Politisi & Pengusaha Muda

Energik dan tampil smart. Itulah kesan pertama bila bertemu dengan Martin Manurung, SE, MA. Pengusaha sekaligus politisi muda peraih gelar SE dari UI.  Sementara gelar MA ia peroleh dari School of Development Studies, University of East Anglia, Norwich, Inggris, tahun 2007 atas beasiswa Chevening dari pemerintah Inggris.
Sepulangnya ke tanah air, ia  menjadi dosen di Jakarta sekaligus aktif pada organisasi kepemudaan. Tak lupa, ia mendirikan PT. Sekurindo Gada Patria. Hingga sekarang ia menjabat Direktur Utama pada perusahaan yang bergerak dalam penyediaan tenaga security serta konsultasi bisnis berbagai perusahaan nasional maupun internasional tersebut.  Sekarang pria berdarah Batak kelahiran Jakarta 31 Mei 1978 itu jadi Ketua Bidang Olahraga, Pemuda dan Mahasiswa, Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Ditanya alasan masuk dunia politik yang penuh intrik, ayah seorang anak ini mengaku sadar bahwa masyarakat sudah apatis terhadap politik. Politik dianggap najis, sangat kotor. Padahal sesuai konstitusi, Indonesia menganut paham trias politica dimana legislatif merupakan bagian dari pembuat kebijakan publik. “Semakin kita menjauh dari panggung politik, semakin kotor lah panggung itu karena akan dikuasai orang-orang yang sudah terbukti tidak bersih. Kalau ingin membersihkan, ya harus masuk ke dalam panggung dan melakukan gerakan perubahan. Saya yakin, panggung masih bisa dibersihkan,” katanya.
Martin mengaku gregetan, sebab sejak kemerdekaan sampai sekarang arah pembangunan negara kita makin jauh dari cita-cita ideal bapak-bapak pendiri bangsa. Di bidang ekonomi, misalnya, dengan sangat jelas bisa terbaca pada sila-sila Pancasila dan UUD 45 bahwa sistem perekonomian harus dibangun berazas kekeluargaan. Azas kekeluargaan bukan berarti nepotisme. Tetapi kohesivitas antar warga negara, dimana setiap individu memiliki hubungan, ketertarikan dan keterikatan satu sama lain. Bukan membangun individu yang kaya, tetapi menciptakan kelompok masyarakat yang makin sejahtera,” kata caleg DPR RI dari Dapil Sumut 2. Rosi