Kunci Keberhasilan Tugas Polri Dialog dan Silaturahmi

Pelindung, pelayan dan pengayom masyarakat jangan hanya sebagai slogan dan tulisan saja. Harus benar-benar dilaksanakan dan dibuktikan. Agar maksimal dalam memberikan pela-yanan, personil Polri harus bisa menempatkan diri sejajar dengan masyarakat dan menggiatkan dialog dan silaturahmi de-ngan seluruh komponen masyarakat guna mewujudkan integritas dan kemitraan dalam ciptakan kemitraan yang mantap.
Hal itu yang menjadi visi AKBP Nazirwan Adji Wibowo, S.IK, M.Si selaku Kapolres Kara-nganyar tahun 2012. Dengan begitu masyarakat bakal merasa aman dan nyaman dalam menjalankan kesehariannya. Sebagai anggota Polri harus bekerja secara profesional. Harus menjadi teladan yang terbaik dalam masyarakat. Bekerja dengan ikhlas.
Kapolres Karanganyar, meminta anggotanya dalam menjalankan tugas hendaknya selalu dilandasi  rasa ikhlas. “Jika hal itu kita laksanakan dengan rasa ikhlas, tugas kita akan terasa ringan dan selesai dengan baik. Masyarakat yang datang ke polisi itu kan orang yang punya masalah, jadi jangan ditambah masalah,” pesan Adji kepada personilnya.
Kapolres meminta seluruh personil Polres Karanganyar bisa menjalin kerja sama yang baik dengan masyarakat. “Dalam bekerja, anggota harus ikhlas dan merasa bangga sebegai anggota Polri,” kata alumni Akpol 1994.
Selain itu polisi harus bisa memberikan contoh yang baik. Dia meminta kepada seluruh anggota Polri agar jangan sekali-kali menyakiti hati masyarakat. “Tetapi bukan berarti jika ada masyarakat yang melakukan tindak kejahatan tidak diproses secara hukum. Hanya saja perlakukan para tersangka dengan baik,” jelasnya.
Lebih lanjut mantan Kabagbinkar Biro SDM Polda Metro Jaya itu mengatakan, selain keikhlasan, anggota Polri juga harus bekerja secara profesional. Artinya bekerja sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ada. “Untuk menuju polisi yang profesional, kita harus selalu belajar dan belajar. Kita juga harus selalu waspada dalam menjalankan tugas,” tambah Kapolres.
Kapolres menjelaskan, tugas yang dilaksanakan Polri untuk mengamankan ketertiban dan keamanan sangat memerlukan dukungan masyarakat sebagai mitra yang baik. “Tanpa dukungan dan kerjasama masyarakat, polisi tidak bisa berhasil dalam mengungkap sejumlah kasus tindak kejahatan di Karanganyar,” ka-tanya.
“Kami memiliki program “Metu Njobo Tambah Bolo“ (pergi keluar menambah sahabat Red). Anggota polisi itu harus menambah jaringan, hingga masyarakat bisa kenal sekalipun tidak sedang berpakaian dinas,” tambah Adji.
Menurut pria kelahiran Semarang, 9 Nopember 1972 ini, Polres Karanganyar memiliki motto hati nurani. “Kita juga telah membuat prasasti Polisi berhati nurani. Tujuannya agar setiap menjalankan tugas harus dilandasi dan berangkat dari hati nurani. Mustahil jika polisi tidak berdasarkan hati yang akan memberikan pelayanan secara maksimal,” ungkapnya.
Mantan Kasubbag Mutjabpama Bag. Mutjab Robinkar SDE SDM Polri ini mengimbau kepada seluruh anggota Polres Karanganyar untuk meningkatkan pelayanan prima, pe-ngayoman dan perlindungan kepada masyarakat, serta mengutamakan kemitraan polisi dengan masyarakat.
Ada pengalaman menarik terlontar dari Kapolres. Suatu ketika datang seorang perempuan, Ny. Sutarmin, warga Gayamdompo, Kecamatan Karanganyar Kota. Dia nekat mendatangi Mapolres Karanganyar saat upacara serah terima jabatan (Sertijab). Bukan untuk melaporkan sesuatu, ternyata ia ingin mengucapkan terima kasih kepada jajaran Polres Karanganyar karena telah menolong ia dan kedua anaknya dalam musibah kebakaran.
Didampingi oleh Kapolres usai upacara Sertijab, Ny Sutarmin menyampaikan langsung maksud kedatangannya ke Mapolres. Di hadapan seluruh anggota kepolisian yang mengikuti upacara itu, ia mengucapkan terima kasih pada aparat Polres Karanganyar.
Adji mengatakan, tidak menyangka akan didatangi oleh seorang warga untuk sekadar berterima kasih. Awalnya Ny. Sutarmin datang ke tempatnya pada malam hari. Kedatangan Ny. Sutarmin hanya ingin berterima kasih karena tiga anggota Satuan Sabhara Polres Karanganyar telah membantunya memadamkan api yang melalap rumahnya.
“Ibu Sutarmin, saat itu tengah terlelap. Ternyata lupa mematikan kompor di rumahnya. Secara tak sengaja ada anggota kami sedang patroli dari Karangpandan dan melihat kebakaran, dan langsung melakukan tindakan. Sementara tetangganya tidak ada yang terbangun,” ujar Adji.
Menurut Adji, yang dilakukan anggotanya tersebut menandakan adanya pemahaman nilai-nilai seorang aparat keamanan yang berhati nurani. “Ternyata yang dilakukan anggota kami pun mendapat apresiasi dari warga,” ungkap perwira yang mengawali karir sebagai reserse di Polres Tuban. Ketiga anggota Satuan Sabhara tersebut pun diberikan penghargaan oleh Kapolres atas respon cepat yang mereka lakukan.
Kapolres mengatakan polisi harus meningkatkan pelayanan yang prima kepada masyarakat demi terciptanya keamanan dan ketertiban yang kondusif. “Kami menyadari bahwa pelayanan polisi di Karanganyar masih belum optimal,” katanya. Maka perlu pembenahan di tubuh Polri untuk melayani masyarakat agar pela-yanan prima semakin baik.
Karena itu Polri butuh kritik dari masyarakat untuk memperbaiki kinerjanya selama ini. “Kami undang elemen masyarakat yang mau bicara dan memberikan masukan kepada Polri saat itu, dan semua Kapolsek dan perwira kita minta langsung menanggapi. Se-bagai contoh ada keluhan soal pertunjukan campursari yang selalu disertai miras. Kita minta Kapolsek boleh memberikan izin kalau ada tanggungjawab penye-lenggara bahwa tidak akan ada miras,” tegasnya.
Karenanya, lanjut Kapolres, untuk memperbaiki kinerja anggota Polri, pihaknya juga menerapkan moto ‘Polisi Berhati Nurani.’ Agar moto itu bisa terlaksana maka perlu dibentengi dengan keimanan. Makanya dalam sepekan pasti diadakan pengajian bagi anggota Polres Karanganyar.
Kapolres juga menyadari betapa pentingnya menjalin kerjasama dengan media, untuk menjembatani tugas Polri memberikan informasi ke masyarakat. Bahkan, diakuinya, polisi seringkali kalah cepat dengan wartawan dalam mendapatkan informasi.
Kapolres juga mengajak jajarannya kembali membangun kepercayaan masyarakat terhadap polisi. Karena sejumlah permasalahan keamanan yang terjadi di sejumlah wilayah antara lain disebabkan mulai lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap polisi. Oleh sebab itu, salah satu upaya untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada polisi.
“Caranya antara lain lebih mendekatkan diri dan meningkatkan pelayanan ke masyarakat. Kemudian, polisi juga harus mampu menjadi pengayom dan pelindung masyarakat,” ujar Kapolres.
Maka dia menginstruksikan jajarannya kembali mengaktifkan Babinkamtibmas (bintara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat) dan polisi masyarakat (polmas). “Setiap anggota Polri harus mampu menjadi babinkamtibmas dan polmas agar lebih dekat dengan masyarakat,” paparnya.
Degradasi Moral
Maraknya berbagai tindak kekerasan yang disebabkan penurunan moral bangsa Indonesia. Mantan Wakapolres Pelalawan Polda Riau mengatakan, degradasi atau kemerosotan moral tentu saja luas tak terbatas. Kemerosotan moral memicu timbulnya sejumlah kasus kejahatan atau tindak pidana. Untuk menyikapi ber-bagai tindak kekerasan yang disebabkan penurunan moral bangsa Indonesia. Suami dari Nur Efrida prihatin atas aksi kekerasan yang terjadi terutama di wilayah Kara-nganyar. Tak hanya itu, kasus asusila juga semakin marak terjadi di beberapa daerah. Oleh karena itu, segenap ulama serta jajaran Muspida Karanganyar sepakat menandatangani ”Deklarasi Anti Kekerasan dan Terorisme.”
“Deklarasi yang dihadiri seluruh pimpinan umat beragama di Karanganyar tersebut menyepa-kati bahwa seluruh elemen masyarakat menolak setiap tindakan kekerasan dan terorisme, baik di Karanganyar, maupun di seluruh wilayah Indonesia,” tandas Kapolres.
Dikatakannya, dengan dekla-rasi ini seluruh elemen masyarakat dan umat beragama berupaya menghilangkan perbedaan. Kemudian bersatu untuk menciptakan kedamaian dan tidak ada kekerasan yang dilakukan oleh pihak manapun. Baik oleh aparat dan masyarakat. Sehingga tidak terjadi gesekan yang dapat me-nimbulkan instabilitas keamanan.
“Kami sepakat tidak ada kekerasan dan terorisme setelah ini, Islam itu tidak pernah mengajarkan kekerasan. Kekerasan dan terorisme, siapapun pelakunya, sangat dibenci oleh Islam.Untuk itu, dengan ada-nya kesepakatan anti kekerasan dan terorisme ini merupakan langkah awal, untuk menciptakan ketentraman di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.
Kapolres mengatakan bahwa tanggung jawab keamanan menjadi tanggung jawab bersama. Deklarasi ini adalah wujud kebersamaan dari rakyat Karanganyar untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak manapun.
Sebagai Kapolres Karanganyar, Adji berharap dengan adanya ke-sepakatan anti kekerasan dan terorisme, tidak ada lagi pihak-pihak yang mencoba mengganggu stabilitas keamanan di wilayah Karanganyar.
Dengan penandatanganan dekla-rasi ini, berarti semua pihak sepakat untuk hidup damai dan diharapkan para generasi muda dapat membangun karakter secara kuat untuk mengantisipasi degradasi moral. “Jadi, siapapun yang melakukan tindak kekerasan dan terorisme setelah penandatangan deklarasi ini akan mendapat perlawanan dari seluruh masyarakat,” pungkasnya.        Ely

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: