5 Oktober

Inilah momen bersejarah bagi Tentara  Nasional Indonesia. Hingga kini telah 68 tahun garda bangsa ini mengabdi dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kurun tersebut banyak kisah heroik yang ditorehkan. Meletusnya reformasi tahun 1998, citra TNI terpuruk akibat pelanggaran HAM. Kepercayaan masyarakat kian berkurang. Bahkan negara-negara barat menghukum Indonesia dengan embargo senjata. Akibatnya TNI bagai macan ombong. Sehingga negara lain berani mengobok-obok kedaulatan kita. Kasus Ambalat dan peristiwa Bawean adalah contohnya. Kini TNI mulai menunjukkan taringnya kembali. Berbagai mesin perang mulai berdatangan. Kualitas Sumber Daya Manusia juga dipermak. Langkah-langkah pembenahan dilakukan secara bertahan dan terukur sesuai program minimum essential force (MEF).
Di matra udara, TNI Angkatan Udara kian kuat dengan kedatangan pesawat Sukhoi, Super Tucano, T 50 Golden Eagle,  dan hibah 24 F 16 dari Amerika. Pengawal angkasa juga bakal dilengkapi rudal pertahanan udara jarak jauh plus radar canggih sebagai mata dan telinga. Angkatan laut tak mau kalah. Kekuatan penjaga kedaulatan lautan ini merupakan yang terbesar di kawasan asia tenggara. Armada TNI AL terdiri dari beragam kapal permukaan berbagai jenis dengan teknologi paling mutahir. Jajaran kapal selam U 209 buatan Jerman semakin memperkuat unsur penggentar. Belum lagi penambahan jumlah pasukan marinir dan alutsistanya. Power matra darat pun kian garang. TNI AD kedatangan alutsista anyar, yakni tank Leopard dan Marder, peluncur rudal (MLRS) Astros II, serta panser canon Tarantula buatan PT Pindad. Sedangkan Helikopter Apache tinggal menunggu detik-detik kehadirannya. Dengan deretan persenjataan canggih TNI tampak gagah dan jaguh. Tak cuma dalam parade semata, tapi juga di medan tempur. Buktinya TNI bersama rakyat mampu mengusir penjajah dari bumi Nusantara.   Bravo TNI