjadikan Jateng ini sebagai gerbang UMKM di Indonesia. B.yu
Recent Comments